Ini hari kedua Nathalie di akademi Lancaster. Hari ini, dia terlihat lebih tenang dari kemarin, sesekali dia juga terdengar bersenandung pelan.
Berbeda halnya dengan Nathan. Nathan terlihat sedikit kusut, dengan kantung mata yang sedikit menghitam. Salahkan Nathalie yang selalu mengalahkannya dalam permainan ular tangga semalam. Nathan merasa tidak terima dikalahkan oleh Nathalie. Alhasil dia mengajak salah satu pengawal di kediamannya bermain ular tangga sampai tengah malam, untuk melatih kemampuannya. Akibatnya, sekarang dia jadi sangat mengantuk, bahkan selama di kereta kuda tadi, dia tertidur.
Sesampainya di kelas, Nathalie melihat keberadaan Gavin yang duduk bersebelahan dengan Jackson. Secepatnya dia memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat Gavin. "Melihatnya hanya akan membuat mood mu turun Nathalie. Jadi lebih baik acuhkan dia saja," batinnya. Sedangkan Nathan, dia langsung saja melongos duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan bangku Nathalie, tak lupa juga merebahkan kepalanya di atas meja. Untuk apa lagi, selain untuk tidur.
Tak terasa jam pelajaran pun telah berakhir, ini waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh Nathalie, yakni jam istirahat. Dilihatnya Nathan yang entah sejak kapan sudah tertidur pulas di sampingnya.
"Apa lehernya tidak sakit?" gumam Nathalie merasa iba. Kemudian dia mengambil tasnya untuk diletakkan dibawah kepala Nathan, sebagai penyangga agar kepalanya tidak langsung tertumpu pada meja.
"Awas saja jika kau sampai mengeluarkan liur di tas ku!"
Tadi Sean izin pulang kepadanya karena ada urusan mendadak, sedangkan Dion entah kemana. Jadinya Nathalie pergi ke kantin sendiri. Dia ingat kemarin Nathan berkata, bahwa di kantin sebelah barat akademi ada menjual kue coklat kesukaannya. "Semoga saja masih ada," tuturnya pelan.
Sementara itu ...
"Pangeran, kau tetap di sini, atau ikut denganku ke kantin?" tanya Jackson kepada Gavin yang terlihat sibuk membaca buku.
"Pasti di sana sangat ramai," balas Gavin tanpa menoleh kepada Jackson.
"Aku berencana ke kantin sebelah barat akademi. Di sana tidak sampai seramai kantin yang berada di depan akademi," ucap Jackson menjelaskan.
Gavin terlihat menimang. "Baiklah, aku ikut," ucap Gavin lalu menutup buku yang tadi dia baca.
°°°
Sesuai dengan tujuannya tadi, sekarang terdapat satu buah kue ukuran sedang lebih kekecil, berada ditangan Nathalie.
Dia sudah tidak sabar untuk menyantap kue dengan krim cokelat melimpah diatasnya. Dan jangan lupakan, satu buah ceri yang diletakkan tepat ditengahnya, benar-benar membuat liur Nathalie seakan mau menetes.
"Itu dia!" serunya pelan saat melihat bangku kosong berada tak jauh darinya. Tanpa berlama-lama, Nathalie langsung saja menuju bangku tersebut.
"SREEKK!" Belum lima detik dia menjatuhkan bokongnya di bangku, bahkan kuenya belum sempat dia letakkan di atas meja, terdengar suara seperti benda robek dari arah belakangnya.
Dan saat meliht ke arah belakang, alangkah terkejutnya Nathalie bahwa bunyi robek itu berasal dari gaun seorang gadis bangsawan, karena terinjak oleh bangkunya.
"GAUNKU!" pekik gadis bangsawan itu.
Nathalie segera berdiri. "Maafkan aku, aku tidak sengaja," ucap Nathalie meminta maaf.
Gadis itu menatap Nathalie tajam. "Apa kau pikir gaunku akan kembali menyatu saat kau meminta maaf, hah!" bentak gadis bangsawan berambut biru itu.
Nathalie terkesiap, "Aku akan mengganti gaunmu dengan yang baru," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathalie Transmigration
FantasyApa yang kau rasakan saat mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai? kecewa, khawatir dan takut akan berbaur menjadi satu. Itulah yang dirasakan oleh Fiona saat ini. Lebih tepatnya sekarang dipanggil Nathalie. Fiona bertransmigrasi ked...