It Come

53 1 0
                                        

"Kana?"

***

3rd person's PoV

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mobil yang dikendarai Reno akhirnya tiba di sebuah lokasi konstruksi terbengkalai.

"Lo yakin ini tempatnya Ren?" Tanya Bagas sambil memperhatikan lingkungan sekitar lokasi konstruksi yang hampir ditutupi semak belukar.

Reno yang sudah emosi dan tampak gusar tak menghiraukan pertanyaan Bagas barusan. Tak lama kemudian,

Brak!

Suara dentuman pintu yang Reno tendang terdengar menggema di lokasi konstruksi.

"Wah... wah... Coba lihat siapa yang datang" Ucap salah satu laki-laki berkaos hitam sambil mendekat ke arah Reno dan Bagas. "Punya nyali juga lo ternyata" Lanjut laki-laki tadi sambil tertawa meremehkan.

Bug!

Reno yang sudah tak bisa menahan emosi, langsung meninju muka laki-laki yang rupanya ia kenal baik.

"Lo apain Kana hah?" Teriak Reno sambil memegang kerah kaos laki-laki yang ia pukul tadi.

Laki-laki yang masih tersungkur akibat pukulan Reno hanya menatap lawannya sambil tersenyum sinis.

"Harus segininya lo belain cewek gak berguna kayak dia?" Tanya laki-laki itu kemudian.

"Lo nggak inget, gara-gara dia, pertemanan kita hancur?" Lanjut laki-laki itu sedikit berteriak.

"Jadi lo masih dendam gara-gara kejadian 10 tahun lalu itu hah?" Balas Reno tak kalah berteriak.

"Sampai kapan pun gue nggak akan pernah maafin cewek itu Ren! Karena gara-gara dia, kakak gue bunuh diri!"

Reno yang kesal dengan ucapan Nanda, si laki-laki berkaos hitam, membalas dengan nada tinggi. "Kak Sisi ngelakuin itu bukan karena Kana. Tapi karena Bang Tama Nan. Lo tahu itu."

Nanda yang mendengar bantahan Reno menyeringai "Hah, lo masih aja ngelak Ren kalau biang kerok semua masalah ini si cewek nggak berguna itu. Abang lo nggak bakal ninggalin kakak gue kalo aja waktu itu dia nggak nabrak cewek sialan itu."

(Flashback on)

Sore ini, Dirga dan Sisi berencana menghabiskan hari berjalan-jalan di sekitar kota New York. Lalu lintas yang cukup lenggang membuat perjalanan mereka kali ini tidak terlalu membosankan. Pemandangan menuju Marine Park- tempat yang akan dikunjungi Dirga dan Sisi-terlihat cantik. Daun-daun tampak mulai menguning tanda tibanya musim gugur.

Di sepanjang perjalanan, Dirga dan Sisi saling berbagi cerita tentang kegiatan mereka hari itu. Sisi yang memang terkenal riang tampak antusias saat menceritakan kejadian lucu di kelasnya tadi. Dirga yang cenderung pendiam hanya mendengarkan celotehan kekasihnya itu.

"Ga, kalau seandainya kita nggak bakal sama-sama lagi gimana?" Ucap Sisi tiba-tiba. Dirga yang sedari tadi fokus pada kemudi mobilnya menoleh.

"Kenapa kamu tiba-tiba bilang kayak gitu? Ada sesuatu?"

"Nope. Cuman tanya aja. Karena kita nggak bakal tau apa yang terjadi di esok hari."

"Aku nggak akan ngelepasin kamu apapun itu alasannya."

"Kenapa?"

"Nothing to be explained."

"Aku harap kamu bener-bener nepatin itu."

"I will."

Drrrt Drrrrt

"Mama kamu telpon."

Dospem | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang