bab ke 17: ku petik gitar untuk sang luka ─⸙‌ 📜.

44 18 12
                                    

HAI HAI HAI!!!

SELAMAT DATANG DI

CHAPTER TERBARU

JANGAN HANYA DI VOTE

TAPI DI BACA JUGA

Komentar dan like dari
Kalian sangat berarti ✨

______❝_____

Rasanya sunyi Bak berada
antar ruang tak bertitik cela
Suara mu, tawa mu, canda mu
Tak lagi ku dengar

Rasanya semua itu sirna
dalam Jentik kan jari
Andaikan engkau masih
Di sini bersama ku sebagai seseorang
Yang mencintai ku dan ku cintai.
_________❞_________

Saat itu langit masih berwarna violet areksa telah mendapatkan sebuah pekerjaan baru yaitu menjadi seorang barista di sebuah cafe klasik di jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu langit masih berwarna violet areksa telah mendapatkan sebuah pekerjaan baru yaitu menjadi seorang barista di sebuah cafe klasik di jakarta. Areksa melepaskan apron nya dan meletakkan nya di counter. Hari ini ada pekerjaan double yang membuat nya begitu sibuk. Selain menjadi barista ia juga harus mengisi panggung live music. Kali ini ada suasana yang berbeda tak seperti hari-hari  biasanya karna ketika hendak naik ke atas panggung live music sekumpulan anak SMA yang merupakan inti venom datang ke tempat tersebut bukan hanya mereka namun karla dan alaska juga ikut  dalam perkumpulan kali ini. Para inti venom menyapa areksa sedang kan areksa hanya membalas dengan senyum sambil melihat karla yang memegang tangan alaska. Tak ingin ambil pusing kali ini areksa mulai naik ke atas panggung. Ia mulai
mengeluarkan gitar milik nya ia mulai mengetes senar gitarnya secara perlahan.

Begitu senar gitarnya mulai terdengar secara teratur, areksa memetik senar gitarnya secara perlahan-lahan. Sebuah instrumen minor mulai terdengar dengan ditemani hangat nya matahari ketika mulai berubah warna seperti ingin membakar kota. Violet telah berubah menjadi merah rasa hangat itu membawa setiap pengujung pergi ke masa lalu, setiap orang menutup matanya membayangkan betapa indah dan pahitnya masa lalu, nada minor itu berhasil membawa semua terjerumus kembali ke dalam kenangan masa lalu.

Begitu pun pada sang memetik nada minor itu, ia terlihat mulai terhanyut ke dalam kenangan masa lalu.

Di sebuah sore yang teram, dimana matahari sudah mulai terbenam ia bergerak secara dramatis, areksa memandangi ke arah langit-langit dimana sinar jingga mulai muncul di sana.Tempat di tepi kota ia terbelenggu memandang senja sambil mengingat sosok yang di cintai namun tak mengcinta, dan sosok luka dan keegoisan yang ada padanya. Tiba-tiba saja seorang pria paru baya datang dan duduk di samping nya, wanita tua itu menghela nafas dalam-dalam dengan mengeluarkan beberapa kata.

"Hidup memang begitu kejam. "
Kata pria paru baya itu.

"Sampai-sampai dia merengut semuanya dari saya. "
Balas areksa.

"Hahaha tertawa lah untuk hidup yang selalu tak adil untuk kita. "
Kembali ucap areksa.

"Benar, hidup memang tak pernah adil jika kau mencari keadilan di dunia ini percaya lah itu sama saja seperti mencari jarum dalam jerami. "
Balas kata pria paru baya itu pada kata areksa.

"Nek apa kau pernah jatuh cinta?. "
Tanya areksa pada sosok wanita paru baya di samping.

"Aku pernah jatuh cinta namun yang ku dapat hanya jatuh, sedangkan cinta telah hanyut bersama jiwa nya. "
Balas gumam pria paru baya itu.

"Apa kau masih bisa berdiri ketika cinta mu hanyut bersama jiwa itu?. "
Tanya areksa.

"Jika aku tak berdiri karna tak ada ia disini maka aku adalah seorang pecundang, karna cinta itu memang hanyut bersama jiwa itu namun kenangan nya akan terus hidup seperti sebuah keabadian di benakku. "
Ucap pria paru baya itu.

"Apa cinta harus memiliki?. "

"Pertanyaan bodoh apa itu?, cinta bukan hanya perihal ada memegang tangan itu, tetapi terkadang cinta ada dalam hati abadi dan membiarkan ia bahagia tanpa mu. "
Ucap pria paru baya itu yang membuat areksa mulai terdiam seribu bahasa,  perkataan pria itu mampu mengubah cara berpikir areksa tentang cinta.

"Terima kasih untuk kata yang penuh makna itu. "
Gumam areksa sebelum ia pergi dari tempat tersebut.

Kembali ke waktu detik ini areksa mulai membuka matanya perlahan demi perlahan ketika nada minor ini mulai habis terpetik, dirinya terlihat tercengang dengan semua sorot mata sayup melihat nya. Tiba-tiba saja riyanka berdiri dan memberikan tepuk tangan dan siulan pada areksa yang diikuti oleh seluruh pengujung. Areksa tersenyum mengucapkan terimakasih dan ketika ia mulai mengemasi gitarnya para pengunjung mulai bersorak pada nya untuk menyanyikan mereka satu lagu.

"Satu lagu dong mas saya pengen denger suaranya. "
Ucap salah seorang pengujung. yang diiringi oleh sorak permintaan pengujung lainnya. Mau tak mau areksa harus menyanyikan satu lagu karna telah di desak oleh banyak orang.

Areksa mulai memetik senar gitarnya perlahan-lahan demi perlahan-lahan lelaki itu juga mulai melantunkan sebuah lagu favorit nya.

"Loving can hurt me
Loving can hurt sometimes
But I'ts the only thing
that I know"

Mendengar suara merdu areksa yang bergumam semua tamu tercengang tanpa bahasa, mereka merasakan kan rasa indah dari sebuah lirik demi lirik ke setiap nada nya.

Bersambung....

Rekomendasi lagu:



Terima kasih untuk semua
Pembaca yang telah mampir ✨.







Areksa Berdialog | [ COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang