Tujuh

308 30 1
                                    

Meskipun sudah berkali-kali memantapkan hatinya untuk tetap tenang, tapi tetap saja Nathalie merasa tidak tenang. Ingatan tentang ending novel yang menyedihkan untuknya, masih saja terngiang-ngiang.

Mengingat tokoh Nathalie di novel berpaling dari putra mahkota gara-gara pangeran Gavin, sudah dapat dipastikan pangeran Gavin memiliki sesuatu yang dapat memikat hati tokoh Nathalie, melebihi putra mahkota yang memiliki segalanya, mulai dari tahta dan juga ketampanan.

"Apa pangeran Gavin menggunakan ilmu pelet untuk memikat Nathalie?" fikir Nathalie menerka-nerka, "Bodoh! Itu tidak mungkin," gumam Nathalie menyangkal apa yang dia pikirkan barusan.

"Kau berkata sesuatu?" tanya Nathan yang mendengar Nathalie berucap samar-samar.

"Tidak," balas Nathalie singkat.

Tiba-tiba Nathan menghentikan langkahnya. "Dion!" panggilnya kepada sosok yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

Yang dipanggil pun menoleh. Nathan langsung saja menghampiri sahabatnya itu, meninggalkan Nathalie yang sedari tadi terlihat gugup.

Merasakan Nathan tidak menggandengnya lagi, seketika rasa ingin meninggalkan akademi Lancaster datang lagi. Mendapat kesempatan emas, Nathalie langsung saja meninggalkan Nathan. Walaupun dia sendiri tidak tau arah mana gerbang keluar akademi ini. Dia tadi terlalu sibuk dengan pikirannya.

"Haisss! Tadi jalannya yang mana ya? Kenapa aku bisa lupa," gerutunya kesal. Bisa-bisanya dia lupa arah disaat-saat genting seperti ini.

"Arrrggh! Menyebalkan!" erangnya frustasi, karena tak kunjung mengingat jalan.

Nathalie akhirnya menyerah. Dia akan kembali menghampiri Nathan lagi. Namun, saat berbalik dia tidak sengaja menabrak dada bidang seorang pria.

"Akhh! Maafkan aku," ucap Nathalie meminta maaf. Dia masih punya sopan santun, untuk meminta maaf karena menabrak seorang pria.

Namun saat mengangkat kepalanya, Nathalie terkejut melihat sosok pria yang barusan dia tabrak. "Kau?" Tunjuknya tepat kearah wajah pemuda tersebut. Sedangkan pemuda tersebut hanya menatap heran gadis yang menabraknya. Begitupula dengan teman pemuda tersebut, menatap tidak percaya kepada Nathalie yang dengan beraninya menunjuk tepat kearah wajah temannya, tidak tahukah dia siapa temannya ini? Pikirnya.

 Begitupula dengan teman pemuda tersebut, menatap tidak percaya kepada Nathalie yang dengan beraninya menunjuk tepat kearah wajah temannya, tidak tahukah dia siapa temannya ini? Pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Di sini kau rupanya!" Nathan tiba-tiba datang bersama Dion. "Maafkan saudariku, dia memang tidak sopan," ucap Nathan kepada pemuda yang ditabrak oleh Nathalie. Tak lupa dia juga menurunkan jari telunjuk Nathalie yang menunjuk tepat ke arah wajah pemuda tersebut.

"Hmm." Pemuda tersebut hanya berdehem sebagai bentuk respon.

Merasa sudah direspon positif, Nathan kemudian menyeret Nathalie menjauhi pemuda tersebut, tak lupa dengan Dion yang mengikuti.

"Yak! Kenapa kau hilang-hilang terus?" cecar Nathan geram.

"Ck!." Nathalie berdecak, "dimana kelas kita?" tanyanya mengubah topik. Walaupun pikirannya masih ke pemuda yang dia tabrak tadi.

Nathalie Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang