Reveal

52 1 0
                                    

Kana PoV

Arghhh... Erangan gue dalam diam setelah gue siuman. Sekujur tubuh gue kerasa ngilu dan baru kali ini gue ngerasain sakit sehebat ini.

"Hi sweety. It's time to wake up." Ucap seseorang sambil ngejambak rambut gue. Gue nggak tau siapa dan apa yang ada di sekeliling gue sekarang karena posisi gue yang tersungkur di lantai. Mata gue yang juga ketutup kain ngebuat gue mustahil bisa ngelihat apa-apa sekarang.

"Okay karena gue orang yang bertata krama. Gue benerin posisi lo dulu sebelum kita ngobrol." Kata cowok tadi sesaat sebelum ngubah posisi gue dari tergeletak di lantai ke posisi duduk. Nggak selang berapa lama, dia narik kain yang nutup mata gue dan juga ngambil kain yang sedari tadi nyumpal mulut gue.

Meskipun sekarang mata gue udah nggak ketutup apa-apa lagi, penerangan yang minim ngebuat penglihatan gue tetep terbatas. Yang bisa gue lihat sekarang cuman siluet seseorang lagi duduk di depan gue. Gue nggak bisa ngelihat jelas wajah seseorang itu karena masker yang dia pakai.

"Lo mau kita ngobrol darimana dulu?" Kata dia santai. Suara nyaring besi yang bertubrukan dari tutup korek api besi yang dia mainin bergema di seluruh ruangan.

"Mungkin dari kejadian 10 tahun lalu? Karena itu awal dari semua ini. Ada yang lo inget?"

Gue yang masih lemes dan kesakitan mencoba nginget kejadian 10 tahun lalu yang dia maksud. Setelah gue coba, yang pertama kali terlintas di ingatan gue adalah kejadian tabrakan yang gue alamin waktu masih di Amerika dulu. Kalo emang itu maksud dia, darimana dia tahu kejadian yang ngebuat gue dirawat selama 3 bulan di rumah sakit itu?

"Kejadian kecelakaan waktu gue masih di Amerika? " Bales gue dengan suara lirih.

Seseorang yang duduk di depan gue itu seketika berdiri dan ngedeket ke arah gue setelah denger pertanyaan yang gue lempar ke dia. "Ternyata lo nggak seamnesia itu." Bales dia tepat lima jari di depan muka gue.

"Amnesia? Maksud lo?" Tanggap gue yang nggak ngerti kenapa dia nyinggung kata 'amnesia'.

"Wah.. jadi lo nggak tau kalo lo itu didiagnosa amnesia setelah kejadian kecelakaan 10 tahun lalu?" Kata dia sambil natap gue nggak percaya. Gue yang baru denger masalah ini cuman diem.

Masa iya gue amnesia?

"Hebat juga Bang Joni berhasil nutupin hal ini dari lo." Kata orang itu lagi sambil tepuk tangan. "Lo juga pasti nggak tau kalo kehidupan lo 4 tahun terakhir itu settingan abang lo sama Dirga."

Dirga?

Tau gue diem nggak nanggepin perkataan dia barusan, orang itu yang gue tau seorang cowok, berucap lagi. "Oh ya gue lupa. Dirga yang gue maksud itu dospem lo, si Tama."

Saat denger nama Pak Tama, gue semakin nggak mudeng sama apa yang dibicarain cowok di depan gue.

"Gue nggak paham semua perkataan lo sama sekali."

"Hebat.. Hebat..." Kata cowok tadi sambil tepuk tangan lagi. Nggak lama dia ngelanjutin, "Lo ternyata emang sebodoh itu. Bahkan orang-orang di sekitar lo ngebodohin lo nggak tau."

Gue yang makin nggak ngerti maksud dia, bersuara lagi. "Maksud lo?"

Mendengar pertanyaan gue, cowok yang sekarang jongkok di depan gue itu ngehembusin nafasnya gusar.

Nggak lama setelahnya ada orang lain ngeinstrupsi. "Nggak usah buang-buang waktu lagi. Waktu kita nggak banyak."

Suara itu?

"Apa kabar Na?" Sapa orang itu yang nggak lain adalah Kak Jeje.

Ngelihat dia ada di depan gue ngebuat gue semakin bingung dengan situasi yang ada sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dospem | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang