Nathalie menatap pantulan dirinya di cermin. Di sana dia melihat gadis rambut panjang berwarna emas, serta bola mata hijau turunan dari Duke William of Medison.
Cantik! Satu kata itu akan keluar dari mulut orang-orang yang melihatnya.
"Lady, apa anda akan langsung tidur, atau ingin aku bawakan kudapan malam?" Emily bertanya saat dia telah selesai menyisir rambut majikannya itu.
Nathalie menoleh sebentar, "Tidak perlu. Aku akan langsung tidur."
Emily mengangguk, "kalau begitu, apa ada sesuatu yang Lady pikirkan? Sedari tadi Lady terlihat tengah memikirkan sesuatu. Apa ada yang mengganggu Lady?" Emily memasang tampang khawatir. Dia takut ada yang mengganggu majikan cantiknya ini.
Nathalie menggeleng seraya terkekeh pelan. Menurutnya Emily terlalu berlebihan. "Aku tidak apa-apa Emily. Kau keluarlah, aku ingin istirahat," sahut Nathalie.
"Baik Lady," ucap Emily patuh. Setelahnya dia meninggalkan kamar Nathalie, tak lupa juga menutup pintu.
Nathalie masih setia menatap pantulan dirinya di kaca, lebih tepatnya menatap pantulan tubuh yang saat ini dia tumpangi. Walaupun wajahnya tidak terlalu berbeda, tapi tetap saja ini bukan dirinya.
Terhitung sudah hampir satu bulan dia bertransmigrasi ke dalam novel yang dia baca. Apalagi mengetahui ending menyedihkan dari sosok Nathalie yang dia perankan, menambah beban pikirannya saja.
"Coba saja aku tidak tahu ending nya bagaimana, mungkin aku tidak akan merasa begini," gumamnya.
"Ibuuuu aku ingin pulang!" rengeknya.
Cklek!
Pintu kamar Nathalie dibuka oleh Nathan.
"Sudah berapa kali aku katakan, jangan berurusan dengan pangeran Gavin. Kenapa kau tidak mendengarkan ku? Lihatlah, baru tadi siang kau membuat masalah dengannya, dan sorenya kau sudah berurusan dengannya lagi," cecar Nathan saat datang langsung mengomeli Nathalie.
Emosinya langsung membuncah saat mendengar Nathalie pulang diantar oleh Pangeran Gavin. Bukan karena membenci Gavin. Ini karena Gavin merupakan keluarga kerajaan, kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal. Dan dia tidak ingin Nathalie kenapa-napa. Lebih tepatnya Nathan mencemaskan Nathalie.
"Huaaaaaaa ... !" Tangis Nathalie pecah, Nathan jadi gelagapan sendiri. Tak biasanya Nathalie menangis seperti ini.
"Na-nathalie ... Kau kenapa? Maafkan aku, aku tidak bermaksud memarahimu."
Nathalie menghambur kedalam pelukan Nathan. "Ibu ... Aku rindu ibu," ucap Nathalie sesegukan.
Nathan tertegun. Hatinya mendadak terasa perih. Dia tidak kuat melihat Nathalie seperti ini.
"Nathalie," panggilnya lembut seraya membalas pelukan Nathalie, "aku mohon jangan begini. Ibu akan bersedih jika melihatmu menangis," ucapnya membelai rambut Nathalie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathalie Transmigration
FantasyApa yang kau rasakan saat mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai? kecewa, khawatir dan takut akan berbaur menjadi satu. Itulah yang dirasakan oleh Fiona saat ini. Lebih tepatnya sekarang dipanggil Nathalie. Fiona bertransmigrasi ked...