Seorang gadis dipantulan itu bukanlah dirinya lagi Melainkan Chara, Matanya merah menyala, namun sekujur tubuhnya hitam bagaikan gelap.
Gadis yg ada di pantulan itu justru tersenyum.
"Kenapa kau bersedih? Sofie... bukankah kau memiliki segalanya? Kenapa kau tidak menggunakan jiwa itu?...
Kau akan menguasai dunia nak~""Jiwa itu tak hanya menguasai 1 dearah yg kau tinggali, melainkan segalanya. Kenapa kau tidak menggunakannya? Kau akan berkuasa"
Semua ocehan itu masuk kedalam telinga sofie dan menusuknya dari dalam, dan gadis itu hanya diam saja."Lalu? Apakah dengan cara seperti itu kau bisa membuat waktu terulang Lagi?" Jawaban sofie seketika membuat pantulan itu terdiam. "Jika hanya berkuasa, aku bisa namun tidak mengembalikan diriku yg dulu" Ujarnya dengan datar, Gadis itu mendongak kearahnya dan menatapnya dengan tipis.
Matanya membuka sedikit dan menatapnya bagaikan sebilah pisau yg tajam, "kau harus ingat kedudukanmu NAK!"
Reaksi yg tak terduga itu membuat Bayangan hitam chara terdiam, dan dalam sekejap, Sofie langsung memukul kaca yg ada di hadapannya hingga pecah berkeping keping. Nafas gadis itu tersenggah senggah,
Dan tangannya berdarah di bagian tumit jarinya.Gadis itu berbalik, tetapi tiba tiba sebuah karung coklat langsung menutupi pandangannya dan ia dimasukkan kedalamnya, Bangun bangun Entah dimana, Gadis itu terbangun di ruangan operasi, pikirnya. Karena ia melihat di sekitarnya terdapat beberapa pisau dan alat alat operasi di atas meja, dan di samping kirinya terdapat lampu yg sangat terang berada di atasnya, hingga membuat matanya silau.
"Kau sudah bangun gadis?" Suara lelaki mengagetinya, suaranya seperti suara lelaki muda. Suaranya tidak serak seperti yg lain, ia menoleh kearah lelaki itu yg berada di sebelah ranjangnya. Gadis itu terkejut ketika ia melihat ke2 pergelangan tangannya di borgol di ranjang itu. Bangsat!!" Dan mulutnya di ikat oleh sebuah tali hingga menutupinya.
"Hmmm! Hm!!
Hmhmhmhm!!"Apa?"
"Hmmm!Hmmm!hmhnhnnmmn!!" Lelaki itu tak mengerti apa yg gadis itu, jadi ia mendekati gadis itu dan melepas tali yg ada di mulutnya.
Aku dimana?" Tatapan gadis itu tampak tak enak kearahnya, Lelaki dengan bertudung abu itu menatapnya dengan datar namun lebih dingin. Lelaki tengkorak yg sangat mirip dengan sans, benar benar mirip. Mata sofie terbelalak melihatnya. Sa-sans?"
"Hm? Kau memanggilku? Oh? HAHAHAHAHAHAHAHAH!!!!!" Lelaki itu justru tertawa dengan sangat keras, Benar benar keras. "Heheh, kau pikir Lelaki yg bodoh itu? Jangan membuatku sakit nak, Aku dust sans. Aku bukanlah Lelaki badut itu"
Kau... siapa?" Ujar sofie yg langsung kehilangannya dari kepalanya karena takut, tetapi gadis itu mencoba tuk tak memperlihatkannya.
"Dust sans... " Balasnya dengan suara yg sangat seram seperti pyscho. Tatapannya yg besar dan menyeramkan membuat tubuhnya dingin. "Dasar, para skillies?!? Dateng dateng langsung dendam!? Gw salah apa sih?"
"Kau pasti gadis yg dibicarakan bos?"
Bos?"
"Iya.. dia menyuruhku tuk menjagamu, dan tidak kusangka nyalimu kuat juga hingga melawannya seperti itu"
Sofie terdiam dengan perkataannya, dengan kata dia dan nya yg ia maksud. "Dasar brengsek, gw kesini cuma mau ngambil enggak ngajak berantem bego""Gw kenal lu aja dari sini, apalagi dia, sama nya yg lu kenalin tadi.. "
"Lu yakin enggak kenal nya itu?" Gadis itu menggeleng. Oh benarkah? Harusnya kau tahu nak, karena semua alam semesta sudah mengetahuinya pun tentang diriku" Sofie hanya diam, ia mencoba memahami perkataannya dan justru hal itu membuat Lelaki itu berdecik kesal karenanya.
"Lu yakin enggak tahu?" Gadis itu sekali lagi hanya menggeleng, Dusta menepuk keningnya. Bagaimana bisa...
"Terserah kau saja, kau tahu ataupun tidak itu bukanlah urusanku."
Kata kata terakhir Dust sans membuat 1 abisnya mengangkat seperti menantang."Benarkah? Mari kita lihat" Ujarnya dengan pelan yg masih bisa didengar oleh dust. Tapi namanya Lelaki bodoh amat jadi ia hiraukan. [ kelihatannya yg nyari masalah emang lu deh sof ]
Tapi bagaimanapun juga di tahan, bagaimana gadis itu akan pergi, apalagi pergi, mau gerak aja gak bisa. "Brengsek!" Sofie mngumpat dari hatinya, gadis itu gk bisa kemana mana.
Sedangkan dust sans yg berpaling kearah kiri darinya hanya diam, dia membuka hp biru-nya dan mengetik sesuatu dengan jempolnya. "Terserah apa yg akan kau lakukan nak, asal lo tahu kalo lo gk bisa kemana mana" Tuturnya dengan datar.
Sofie yg melihat itu mulai kesal, tetapi jika ia pikir pikir lagi perkataannya ada benarnya. Lagian besi lebar yg menahan pergelangan kakinya dan tangannya.
Dia mencoba membuatnya terpancing. "Jadi enggak ada jalan keluar?" Perkataan sofie membuat dust menoleh dan berhenti berketik. Lelaki itu melirik kearahnya dengan dingin sehingga membuatnya ketakutan.
"Apakah aku lupa mengatakannya?" Balasnya dengan sangat dingin bagai psikopat, "bangsat!! Ngeri!!"
Gadis itu menggeleng dengan cepat tuk menjawab pertanyaan dust. Dia telah terlalu ketakutan, sofie berontak di atas ranjang, ia ingin pulang!! Enggak mau ketemu si brengsek ini.Dust hanya melanjutkan mengetiknya di hp dan menghiraukannya. Sofie terdiam dan nafasnya terengah engah, ia menggunakan energinya terlalu banyak, "tolong... tolong keluarkan aku..." Gadis itu mengeluarkan kata kata itu dengan nafas yg terputus putus.
Sedangkan dust hanya diam, dan mulai meliriknya sesaat. Dia berketik sekali lagi di hpnya dan mulai mengirimkannya kepada seseorang yg sedang berbicara padanya
"Kau yakin dia akan mengeluarkan kita?"
Sans memasukkan hpnya kedalam sakunya dan hanya mentapi sofie yg bersikap seperti orang gila, Lelaki itu hanya diam dan menonton. Tiba tiba hpnya mulai berbunyi, dust menoleh dan mulai mengambilnya kembali. Lelaki itu membuka pesan itu dan membacanya
"Aku yakin dia bisa, jangan bunuh dia"
Dust terdiam dan mengetik ok lalu mengirimkannya kedia.
Sekali sekali lelaki itu mengintip gadis itu, sebenarnya dia tak yakin dengan jawaban yg barusan ia dapatkan.Lalu ting! Bundaran hijau yg ada di atas pintu mulai menyala, "Diharap no 09 memasuki lab" sofie menarik 1 abisnya keatas dengan bingung,
"bukannya ini lab ya?" Dust menoleh kearahnya dan menunjuk kearah papan hijau yg menempel di dekat pintu, "Klinik" Gadis itu terdiam, dan tertawa canggung
KAMU SEDANG MEMBACA
Good monster {UNDERTALE fandom}
RomanceSebuah teror mengerikan membuat seorang gadis sofie menggigil tanpa henti, ketakutan yg amat sangat tentang pengasuhnya, silvi. Dengan perjalanannya tuk mencari jalan keluar dari lab itu sekaligus menemukan Chara yg telah terpisah olehnya, saat akan...