3.

28 2 0
                                    

Seluruh siswa-siswi sedang berkumpul di lapangan setelah membongkar tenda mereka.

Nama demi nama sudah diucapkan oleh Alen dan Anggara, sekitar kurang lebih 900 nama yang mereka ucapkan berdasarkan kelas.

Pembagian kelas berdasarkan minat masing-masing, sebelumnya sudah didata siapa yang akan masuk IPS atau IPA, memilih jurusan masing-masing dan tipe kelas, mau memilih kelas olahraga atau kelas biasa.

Setelah pembagian kelas selesai, mereka boleh pulang untuk istirahat dan kembali besok untuk proses pembelajaran.

Ngomong-ngomong mengenai kelas-perkelasan Xayern High School memiliki sistem minat dalam pembagian kelas. Pertama Kelas Reguler (KR), kegiatan fokus pada tugas dan pembelajaran biasa tanpa tuntutan kegiatan lain, ekstra kurikuler juga sesuai keinginan murid sendiri. Kelas ini terdiri dari 16 kelas, 8 Ipa dan 8 Ips. Namun kelas reguler ini memiliki satu kelas yang dijuluki kelas andalan, salah satu kelas yang didominasi anak-anak berprestasi tinggi. Kedua, Kelas Khusus Olahraga (KKO), murid bisa memasuki kategori ini berdasarkan minat pada bidang olahraga. Kelas ini hanya memiliki satu kelas saja. Selanjutnya, Kelas Tema Minat (KTM), terdiri dari kelas musik, kelas art, dan kelas pramuka. Pendaftaran kelas KTM ini memang terbatas, di survey berdasarkan bakat mereka. Jika memang bagus berhasil lolos, namun jika gagal akan diberi pilihan kelas reguler atau kelas lain. Jadi, total kelasnya ada 20 kelas seluruhnya dengan masing-masing kelas terisi 45 murid, untuk kelas 10-11-12 semuanya sama. Hanya berbeda lantai dan ruangan saja.



























































---

Location : Supermarket.

Helaan nafas berat lolos dari mulut Alen, ia terduduk di sebuah kursi panjang di depan supermarket yang tak terlalu jauh dari daerah tempat tinggalnya.

Ia berada di sini karena memilih meninggalkan rumahnya saat terjadi pertengkaran antara kedua orang tuanya. Berada di keluarga yang harmonis, itu yang orang-orang tahu.

Orang tuanya, keluarganya. Terlalu munafik untuk menunjukkan sisi asli mereka, tidak ada yang harmonis. Mereka menikah hanya karena perusahaan, tidak ada cinta, kasih sayang, dan memuakkan. Gilanya lagi, kenapa mereka harus memiliki anak jika akhirnya akan mereka anggap seperti sampah? Benar-benar tidak waras.

Ia menoleh saat merasa ada seseorang yang mendudukkan tubuhnya di sampingnya.

Orang itu menyodorkan sebotol minuman dingin, "masih siang. Kalau mau gila mending tunggu malem," ujarnya yang menurut Alen tergolong manusia-manusia sokab.

Alen memilih untuk tak perduli dan kembali menatap lurus kedepan.

"Dibilang jangan gila siang-siang malah ngeyel," gerutu orang di sampingnya.

Orang itu pun meletakkan minuman tadi pada tangan Alen dan ikut menatap lurus ke depan--tepatnya menatap beberapa anak yang sedang bermain di sebrang jalan.

"Lo bukan orang sini?" Tanya orang itu. Alen menggeleng.

"Hah? Iya apa bukan?" Bingungnya.

"Bukan," jawab Alen singkat, padat, dan jelas, teramat sangat jelas.

Orang itu mengangguk paham dan selanjutnya hanya ada hening yang menyelimuti atmosphere di sana.

Im Yours.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang