10

11 2 1
                                    

Angin terus berhembus kedalam ruangan  dan mengobrak abaikan gorden yg terus berterbangan, tak lama ruangan mulai putar dengan sendirinya membuat tubuhnya getar seketika. Wajahnya mimik ketakutan

Berputar dan terus berputar dengan pelan, tatapan sofie masih tertuju kearah cahaya api yg menyinari sekitar wanita itu, Kakinya mulai kehilangan pijakkan dan terbang. Ia dapat merasakan tubuhnya melayang tanpa gravitasi, dan terus melihat kearah itu. Tetapi perlahan kepala wanita itu berpaling kearah kiri dan mulai melihat kearahnya, dengan senyuman bibir yg berwarna merah leci, kulit putih yg indah dan mata lentiknya yg menyipit.

*Sofie... * Suara yg perlahan merambat kedalam telinganya itu mulai terdengar pelan dan lembut. Yg membuat cahaya sekali lagi muncul di hadapannya dan menyinarinya sekali lagi.

Sebuah padang bunga yg sangat indah disekitarnya, burung berkicau dan berterbangan disekitar sana bersama pasangan mereka. Kupu Kupu berterbangan riangnya di atas bunga bunga itu dan di tengah tengah padang terdapat ada seseorang sedang duduk menghadap depan seraya mengambili bunga bunga itu. Perlahan sesuatu mulai mendekatinya dari belakang, perlahan dan pelan seperti sedang hati hati. Krek!*

Suara ranting tiba tiba terdengar ketika ia tak sengaja injak sehingga membuat wanita yg ada didepannya berpaling, "Sofie? Apa itu kau?"

Suara ramahnya mulai memanggil, ia melirik kearah belakang tuk memastikan, Sesuatu yg ada di belakang wanita itu tak menjawab. Karena merasa tak dijawab wanita itu mulai berbalik kearahnya dengan perlahan dan hampir menampilkan wajahnya. Tetapi sayang, perlahan cahaya merebut ketika wanita itu berbalik lalu gelap.

"Oh sial! Sekali lagi gelap! Apa-apaan ini!?!?" Gadis itu kesal, benar benar kesal. Kenapa setiap kali ia melihat hal seperti itu ujung ujungnya selalu hitam kayak tanpa masadepan

Sofie!... "

"Oh sial!!! Sial!" Gadis itu mengumpat

Sofie...."

"Brengsek!! Kenapa harus begini!!"

Sofie.."

"Sekarang gw gk bisa pergi, sial. Gimana mau bantuin chara kalo gini, bisa bisa bocah itu mati di tangan sans hitam itu"

"Sofie..."

...."

"Itu nama gw? Siapa yg manggil?"

"Sofie! Sofie!! Woy!! Bangun!!" Sayup sayup Gadis itu mulai mendengar namanya di panggil sekali lagi dan perlahan suara yg pelan itu mulai mengeras.

Sofie!" Teriakkan seseorang mulai menusuk telinganya, Suara yaring mulai menyiksanya, matanya terbuka namun sangat berat. Berambut dan tidak jelas, seorang gadis berambut coklat dengan pipi tumben berwarna Pink berada di hadapannya. Sweater hijau dapat ia lihat namun buram

"Chara?" Sofie menyipitkan matanya tuk membuatnya menjadi jelas, sofie memfokuskan  pandangannya itu

Plak!!"
Entah bagaimana caranya, ia masih bisa merasakan pukulan itu diwajahnya sehingga membuatnya langsung terbangun. Mata sofie seketika melotot ketika ia mendapati dirinya telah berada di hadapan tengkorak hitam itu lagi, Wajahnya terlalu dekat, bahkan nafasnya ia dapat rasakan dari mulut dan hidungnya. Lelaki itu mencekiknya seperti tadi

Tatapannya tak berubah seperti sebelumnya, lelaki itu menatap kearahnya dengan begitu dingin. "Katakan padaku manusia, dimana kau meletakkan benda itu?"

"Suaranya terdengar pelan namun ngeri. Sudah aku bilang, takkan kuberitahu walau kau membunuhku"

"Oh benarkah? Jangan pernah memaksakan manusia!" Lelaki itu mulai mengancam, Walau begitu ancamannya takkan menggoyahkan sofie. Tampak dari ketinggian yg mengerut, bahwa Lelaki itu mulai kesal tetapi senyumannya tetap melebar. Dasar emosionalisme

"Aku katakan padamu.... dimana kau menyembunyikan benda itu?" Lelaki menekan lehernya lebih hingga menyempitkan lehernya. Sesaat gadis itu tak menjawab pertanyaan Lelaki itu dan menghening.

Gadis itu tak bisa menjawabnya dan membuat pita kemarahan Nightmares tambah meluap. Brengsek!" Lelaki itu langsung melempar gadis itu kedalam jeruji besi yg ada di belakangnya, dengan seorang gadis di dalamnya. Tubuh sofie terlepas hingga menabrak dalam jeruji, bahkan dentuman yg keras itu terdengar hingga keluar ruangan.
Suara yg bercampur dengan suara besi. Ukuran sel itu lebih besar dari tubuh sofie, mungkin tuk bergerak, gadis itu takkan kesulitan bagaikan anjing

Gadis lemah itu tergeletak, tak sadarkan diri di atas tanah dengan luka di bagian pipi dan kepalanya.

Nightmares menghelakan nafasnya dengan lembut lalu menunduk kebawah, ternyata ketika gadis itu terlempar, sesuatu tiba tiba terjatuh dari dalam sakunya. Sesuatu yg mengkilap dan padat.

Nightmares menunduk, sebuah ponsel genggam jaman lama, ponsel dengan tutup berbentuk persegi, warna ponsel itu hitam, Sebuah gantungan kelinci tergantung di hp itu [ ini cuma ilustrasi, enggak Pink seperti itu ]

Nightmares menunduk, sebuah ponsel genggam jaman lama, ponsel dengan tutup berbentuk persegi, warna ponsel itu hitam, Sebuah gantungan kelinci tergantung di hp itu [ ini cuma ilustrasi, enggak Pink seperti itu ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu menatap benda kecil itu dan memasukkannya kedalam saku jaketnya, entah mengapa menurutnya benda kecil itu terlihat intresting buatnya.

Sofie yg setengah sadar mencoba tuk bangun, ia mengangkat kepalanya lalu mendongak kearahnya. Dari kejauhan, ia dapat melihat lelaki itu hanya menatapinya dari tempatnya, matanya yg hitam dan dingin itu mendinginkan tubuhnya.

Lelaki itu berbalik dan mulai pergi, beberapa tentangnya memegang pintu jeruji itu lalu membantingny, "oh bagus! Ia tak dapat kemanapun" umpatnya yg kesal. "Dasar lelaki brengs*k!!"

Lelaki itu mengumpatnya lagi, ia benar benar dibuat kesal oleh lelaki itu. Bagaimana bisa ia menjadi tak berdaya di hadapannya? Apakah karena ia terlalu lemah? Ataukah lelaki itu saja yg terlalu killer? Sebuah pertanyaan yg mudah itu tak dapat ia temukan jawabannya, dasar iq 0

Sofie mencoba bangun dari tempatnya namun tubuhnya kelihatannya karena tabrakan yg dialami oleh tubuhnya tadi membuatnya sedikit rapuh, suara tulangnya mulai terdengar ketika ia mengangkat punggungnya.

Ah!!" Rasa sakit seketika menyentrumnya, Sofie memegang pundak bagian tengah, rasa sakit itu menyentrum dari tengah punggungnya. Rasanya seperti tulang punggungnya akan patah. Gadis itu tidak jadi tuk bangun, ia lebih memilih tergeletak daripada membunuh diri sendiri

Tolong!" Mimiknya yg kesakitan. Kelihatannya gadis itu membutuhkan pertolongan, tak lama gadis lain datang menghampirinya dari bagian kiri. Ia berjalan perlahan kearahnya, seorang gadis dengan baju polos cyan dengan terusan panjang selutut datang menghampirinya.

Sofie menyadari akan kedatangannya, ia menengok kearahnya. Seorang gadis cilik dengan rambut pirang yg indah, pirang kuning itu sedang menatap kearahnya yg langsung membuatnya tak nyaman.

Sofie mulai dapat merasakan rasa canggung itu, lalu gadis itu memiringkan kepalanya dengan bingung. Reaksi yg diberikan gadis itu membuatnya ikut bingung, bukannya memberi dampak negatif malah ketularan bingung

Good monster {UNDERTALE fandom} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang