Hari ini papah pulang dari luar kota, dia ngajak Ansa untuk makan malam disebuah restoran mewah di Jakarta. Awalnya gadis itu hendak ngajak Rabea, tapi katanya dia ada urusan bersama kenalannya. Mungkin mereka lagi pdkt an. Gadis itu duduk disebuah restoran berhadapan bersama papahnya-—Jovanka. Kebetulan papah sedang pamit ke toilet, Ansa berpakaian rapi dengan menggunakan dress berwarna hitam dengan rambut digerai indah.
Malam ini Jovanka baru pulang dari luar kota, mereka makan malam bersama karena sudah lama tidak bertemu, maklum Jovanka jarang pulang ke rumah.
Suasana restoran yang terbuka dengan pemandangan kota dan hembusan angin menerpa rambut gadis itu.
Jovanka kembali. Keduanya lagi-lagi memulai obrolan, sambil pria paruh baya itu menanyakan beberapa pertanyaan tentang sekolah.
Ansa tentu saja menjawab seadanya karena ia tidak bisa banyak menjawab ditambah nilainya yang selalu dibawah KKM. Namun Ansa lama-kelamaan mulai resah karena topik mulai berpindah, papahnya itu kembali mempertanyakan soal hubungan percintaannya.
Padahal Ansa sama sekali belum tertarik pada lawan jenis. Gue normal btw.
"Gimana?.. kapan kamu bakal bawa cowok ke rumah?" tanya papah sambil memotong steak.
Gadis itu menghela nafas. "Hufttt.. pah Ansa belum mau pacaran. Ansa masih mau sekolah terus kuliah dulu,"
"Yah.. padahal papah pengen kamu cepet-cepet punya pacar dan menikah. Kamu kan tahu sebentar lagi papah pensiun,"
"Pah. Ansa masih SMA!"
"Iyiyaa.. menikahnya nanti saja setelah kuliah," kata Papah lembut.
Ansa kembali menghela nafas, hening beberapa saat sampai Jovanka tiba-tiba ditelpon oleh sekretaris nya. Pria itu pamit untuk mengangkat telfon, gadis itu hanya mengangguk sambil kembali memakan makanannya.
Merasa kerongkongannya kering. Ansa melirik kearah gelas ia yang masih kosong, di restoran mewah ini dia baru sadar kalau disini kita ngambil semua hal sendiri.
Ansa bangkit, berjalan menuju meja tempat minuman. Ia melintas melewati sebuah meja tempat om-om berjas, seorang cowok dari sisi lain tiba-tiba menabrak bahu gadis itu cukup kuat.
Untungnya ia tidak tersungkur, karena tertahan oleh kursi dibelakangnya. Om sipemilik kursi tersebut menoleh kearah sesaat, namun gadis itu memilih acu kembali ke tujuan awal.
***
Pria itu terkekeh saat mendengar klien nya berbicara. "Saya denger dari Gaston bahwa dia akan kembali ke Indonesia untuk bertemu dengan istri anda. Habisnya anda sudah menikah tapi menutupinya dari publik, bagaimana saya tidak curiga," Kata Pria paruh baya sedikit berumur sambil menyembunyikan senyum liciknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Om! Husband?!
Romance[END] "Jodoh gue itu sugar daddy. Om-om kaya berduit, gak ada modelan beban keluarga kayak gitu.." "Elehh.. emang ada om-om yang mau sama lo?" "Eh jangan salah. Gue cantik lhoo.." *** Khansa Jovanka, gadis yang duduk dikelas 12 SMA. Sang papah mende...