3

34 2 0
                                    

Chara terlentang di salah satu pohon cemara yg ia tabrak hingga roboh dan hancur. Ia tak sanggup mengangkat tangannya tuk membantunya berdiri, bahkan kakinya tak kuat berdiri.
1 lawan berhasil ia bereskan, nightmares menoleh kearah gadis berambut orange itu, kabut masih terus menutupi pandangannya melihat kearah sana.

Tit tit tit

handphonenya tiba tiba bergetar di sakunya, hp persegi panjang berwarna hitam bergetar di dalam. Nightmares mengangkat hpnya dan melihatnya, Seseorang menelponnya. Lelaki itu mengangkat telepon dari seseorang tanpa nama di hpnya itu

Hallo?*

Sudah kau temukkan?* Suara dari penelpon itu seperti suara seorang lelaki yg lumayan berat

Sudah*

Bawa dia kesini, aku tak ingin dia mati sebelum info itu kudapatkan*

Terserahlah* Lelaki itu menutup panggilan itu sebelum Nightmares menutupnya, dan itu membuatnya kesal.

Dasar brengsek!? Kenapa juga aku terima kesepakatannya tadi* kesalnya dari hatinya, Lelaki itu memasukkan hpnya kedalam sakunya lalu menatapi depan, seraya di susul dengan hembusannya yg pelan.

Namun entah mengapa angin mulai mereda secara perlahan dan menghening, setetes darah tiba tiba menetes diatas pundaknya, Nightmares tersenyum. Gadis itu, sofie berada di atasnya dan siap menyerangnya dengan cara menyerang leher tengkorak itu dengan Jarum peraknya yg panjang

Jarum yg menjadi warisan dari pengasuhnya dulu yg digunakan sebagai alat jahit, justru ia gunakan sebagai alat tuk bertarung. Ujung jarum itu hampir menyentuh permukaan leher tengkorak itu, tetapi tak sampai karena lelaki itu telah berteleport terlebih dahulu.

Tak disangka ternyata lelaki itu meninggalkan jebakkan tulang belulang dibawahnya, tulang tulang yg panjang dan tajam telah bersiap dibawahnya. Sofie yg melihat itu langsung tak hilang akal, ia menyiapkan 1 kakinya ke ujung tulang itu dan membiarkannya berpinjak, lalu melompat setelahnya.

Nightmares menyeringai

"Tangguh juga kau", baru kali ini ada yg bisa menghindarinya. Ia terlalu meremehkannya, ia menunjuk kearhnya dengan telunjuknya, dengan tatapn dingin yg menakutkan lelaki itu langsung mengeluarkan tentakel hitamnya dari bawah tanah dan mulai menyerangnya dengan jumlah banyak.

Sofie menghindari semua tentakel itu dalam 1 kali lompatan, kakinya mulai berpinjak ketika ia mendarat diatas salju dengan sangat baik. Gadis itu membungkuk kearahnya lalu menghelakkan nafasnya yg dengan halus sebelum melihat lelaki itu melundurkan serangannya.

Dengan keadaan yg terluka, gadis itu tetap berjuang melawan monster yg dikenal kejam itu demi menyelamatkan chara. Nightmares meluncurkan ratusan tentakelnya yg tajam kearah gadis itu.

Dan hebatnya gadis itu berhasil menghindarinya, sofie memiringkan tubuhnya kekiri dan kekanan tuk menghindari beberapa tulang itu lalu menepisnya dengan jarumnya. Ia berlari kearahnya, dengan kecepatan yg cepat ia menghindari dan menyerang tentakel itu. Kecepatan tentakel yg cepat, justru menguras tenaganya lebih sehingga membuatnya sedikit kehilangan nafasnya.

Gadis itu menghelakkan nafasnya yg kasar, nafas yg dingin karena dinginnya salju. Dan mulai memotong semua tentakel itu dalam 1 serangan lalu berlari dengan sangat cepat. Nightmares tak mau kalah, ia justru memanggilkan semua tentakel hitamnya dari bawah tanah justru terlihat seperti puluhan yg menjalar dari bawah tanah.

Semakin gadis itu mendekat semakin banyak pula tentakel tentakel yg bermunculan dari bawah tanah. Gadis itu terus berlari dan terus menghindari serangan itu, Jarumnya tak bisa mengeluarkan serangan panjang yg bercahaya seperti chara, jarum itu hanyalah jarum biasa yg beracun. Setiap makluh yg terkena racun itu dia akan mati dalam kurang lebih 5 detik.

Sofie tahu jika jarumnya takkan bertahan jika ia terus mengurusi tentakel yg tak berguna itu terus menerus itu justru akan membuat kuburannya sendiri, karena ia tahu jika jarum yg beratnya hanya seukuran sebatang besi yg tipis tanpa bobot.

Gadis itu berlari dan terus menghindari serangan hingga 1 tentakel mulai menyerangnya dari depan secara tiba tiba. Sofie mencoba berbelok namun hantaman lain menghadangnya, tentakel tentakel bermunculan dari kiri dan kanan.

Ia kehilangan jalan keluar, dan dari atas sebuah tentakel telah bersiap disana tuk menyerangnya. Ia menyiapkan pucuknya yg tajam tuk merobek gadis itu, sofie terdiam melihatnya. Tentakel yg panjang itu tampak seperti monster laut yg ingin membunuhnya.

Di sisi lain, Nightmares, lelaki itu yg mengendalikan semua tentakel itu hanya diam. Ia menatap kearah sofie dengan datar, Tatapannya seperti menunjukkan rasa biasa dan tanpa reaksi, lelaki itu tak puas. Sebenarnya, diantara ia melakukan hal keji itu ia sebnarnya menginginkan hiburan namun kelihatannya ia tak mendspatkannya.

Ia menyiapkan tangannya, menyatukan jempol dan jari tengahnya tuk memberikkan perintah kepada tentakel itu.
Ia terus menatap kearah gadis itu, Ia melihat gadis itu tetap bertahan dan tak dapat merasakan kelemahannya.

Lelaki itu terus menatap kearahnya hingga sebuah ide masuk kedalam otaknya sehingga senyumnya yg licik mulai muncul.

Gadis itu sekali lagi menghembuskan nafasnya dengan halus, membenarkan nafasnya yg tak beraturan.
Ia mengintip kearah lelaki itu yg ada di depannya, ia dapat melihat senyum itu mengintimidasnya dari jauh.

Gadis itu menggenggam jarumnya lebih kuat. Dan mulai menghelakkan nafasnya sekali lagi, sedangkan dari jauh Nightmares sans terkekeh melihatnya. Lelaki itu menjentitkan ke2 jarinya yg membuat hawa hawa disana berubah seketika.

Dalam 1 jentittan tangan saja, Semuanya seketika berubah. Gadis itu terdiam tak berkutik, Ia tak lagi berada di tengah hutan melainkan sebuah ruangan yg berwarna putih,di sekelilingnya terdapat mainan, ranjang dll seperti prabotan kamar. Ia dapat melihat ukuran dari cukup besar, namun perabotannya tak sebanding dan di belakangnya terdapat beberapa ranjang.

Ia berada di suatu kamar untuk beberapa anak, matanya semakin melebar ketika ia melihat seorang wanita dengan jas dokter membelakanginya. Wanita itu sedang menulis sesuatu di kertas yg ia pegang dengan papan kayu dibawah kertas itu.

1 hal yg membuatny terkejut adalah ia mengenal wanita itu, wanita yg harusnya ia lupakan ketika ia sudah keluar dari laboratorium yg lama terbengkalai itu. Rambutnya yg orange dan berkuncir miring kebawah, tubuh tinggi dan ramping. Dengan setelan baju cyan yg sederhana dan jubah putih khas ilmuwannya. Ia mengenalinya, tak salah lagi.

Air matanya mulai menetes dengan deras dari matanya, ia tak dapat menghentikkannya. Air matanya terlalu deras membanjiri pipinya, bahkan ia tak menyadarinya.

"Sofie?..."

Good monster {UNDERTALE fandom} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang