Gavin memperhatikan setelan jas warna hitam serta dasi abu-abu bermotif, yang baru saja dikirim putra mahkota dari istana untuk nya.
"Jika bukan putra mahkota Julian yang mengirimnya, aku tidak akan memakainya," ujar Gavin seraya berjalan lesu ke ruang ganti.
Saat mendengar Gavin disuruh ikut serta oleh raja dalam pesta musim panas ini, Julian dengan semangat empat lima mencari jas terbaik untuk dipakai sang adik pada pesta malam ini.
Flash back on
Gavin berjalan cepat tanpa menghiraukan para pelayan yang memberi salam kepadanya. Pikirannya saat ini tengah kalut saat mendapat kabar bahwa ayahnya, Raja Delano Florenza sedang sakit parah.
Gavin mengatur nafasnya yang ngos-ngosan saat berada di depan pintu kamar ayahnya. Dengan perlahan dia membuka pintu kamar ayahnya, sehingga memampangkan pemandangan ayah dan anak yang sedang bercengkrama ria. Sangat bertolak belakang dengan yang ada di pikirannya.
"Putraku, kau sudah sampai?" sapa raja Delano tersenyum, saat melihat atensi putra yang sangat dia rindukan sekarang berada di hadapannya.
Memperhatikan gerak-gerik keduanya, Gavin jadi sadar, bahwa ayahnya tidak benar-benar sedang sakit parah, dan juga menyadari ini semua hanya akal-akalan ayahnya agar dia datang menemuinya.
Sontak Gavin pemijit keningnya yang terasa pusing, "Ayah, ini tidak lucu!"
"Apa boleh buat, hanya ini cara satu-satunya agar kau datang menemui ayah." Raja Delano berucap dengan nada santai terkesan lembut.
"Tetap saja, cara ini tidak benar."
"Maka dari itu, sering-seringlah mengunjungi ayah, jika tidak mau kami menggunakan cara ekstrim lainnya untuk memanggilmu," potong Julian bersidekap dada.
Gavin memasang wajah kesal, sedangkan dua pria lainnya tertawa melihat ekspresi tersebut.
"Kau tidak ingin memeluk ayah?" tanya raja Delano kepada Gavin, saat dilihatnya Gavin hanya berdiri mematung sekitar lima langkah darinya.
Akhirnya Gavin luluh. Dia memeluk erat ayahnya itu, seakan tidak ingin kehilangan satu sosok berharga dari dalam hidupnya.
"Bagaimana kabarmu?" tanya raja Delano saat melepaskan pelukannya.
"Harusnya aku yang bertanya begitu," sela Gavin. "Apa ayah baik-baik saja?" tanyanya.
"Seperti yang kau lihat. Ayah baik-baik saja," jawab raja Delano.
"Putra mahkota bilang ... "
"Sudah berapa kali aku katakan? Panggil aku dengan sebutan kakak," tegur Julian.
"Maksud ku ... Kakak bilang sesak nafas ayah semakin parah. Apa itu benar?" tanya Gavin dengan tatapan khawatir.
Raja Delano tertawa sejenak, "jangan terlalu dipikirkan. Kau ini terlalu memikirkan ayah, sesekali pikirkanlah diri sendiri," ucap raja Delano.
"Bagiku kesehatan ayah, adalah hal yang paling aku utamakan."
Raja Delano mengusap kepala putra keduanya itu, "kau sudah dewasa," ucapnya pelan.
"Ayah bicara apa?" tanya Gavin.
"Tidak ada apa-apa!" Sahut raja Delano.
"Ngomong-ngomong kau terlihat makin dewasa. Umurmu sudah cukup untuk mempunyai istri," jelas raja Delano, yang sukses membuat Gavin membelalakkan matanya.
"Aku belum pernah berpikiran sampai kesana," jawab Gavin.
"Kalian berdua sama saja. Maka dari itu , ayah sudah membuat keputusan, agar kalian berdua mencari wanita yang akan mendampingi kalian, dari pesta malam ini," ucap raja Delano.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nathalie Transmigration
FantasíaApa yang kau rasakan saat mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai? kecewa, khawatir dan takut akan berbaur menjadi satu. Itulah yang dirasakan oleh Fiona saat ini. Lebih tepatnya sekarang dipanggil Nathalie. Fiona bertransmigrasi ked...