Enam Belas

250 30 6
                                    

"A-aku Putri Duke William." Hawa dingin yang dikeluarkan lelaki ini membuatnya sedikit terbata.

Lelaki tersebut terlihat sedang berfikir, "Medison?" tanyanya, Nathalie mengangguk sebagai respon dari pertanyaan lelaki itu saat menyebutkan nama keluarganya.

"Sepertinya dia mengenal keluargaku. Beruntung sekali aku terlahir di keluarga bangsawan yang sangat terkenal ini," batin Nathalie sumringah.

Nathalie menggeser tubuhnya agar terlepas dari cengkraman lelaki tersebut. Namun lelaki tersebut tak mau melepaskan cekalan tangannya. Lalu kembali menatap Nathalie tajam.

"Walaupun kau putri dari keluarga bangsawan Medison, bukan berarti kau bebas melakukan apapun yang kau mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Walaupun kau putri dari keluarga bangsawan Medison, bukan berarti kau bebas melakukan apapun yang kau mau. Terutama di istana ini," ujar lelaki itu dingin.

Nathalie tertunduk, "Sekali lagi mohon maafkan aku, aku hanya merasa penasaran dan sedikitpun tidak mempunyai niatan buruk," jelas Nathalie.

"Apa istana ini terlihat seperti tempat untuk melepaskan rasa penasaranmu? Asal kau tahu saja, kau bisa dikenakan hukuman cambuk bila bersikap lancang di sini."

Nathalie tak habis pikir terhadap lelaki yang berada di hadapannya ini, bisa-bisanya dia memperpanjang masalah sesepele ini, sampai membawa-bawa hukuman pula.

Kemudian lelaki itu menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Nathalie, "Lady of Medison, kau harus dihukum, atas sikap lancang mu ini," bisiknya yang sontak membuat Nathalie merinding seketika.

Kemudian terlintas ide di benak Nathalie agar dia bisa lepas dari lelaki ini, "Tuan, aku benar-benar minta maaf untuk yang satu ini. " Nathalie berucap di iringin dengan gerakan lututnya terangkat ke atas, tepat mengenai alat vital lelaki tersebut.

"ARGGHH!" jerit lelaki itu menahan rasa sakit pada alat vitalnya.

Nathalie mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dan keluar dari perpustakaan itu. Berlari sejauh mungkin, walaupun dia tidak tahu arah larinya kemana, yang terpenting baginya berada sejauh mungkin dari jangkauan lelaki tersebut.

"Akhhh!" Nathalie meringis memegangi jidadnya saat tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Nathalie! Kau kemana saja? Aku sedari tadi mencarimu."

Suara ini. Nathalie mengenalnya. Saat melihat wajah pria yang ditabraknya, Nathalie tersenyum seketika. Ternyata itu Sean.

"Sean, syukurlah kau datang ke sini. Sekarang bawa aku keluar dari sini, kita pulang saja," ajak Nathalie menarik tangan Sean.

"Tapi, kenapa kau bisa berada di sini, dimana gaunmu dan bagaimana dengan pestanya?" tanya Sean bertubi-tubi seraya menahan tangan Nathalie.

"Nanti saja aku jelaskan. Sekarang kita harus keluar dari istana ini," ujar Nathalie.

Sean mengangguk patuh, dan tanpa banyak tanya lagi dia menggenggam tangan Nathalie, lalu membawanya keluar dari istana tersebut, "sebelah sini, Nathalie."

Nathalie Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang