Sherin Armstrong. Wanita yang dikabarkan menempati posisi pertama gadis tercantik di Florenza. Memiliki kulit seputih susu, mata biru, bibir merah nan tipis dan jangan lupakan, rambut berwarna silver khas keturunan bangsawan Armstrong. Membuat siapapun yang melihatnya, akan susah berpaling.
"Silahkan diminum, Nathan," ucap Sherin seraya meletakkan dua gelas minuman anggur, dan beberapa kue kering. Kemudian dia duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan Nathan.
"Terimakasih, Sherin," ucap Nathan tersenyum manis, yang sukses membuat jantung Sherin berdetak dua kali lebih cepat.
Sebenarnya, Sherin sudah lama memendam rasa suka kepada Nathan. Tetapi, dia tidak mempunyai cukup nyali untuk mengutarakannya. Itulah yang menjadi alasan mengapa dia secara terang-terangan menolak lamaran pernikahan dari putra bangsawan yang menaruh hati kepadanya.
Selain itu, dia juga tidak ingin pertemanan selama tiga tahun belakangan mereka rusak gara-gara cinta sepihak nya.
Sherin balas tersenyum. "Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya belajar di akademi Lancaster?" tanya Sherin membuka percakapan.
"Biasa saja," jawab Nathan seadanya.
Sherin memicingkan matanya curiga, "aku tidak percaya," ucapnya. "Pasti banyak gadis bangsawan cantik yang belajar di sana." Sebenarnya dia mengatakan itu karena merasa cemburu.
Nathan meneguk minuman anggur yang tadi telah disediakan oleh Sherin sampai tak bersisa. "Tidak juga! Lagipula tidak ada yang lebih cantik darimu di kerajaan Florenza ini," tutur Nathan.
Sebenarnya Sherin sudah sangat sering mendengarkan pujian seperti itu untuknya, bahkan Sherin juga sudah bosan mendengarnya. Tapi, jika Nathan yang mengucapkannya, tetap saja membuatnya berdebar dan tersipu malu.
"Kau sendiri, kenapa memilih akademi Victoria?" tanya Nathan.
"Sebenarnya aku hobi merancang busana. Jadi, daripada aku belajar di akademi Lancaster yang hanya terfokus pada politik, lebih baik aku belajar di akademi Victoria yang terkesan sedikit santai," balas sherin menjelaskan.
"Wau, aku tidak tau, ternyata kau hobi merancang busana."
"Sebenarnya aku malu untuk menceritakannya padamu," sahut Sherin.
"Kenapa harus malu? Harusnya kau bangga karena memiliki bakat dalam dirimu," tutur Nathan. "Jangan seperti Nathalie yang tidak memiliki bakat," imbuhnya memasang wajah dongkol.
Hal itu disadari oleh Sherin, "Apa Nathalie berbuat ulah lagi?" tanyanya.
Terlihat Nathan menghela nafas. "Tidak perlu dijawab. Wajahmu sudah mengekspresikan semuanya," seru sherin tertawa melihat Nathan yang seperti depresi melihat ulah kembarannya itu.
"Asal kau tahu saja, tadi dia merobek gaun Lady Alice."
Sherin menutup mulutnya tak percaya, "Nathalie benar-benar tidak berubah," ucapnya geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathalie Transmigration
FantasyApa yang kau rasakan saat mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai? kecewa, khawatir dan takut akan berbaur menjadi satu. Itulah yang dirasakan oleh Fiona saat ini. Lebih tepatnya sekarang dipanggil Nathalie. Fiona bertransmigrasi ked...