Location : Gasha Home.
"Lo ngapain sih, seharian diem aja. Kayak orang bisu."
Seketika amarah Gasha memuncak, tangannya sudah mengambil bantal yang berada di samping kepalanya dan berniat melemparkannya pada sang empu sumber suara.
"Becanda. Beneran, lo kenapa sih, kaya orang aneh hari ini. Dari kemarin bawaannya suram banget. Seharian diem aja."
"Ovt." Gasha mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap kearah sang kakak yang memasuki kamarnya
"Lo ovt kenapa? Tumben bener?"
"Ada deh bang, lo ga bakal ngerti."
"Apa sih yang ga bisa gue ngerti dari cerita lo?"
"Rumit bang."
"Cerita."
Gasha mendengus malas, sudahlah sang kakak akan tetap bersikap keras kepala. Sama saja! "Gue punya temen, idk masalah dia apa. Tapi kemarin dia tiba-tiba dateng ke tempat yang kebetulan ada gue, gue ajak dia buat ke rooftoop biasa. Gue pikir dia butuh itu, dan setelahnya gue ngobatin luka lebam di rahangnya, tiba-tiba dia pingsan gitu aja. Ternyata ada luka di lengannya, dan lukanya gak kecil. Sampai kita ke rumah sakit juga, gue sampai panggil Aruna. Dan lo tau, bang? Semalem gue dikasih tau kalau dia dibawa pulang sama bokapnya, dan itu secara paksa. Bahkan dokter yang nanganin dia aja ngelarang, gimana gak ovt coba gue?" Cerita Gasha tanpa melewatkan sedikitpun.
"Pertama, secara gak langsung lo tau masalahnya?"
Gasha mengangguk menjawab pertanyaan dari abangnya tersebut.
"Kedua, lo bener sekhawatir itu?"
Lagi-lagi Gasha mengangguk.
"Alasannya?"
"Gak tau, gue cuma ngerasa khawatir aja."
"Ketiga, lo siapanya?"
Gasha terdiam sejenak, "rekan tugas sekolah mungkin? Tapi gue cuma perwakilan anak musik dan dia ketos. Apaan sih anj, pertanyaan lo! Gajelas!"
"Lo kenapa bisa care sama orang yang gak lo akrab? First time lo begini."
"Gak tau. Kenapa lo malah bikin gue makin ovt? Lo harusnya bikin gue legaan anjrit!"
"Sialan!" Desis sang kakak menangkap bantal yang dilemparkan oleh Gasha.
"I think lo harus coba cari info biar lo lega, dan kalau sekedar info aja lo gak lega. Gue saranin lo samperin aja, gue tau lo orangnya ovt abis, apalagi kalau bener-bener abis, lo harus ketemu langsung."
"Gitu ya?" Tanya Gasha menatap kakaknya yang menatapnya serius.
"Iya, apa lo mau ber--"
Tok tok tok.
"Den, non. Makan malam sudah siap," ujar salah satu art mereka dari balik pintu.
"Iya bi, bentar lagi turun," jawab sang kakak.
"Turun yuk, habis makan kita jalan. Biar dapet udara segar."
Gasha hanya mengangguk dan menuju ruang makan bersama sang kakak.
"Papa udah balik, ma?" Tanya sang kakak.
"Udah, baru aja. Tapi mama bawain makan malam."
"Mesra banget aduh duhh."
"Iyaa dong, mama gitu," sambar Gasha sembari mengambil porsi makanan untuk dirinya sendiri.
"Ma."
"Hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Yours.
Fanfiction"Percintaan itu memuakkan," ujar Aleena Gasha Zinantya. "Gak punya pacar tapi punya support system itu asik," ujar orang lain yang berakhir terikat dengan hubungan 'kekasih', Aruna Rumantara. "Jomblo itu asik," ujar seorang lain yang tetap menjomblo...