9

11 2 0
                                    

Cess!!

Api seketika muncul di korek itu sehingga Cahaya api langsung menyinari belakang Sofie, ia dapat merasakan kehangatan muncul dibelakangnya. Dan karena cahaya itu semua bayangan bayangan hitam itu seketika menghilang dan terbakar, yg padahal mereka hanya terkena dengan cahaya dari api itu saja, bagaimana mereka bisa terbakar seperti di neraka.

Bayangan bayangan hitam yg dipenuhi oleh aura jahat, semua bayangan hitam itu menghilang dalam sekejap seperti ditelan bumi. Sofie bingung dengan apa yg terjadi hingga ia melihat kearah asal korek itu muncul. Matanya membelalak tak percaya dengan apa yg ia lihat, ia melihat Wanita yg ia lihat di ilusi Nightmares. Wanita dengan rambut berwarna orange sama sepertinya, tetapi di sanggul di atas. Dengan jas putih khas dokter dan ilmuwan. Ia bersyukur, karena ia hanya melihat bagian belakang wanita itu. Entah kenapa ia tak berani menatap wajah wanita itu, walau ia sudah bisa menebak siapa wanita yg ada di depannya.

Wanita itu menutupi api yg berhasil ia nyala kan dengan tangannya lalu menggantinya ke lilin putih yg telah ia siapkan, ia menggantinya dengan sangat pelan agar api tak cepat padam. Sedangkan jantung sofie masih terus bergemuruh tanpa henti, Petir terus menyambar diluar dan terus mengacau jendela terus menerus, dan membuat gorden berterbangan yg langsung membuatnya sedikit terkejut. Suara yg ricuh membuatnya menoleh.

"Ya ampun, petirnya sedang marah y. Lebih baik aku menutup jendelanya" Wanita itu berdiri seraya memegangi lilin ditangannya, wanita itu
Menutup salah satu jendela yg berada tak jauh di depannya. Ia berjalan dan menutupnya dengan pelan

Klek! Wanita itu mengunci jendela itu. Tak jauh dari sana suara tangisan anak kecil mulai terdengar menyeluruh ruanngan. Suara itu memancing Wanita itu, ia menoleh asal suara dengan penasaran. Ia mengenali suara itu namun tak menyebut namanya

Nak?" Wanita itu menoleh kearah asal suara dan mulai menghampirinya, ia mencari asal suara tangisan itu. Ia menghampiri lemari kayu yg berada tak jauh dari tempatnya ia berdiri, ia membuka lemari itu dan menemukkannya. Seorang gadis kecil berambut oranye. Gadis itu sedang duduk menangis seraya menutupi dirinya dengan selimut. "Itu dirinya kah?"

"Sofie... " panggilnya dengan pelan, Suaranya yg lembut bagaikan seorang ibu itu membuat anak kecil di hadapannya mendongak kearahnya. Dengan penuh gemetaran ia menahan tangisnya. Wanita itu bisa mendengar isakkan bocah itu, dan justru membuatnya menghelakkan nafasnya dengan pelan. Ia mengambil bocah itu dengan perlahan dan menompangnya menuju ketempat asalnya.

Sofie dapat melihat dari belakang wanita itu bahwa Tinggi wanita itu seperti tinggi wanita pada umumnya, tubuhnya ramping dan indah. Kulitnya putih seperti susu, suaranya indah dan pelan seperti sebuah melody. Gadis itu dapat menebaknya dengan mudahnya hanya dengan melihatnya dari belakang, namun saat wanita itu berbalik Ia sekali lagi, ia tak berani menatap wajah Wanita itu walau hanya semenit. Ia menunduk kearah samping

Walau begitu, Ia masih mendengar langkah kakinya di atas kayu yg terus melangkah kearah hadapannya. Memang benar, wanita itu berjalan kearahnya dan mulai duduk kembali seperti tadi. Ia duduk seraya membelakanginya, membuka selimut bocah itu.

Dengan perlahan ia membukanya, ia dapat melihat wajah ketakutan itu nampak jelas di wajahnya. Wanita itu menarik selimut itu dan mulai menaruhnya di sebelahnya

Ia menaruh bocah itu di antara kakinya yg bersila di bawah bocah itu dan mulai menatap wajahnya yg ketakutan. Bocah itu menutup ke2 telingany, "Ada apa? Kenapa kau terlihat ketakutan?" Wanita itu bertanya dengan pelan

'Atut! ( takut! )"

"Takut kenapa?" Balasnya yg mengerti, "Atut putih putih ( takut putih putih )" Wanita itu dapat mendengarnya bergetar karena takut. Suara petir
yg terus mengganas di luar membuatnya berteriak dan semakin menggigil takut.

"Shuss, Gak usah takut. Kan ada kakak di sini" Wanita itu merangkul bocah itu agar membuatnya tenang, namun tetap saja suara petir yg terus menggelar terus bertambah ketakutan. Tetapi wanita itu tak peduli, ia terus berusaha agar bocah itu membaik. Ia terus merangkul bocah itu hingga membuatnya tenang

Udh tenang?" Tanya wanita itu yg dibalas anggukkan olehnya, wanita itu tersenyum. Ia mengambil lilin itu dan menunjukkannya kepada bocah itu ia mendekatkannya padanya. "Hangat?" Sekali lagi bocah itu mengangguk. "Sofie suka yg hangat kan? Bagaimana jika kakak mematikan lilin ini, apakah sofie takut?" Bocah itu menganggur dengan cepat seperti mengerti. "Tapi sofie tahu enggak, kalo api yg ada di lilin ini enggak akan padam walau kakak menyebulnya"

Sofie yg msih kecil langsung berbinar, seperti tak percaya. Wanita itu mulai menyebul lilin itu dan mulai membuatnya padam. Api menghilang dalam sekali hembusan dan menampakkan ujung lilin yg menghitam karena api. Sofie kecil yg melihat itu mulai tertegun terkejut, suara angin mulai meribut kedalam ruangan bersamaan dengan suara petir yg terus menyambar.

Suara dan angin itu menggangunya dan membuatnya takut, ia langsung mencengkram jubah putih yg dikenakan wanita itu dan menunduk kedadanya. Tetapi tak lama api yg tadinya menghilang dari lilin mulai kembali sendirinya di pucuk lilin itu

"Ta-da!!" Ujar wanita itu yg memberi kejutan, Suasana seketika menghangati ketika api itu datang lagi. Gadis itu menoleh kearah lilin itu dengan terdiam, ba-bagaimana bisa?"

Sofie tertegun, Namun wanita itu tiba tiba tertawa dengan geli. "Kenapa reaksi mu tetap begitu? Wajahmu lucu tau!" Balas wanita itu dengan jujur sedangkan sofie hanya menatapinya dari bawah digunakan wanita itu.

"Dengar, Semangat mu itu bagaikan api yg tak pernah padam sofie. Aku ingin kau besar tumbuh menjadi seseorang dengan tekad dan setegar seperti lilin ini. Walau ia telah di matikan beberapa kali, namun apinya tetap menyala, kau paham?"kata kata mutiara yg barusan di ucapkan wanita itu tak sepenuhnya ia pahami, namun ia seperti merasa memahaminya. Wanita itu mempe-erat pelukkannya sehingga membuat bocah itu terkejut dan menoleh kearahnya






Gua ngerti, kepanjangan anjrit 🤣🤣🤣🤣. Tapi dimaklumi y guys :)

Good monster {UNDERTALE fandom} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang