Happy Reading
•
•
•Pemenang permainan symmeclas diberi hadiah berupa satu permintaan dan aku menukarnya dengan latihan khusus bersama Profesor Fariza. Ya, tekadku sudah bulat aku ingin bertambah kuat seperti Elio.
Di sinilah aku berada sekarang, di dekat sungai yang ada di belakang akademi.
"Rasakan manamu Nadindra. Jika kau tidak bisa mengenali manamu kau akan kesulitan mengendalikan kekuatanmu."
Aku duduk bermeditasi di atas batu yang ada di dekat sungai. Pembelajaran hari ini adalah mengenali mana dan mengendalikannya, ini adalah paling dasar.
Sudah hampir dua jam aku duduk di atas batu ini. Namun, aku belum bisa merasakan manaku sendiri.
"Tetap fokus Nadin, jangan memikirkan apa pun!"
Aku pikir Profesor Fariza adalah profesor yang lemah lembut tidak pernah marah nyatanya dia begitu tegas ketika mengajar. Sesekali saat aku kehilangan fokus dia mengendalikan angin agar aku jatuh ke sungai.
Byuurr!
Ini sudah ke sebelas kalinya.
"Prof, bagaimana bisa aku berkonsentrasi jika dijatuhkan terus!" Aku frustrasi dengan semua ini.
"Ulangi lagi."
Aku mendengus, aku mati-matian menahan rasa sakit pinggang duduk lama di atas batu dia malah enak-enakan duduk manis membentang kain seolah sedang piknik.
Aku cemberut. Namun, sebuah pertanyaan terbesit di pikiranku. "Prof, bagaimana dulu Profesor bisa memiliki sihir?"
"Sihir itu ada sesuatu yang dibawa saat kau lahir. Aku mendapatkannya saat masih bayi dan sihir bawaanku adalah angin."
"Sihir bawaan? Maksudnya apa?" tanyaku lagi.
"Sihir bawaan itu adalah elemen dasar yang ada di bumi ini. Seperti api, angin, tanah, air, melodi, alam, es, dan juga cahaya."
"Selain sihir elemen apakah ada masih ada sihir lainnya?"
"Tentu ada, seperti teleportasi, gravitasi, healing, manipulasi waktu, imitasi bayangan, cermin bahkan lukisan."
"Tapi aku belum pernah melihat murid akademi ini menggunakan sihir itu kecuali healing Athalia memilikinya."
"Ada, biasanya mereka ada di kelas akhir, tapi tak semua murid memilikinya karena ini hanya bisa dikuasai oleh orang-orang tertentu yang berbakat."
Aku mengangguk, berarti Athalia adalah murid yang berbakat karena bisa menguasai sihir tambahan di kelas dasar. "Profesor memiliki elemen apalagi selain angin?" tanyaku ingin tau.
"Kemarilah, naik dulu ke daratan." Eh, aku baru sadar saat ini aku masih berdiri di sungai.
Setelah naik, aku mendekat ke arah profesor yang membuka gulungan yang sering ia bawa dan melukisnya.
Setelah selesai lukisan itu bergerak dan keluar dari gulungan.
"Prof, burungnya ...."
![](https://img.wattpad.com/cover/329203740-288-k806610.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way Home for Nadindra
FantasyNote : Bukan novel terjemahan! Ini jernih hasil pemikiran sendiri, plagiat jangan mendekat! **** Nadindra adalah murid kelas 3 SMA Swastamita Candrasila. Siapa sangka study tour yang ia ikuti malah menjadi malapetaka. Niat hanya ingin mengambil foto...