Pahamkan kalian? :)
************************Gadis pirang itu memiringkan kepalanya ke arah yg lain sampai ia menyadari akan luka yg dialami gadis itu. Luka terbuka, darah segar bercucuran tanpa henti dan rasa nyeri yg lumayan serius membuatnya langsung panik.
Sofie terdiam dan turut panik, tetapi gadis itu mencoba tenang. Gadis pirang itu langsung pergi kesana kemari dengan sangat panik dan tambah membuat sofie kebingungan. Hm.. anu.. aku.." Sofie sebenarnya ingin menjelaskan bahwa ia tak apa apa, gadis itu tak perlu segitunya tetapi ia tak di dengarkan. Gadis pirang itu sibuk dengan urusannya sendiri
Gadis pirang itu pergi kearah samping pintu jeruji, Di sana terdapat sebuah kotak berwarna putih. Gadis itu mengambil kotak itu dan mengambilnya, ia berlari lagi kearahnya yg lumayan jauh dari tempatnya berdiri. Ia duduk dengan manis, seraya keringat terus bercucuran turun dari wajahnya. Ia tersenyum kearahnya
Gadis itu menekan punggung sofie dengan sikunya dan langsung menekannya hingga suara tulang yg berirama keluar. "Ahh!!" Rasa lega dicampur sakit ia rasakan disana, gadis itu bangkit dan mulai duduk dihadapannya.
Secara langsung Gadis itu mengambil tangannya dan memeriksanya dengan perban di tangannya, ia bersiap.
"Anu.. aku gk papa, gk usah repot repot" Sofie tersenyum di akhir, agar membuatnya tak cemas. Sekali lagi, gadis itu tak menghiraukannya. Ia melepas jaket sofie lalu disusul jas hitam bartendernya, dan di situlah tampak darah mulai tampak jelas di punggungnya. Darah segar berwarna hitam pekat menghitamkan hem putih bagian belakang
Gadis itu menunjuk kearah luka itu dengan kesal dan memarahi sofie, omelan gadis itu tak kalah omelan toriel yg biasanya memarahinya karena pasal yg sama, Gadis itu membuka paksa kancing hem Sofie dan menyuruhnya tuk membuka
"Iya! Iya! Santai" Sofie pasrah, ia pun membuka hem putihnya dan memperlihatkan lukanya yg harusnya sedari tadi mengering justru basah seperti bertambah banyak.
Punggung gadis itu dipenuhi oleh darah, kulit yg terbuka hingga menampakkan daging segarnya, kulitnya telah berwarna merah karena beberapa darah yg membeku karena dingin sedari tadi tetapi ada juga yg tidak, bahkan tali Bh-nya tak terlihat. Gadis pirang itu duduk dibelakangnya dan mulai mengobatinya dengan perlahan, ia mengambil beberapa obat dan mulai menempelkannya di punggung gadis itu, tuk membersihkannya lalu menjahitnya dengan pelan. Walaupun pada tahap pembersih tadi rasa sakit itu terus menggerumutinya namun gadis itu masih bisa menhannya. Ia memegangi bajunya di depan dadanya sekalian menutupinya juga. Dalam tahap penyembuhan gadis itu hanya diam saja, entah mengapa
Setelah selesai ia memberinya perban agar menjaga jahitannya tidak terbuka, Ia memutar perban putih itu di tubuh sofie lalu memotong perban itu agar mengakhiri perban itu dan mengikatnya. Lalu mengobati wajahnya, ia mengolesi luka pada wajahnya lalu hansaplast
Terimakasih" Tutur sofie dengan ramah dan di balas senyuman olehnya. Gadis pirang itu mengangguk dan duduk di depannya, Sofie tersenyum kearahnya
"Berkatmu aku mungkin takkan hidup, tapi kenapa jerumusnya kepunggungku?" Pertanyaan itu dibalas oleh gadis itu dengan menunjuk ke dada gadis itu
"Hatimu memberitahuku" Sofie terdiam, "apa?"
"Aku bisa mendengar suara hati pasienku, walau kita pertama kali bertemu namun pekerjaannku sebagai seorang dokter aku akan melakukannya"
"Dokter?" Gadis pirang itu mendengus bangga tetapi sesaat rasa bangga itu menciut dengan perlahan. "Sebenarnya bukan dokter sih... heheh perawat" Balas gadis itu yg sedikit sungkan. Ia melirik kearah lain dengan takut, takut jika gadis remaja yg baru ia temui ini akan mengejeknya seperti yg lain. Tetapi itu di luar dugaannya, Sofie justru mendengus senang.
"Kau dokter?" Ujarnya membuat gadis pirang itu menoleh kearahnya, sofie menatapi perban putih yg ada di tubuhnya lalu mendongak kearahnya. Terimakasih" Ia pikir Gadis remaja itu akan merendahkannya namun ternyata ia senang
A-apa?"
"Aku bilang terimakasih..."
"Kau bilang terimakasih? Kepadaku?" Sofie mengangguk dengan tulus, Wajah Gadis itu seketika berubah berbinar binar, ia merasa senang dan tak percaya. "Be-benarkah? HOREE!!" Gadis itu melompat dengan kegirangan
"AKHIRNYA AKU PUNYA PASIENKU SENDIRI YG KE2!!!" Teriaknya dengan begitu senang.
"Pasien ke2?" Gadis itu mengangguk
"Kak linda adalah pasien pertamaku, aku adalah anak panti asuhan yg di ambil oleh pengasuh kedokteran di lab ini. Mereka menugaskan tuk menjaga pasien pasien yg ada di lab ini agar tidak bertemu ajal mereka, awalnya aku bisa merawat kak linda tetapi karena keadaannya yg terpuruk posisiku mulai digantikan, aku tak diperbolehkan tuk merawatnya lagi apalagi melihatnya hingga sekarang. Dan hingga kabar kak linda pergi dari dunia ini, aku seperti kehilangan temanku sendiri" Jelasnya dengan raut sedih. Selama sofie mendengarkan cerita bocah itu, ia dapat memahami perasaannya.
Mereka 1 perasaan yg sama, Sofie memeluk bocah itu dengan lembut."Jangan khawatir, kamu sama kayak kakak. Kakak juga kehilangan orang yg sangat kakak sayangi, bahkan ketika kakak kehilangannya kakak juga seperti itu"
"Benarkah?" Sofie mengangguk dengan wajah yg tersenyum. "Seorang yg berharga justru menjadi mimpi burukku" bisiknya
************************
Beberapa saat kemudian, sofie mulai memakai hem putihnya lalu jas hitam barnya, ia tak memakai jaketnya. Sedangkan Gadis itu membereskan barang barang kesehatannya lalu duduk kembali setelah ia menutup kotak itu.
Ia menatapi sofie yg sedang bersandar di jeruji belakangnya, ia menatap kearah pintu ruangan yg berada di hadapannya, ia berpikir. Bagaimana ia bisa keluar jika keadaannya begitu.
Gadis pirang itu terus menatapi sofie, lalu menunduk kebawah dan mendongak kearahnya lagi. "Btw bagaimana kau bisa tertangkap lelaki itu?" Tanya gadis itu
"Setelah aku berpamitan dari kerjaku, aku pergi ke gunung tuk mencari bunga biru dan justru bertemu lelaki brengsek itu"
"Kau mengenalnya?"
Enggak"
"Lalu? Bagaimana dia bisa tahu keberadaanmu?"
"Aku juga tidak, bertemu saja pertama kali tapi dia sudah mau bun aku. Apa dia pemburu?"
Kurasa" balasnya seraya memegang dagunya
Apa?"
"Aku rasa dibalik lelaki itu melakukan hal itu karena hal sesuatu"
"Maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good monster {UNDERTALE fandom}
RomanceSebuah teror mengerikan membuat seorang gadis sofie menggigil tanpa henti, ketakutan yg amat sangat tentang pengasuhnya, silvi. Dengan perjalanannya tuk mencari jalan keluar dari lab itu sekaligus menemukan Chara yg telah terpisah olehnya, saat akan...