Shit! Gue nggak mau mati sekarang!
Itulah umpatan yang gue ucap dalam hati pas ngedenger suara laki-laki yang gue yakin suaranya si freak.
Apa yang harus gue lakuin sekarang?
"Plis tinggalin gue! Gue nggak pernah punya masalah sama lo!" Kata gue putus asa. Sumpah kondisi gue sekarang persis kayak pas gue diteror beberapa hari lalu, tremor parah.
Satu detik... dua detik... tiga detik... empat detik... lima detik...
Hening
Apa si freak udah pergi? Itu hal pertama yang muncul dipikiran gue.
Karena penasaran nggak ada sautan, gue mutusin balik badan buat mastiin kalau cowok gila itu beneran udah pergi atau belum. Celingak celinguk, tengok sana-sini gue nggak nemuin seorang pun di deket gue.
Apa gue tadi halu ya? Maksud gue, gue jelas-jelas denger suara langkah kaki yang ngedeket ke arah gue dan suara familiar itu juga jelas banget kedengeran di kuping gue. Tapi anehnya nggak lama dari gue teriak tadi, orang yang gue yakin tadi di belakang gue udah nggak ada. Logikanya kalo cowok tadi pergi ngejauh, suara langkah kaki dia pasti kedengeran sama gue. Ini nggak ada sama sekali!
"Calm Na, just positive thinking. Mungkin lo halu perkara terlalu panik. Oke?" Monolog gue ngeyakinin diri sendiri.
Ngerasa udah tenang, gue mulai nelpon layanan derek biar mobil gue dibawa ke bengkel. Sumpah kejadian hari ini bikin gue trauma, lagi. Hampir se-trauma waktu kapan hari pas gue diteror. Dan gue yakin orang yang neror gue itu nggak lain dan nggak bukan si freak.
Gue punya salah apa sih sama dia? Sampe mau nyelakain gue. Secara gue nggak punya salah sama dia, kenal aja kagak! kata gue dalem hati.
"Mbak Kana ya?" Suara bapak ojol berhasil ngagetin gue. Iya, gue pulang pake jasa ojol kali ini karena Bagas lagi sibuk katanya.
"Iya pak, saya Kana." Jawab gue sebelum masuk ke mobil warna silver dengan merk yang nggak awam di kalangan ojol menurut gue.
"Sesuai aplikasi ya pak." Kata gue lagi sebelum mobil yang lagi gue naikin mulai melaju.
Kok gue tiba-tiba ngerasa ngantuk ya? Tidur bentar nggak masalah kan?
***
"Kana.... Bangun."
"Kana....."
Gue yang masih tertidur mulai terganggu sama suara barusan. Tapi pas gue mau bangun, anehnya mata gue susah banget dibuka. Alhasil gue cuman bisa ngelihat samar-sama apa yang ada di depan gue.
"Nah gitu dong cantik." Kata orang itu lagi sambil belai pipi gue.
"Dia nggak secantik itu." Kata seseorang yang gue yakin lawan bicara orang tadi.
"Kalau dia nggak cantik. Lo nggak mungkin hampir jatuh hati sama dia."
"Hahaha mana mungkin gue jatuh hati sama orang yang udah ngebuat Sissy pergi."
Sissy?
Dengan keadaan yang masih sama, duduk dikursi dengan tangan dan kaki diiket serta mulut yang disumpel kain, gue ngedenger ada suara langkah kaki yang diiringi suara besi lagi diseret. Dari suaranya gue rasa itu tongkat bisbol. Kalo kalian tanya kenapa gue bisa tahu, karena dulu gue sering mainin tongkat bisbol Bang Joni yang sekarang udah nggak tau dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dospem | Kim Doyoung
Hayran Kurgu"Kamu tuh ya, kalo saya kasih tahu pasti ngejawab. Sampai heran saya." -Tama "Sebenarnya saya nggak ada niat pak buat ngejawab perkataan bapak, sumpah. Saya cuma mau membela diri." -Kana __________________________________________________ Desclaimer...
