BAB 17

107 3 0
                                    

Kini aku tengah berada di rumahku. Tempat dimana aku di lahirkan dan di besarkan. Aku dan Mas Amran duduk terpisah. Berganti dengan Ummi yang duduk di sampingku dengan raut wajah terkejut dengan kedatanganku dan Mas Amran secara tiba-tiba seraya membawa barang-barang yang begitu banyak dengan di kemas oleh dua koper besar.

"Ada apa ini nak Amran?" tanya Ummi seraya menatap Mas Amran dengan raut wajah yang terlihat penuh tanda tanya. Seolah ada firasat sesuatu buruk yang akan terjadi. 

"Maaf jika kedatangan Amran kemari membuat Ummi terkejut. Amran akan mengatakan sesuatu. Tapi Amran harap Ummi bisa tenang terlebih dahulu."

"Ada apa ini Nak?" Ummi terlihat gusar. Menatap putri dan menantunya silih bergantian. 

Aisha menunduk dalam. Dia bahkan tak mampu berucap karena pasti air matanya mengalir deras.

"Ummi kumohon tenang. Aku dan Aisha sudah mengarungi rumah tangga selama 8 tahun. Selama itu Amran sangat berterimakasih pada Ummi karena telah melahirkan wanita sholihah seperti Aisha ke dunia ini. Amran sangat bahagia menjalani hidup. Selama delapan tahun ini Aisha sudah menjadi istri yang baik untuk Amran. Namun mungkin takdir berkata lain Ummi. Saat ini tujuan Amran kemari ingin mengantarkan Aisha kepada Ummi. Sepertinya kami sudah tidak cocok lagi untuk bersama. Amran ingin mengembalikan Aisha secara baik-baik pada Ummi. Karena dulu Amranpun memintanya baik-baik pada Ummi. Maaf sebelumnya jika keputusan ini membuat Ummi terkejut," ucap Mas Amran dengan nada yang begitu rendah. Dia tahu Ummi pasti terguncang dengan semua ini. 

"Astahfirullah." Ummi memegang kepalanya. Tubuhnya tampak goyah. Semua ini begitu membuatnya syok. Sontak saja aku refleks memegang bahu Ummi. Mencoba untuk menguatkannya. 

"Sabar Ummi. Maafkan Aisha!" Aku bicara dengan terbata-bata menahan tangis.

"Kenapa kalian memutuskan untuk berpisah? Ada apa? Apa tidak bisa di perbaiki? Perceraian adalah hal yang di benci Allah nak." Kata Ummi.

"Maaf Ummi. Ini memang keputusan Amran. Maaf jika hal ini membuat Aisha dan Ummi akan sangat terpukul." Mas Amran berkata dengan raut wajah yang sedih. 

Ada apa Mas? Aku tahu kamu melakukan ini semua bukan murni dari hatimu Mas. Batinku.

"Kenapa nak Amran. Ummi kira rumah tangga kalian baik-baik saja selama ini. Apa karena anak Ummi belum bisa memberimu keturunan nak?" 

"Tidak Ummi. Bukan itu masalahnya. Aisha sudah mengetahui apa alasannya Amran memilih untuk berpisah. Ummi bisa mendengarkannya langsung nanti dari Aisha."

Aku menangis tersedu-sedu. Semua ini bagaikan kiamat bagiku. Rasanya hidupku sudah tak berarti lagi. Duh gustiii tolong hamba mu ini.

"Ini keputusan yang paling baik menurut Mas Amran untuk kami berdua Ummi," ucapku pada Ummi agar beliau bisa sedikit menerima semua ini.

"Astagfirullahaladzim... Ya Allah!" ucap Ummi seraya bergetar. Aku menatapnya lalu mengusap halus punggungnya mencoba menenangkan. Sedangkan Mas Amran pun sama tampak terlihat merasa bersalah atas semua ini. 

"Tidak apa-apa Mi. Mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua dari Allah. Ikhlaskan saja Mi. Aisha juga inshaallah ridha dengan keputusan ini."

Saat ini meski aku berusaha untuk tetap tegar. Tapi aku tak bisa membohongi diri. Hati ini rapuh. Bahkan sangat rapuh. 

Selama ini hubungan kami baik-baik saja. Dan hanya karena Ibu mertuaku hubungan kami retak seketika. Hancur tak tersisa. Dan kini hanya terlukis luka yang mendalam di hatiku. 

Aku harus menjalani hidup tanpa Mas Amran. Mulai hari ini. Mulai detik ini aku resmi menjadi seorang janda. Tidurku mulai malam ini akan sendirian. Pagiku akan terasa hampa tanpa pergelutanku di dapur untuk menyiapkan sarapan bagi Mas Amran. Malamku tak akan lagi nyenyak karena tak ada sosok pria yang begitu aku cintai. Yang setiap detik selalu ku rindukan kehadirannya. 

Entah kenapa. Tubuhku kini terasa semakin lemas. Kepalaku terasa begitu berputar. Semua bayangan berwarna hitam dan hijau. Aku berusaha mencoba menguatkan diri. Menahan tubuh ini agar tidak ambruk. 

Duri Dalam PernikahankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang