18. tak sengaja bertemu

64 7 12
                                    

Haii prend kembali lagi di cerita MHS. Jangan lupa untuk komen dan vote nya ya, untuk menghargai karya cerita nya, terimakasih^ ^

Jangan lupa, komen, komen, komen. Biar semangat lagi buat nulis nya, hehe:>

Happy reading!🖤

•••

Di sore hari Sayyid Aqlan berniat untuk pulang di waktu itu juga, ia pulang dengan membawa sepeda motor, walaupun Sayyid Aqlan terlahir dari keluarga yang mapan, namun ia selalu menjalankan kehidupannya dengan sederhana karena ia tidak ingin merasa dirinya orang paling berada. Dan Kebetulan ketika Sayyid Aqlan menggunakan motor tersebut, ia tidak begitu kesulitan mengendarai nya, walaupun ia menggunakan kain sarung, tapi ia juga menggunakan celana panjang di dalamnya. Tak lama kemudian Sayyid pun langsung menancapkan gas motornya itu untuk segera pulang ke rumah, kebetulan ia juga sudah berpamitan terlebih dahulu kepada keluarga yang di pondok tersebut. Di sepanjang perjalanan ia melihat pedagang-pedagang di pinggir jalan tersebut sangat ramai, lalu ia pun memutuskan untuk mampir sebentar dan membeli buah-buahan yang ada di sana, kebetulan ada pedagang buah juga di sana. Sayyid Aqlan pun langsung memberhentikan motornya tersebut di pinggir-pinggir jalan agar tidak menghalangi kendaraan lainnya untuk lewat.

"Mas saya beli buah apelnya dua kilo berapa, Mas?" tanya Aqlan kepada pedagang buah tersebut.

"50 ribu aja, Mas," jawab Mas-mas pedagang tersebut.

"Oh iya Mas, dibungkus ya dua kilo,"

"Siap." lalu Mas-mas itupun langsung memasukkan apel-apel tersebut ke dalam kresek sesuai yang di minta Sayyid Aqlan.

Namun ketika Sayyid Aqlan menunggu apel itu dibungkus ia tak sengaja melihat Ranaya di sana sedang membeli sebuah minuman di sana yang tak lain adalah es kocok. Sayyid pun langsung menghampiri nya.

"Sebentar ya Mas, saya ke sana dulu," ucap Aqlan kepada Mas pedagang buah tersebut karena kebetulan Mas pedagang tersebut belum selesai membungkus buah apel itu.

"Oh iya Mas." jawabnya.

"Assalamualaikum Ranaya." salam Sayyid Aqlan kepada Ranaya yang sedang mengantri membeli es kocok.

"Wa'alaikumussalam, astaghfirullah Sayyid." jawab salam Ranaya hingga ia terkejut dengan adanya kehadiran Aqlan di sana  dengan perasaan gugup kenapa ia bisa di sini?

"Kenapa kamu terkejut begitu, Nay?" tanya Aqlan sepertinya es batunya mulai cair nih kalo sama Ranaya.

"Eee gapapa Sayyid, cuma sedikit kaget tiba-tiba Sayyid ada di sini, hehe," jawab Ranaya sambil cengengesan dan dengan masih perasaan yang gugup.

"Oiya kamu beli es kocok?" tanya Aqlan lagi.

"Iya."

"Ooh, lama juga ya." kata Sayyid sambil melihat sekeliling di warung es kocok tersebut, memang antri, sampai-sampai Ranaya harus menunggu lama.

"Oiya mbak, tadi es nya rasa apa?" tanya mbak-mbak pedagang es tersebut secara tiba-tiba kepada Ranaya.

"Itu mbak rasa durian." jawab Ranaya, dan mbak penjual es kocok pun langsung membuat nya es itu untuk Ranaya karena setelah sekian lama Ranaya baru bisa memilih rasa es itu.

"Oiya Sayyid sendiri di sini ngapain? ada yang dibeli Sayyid?" tanya Ranaya.

"Ini saya gak sengaja lewat sini, terus saya liat ada yang jualan buah, jadi saya mampir dulu buat beli buah apel di sana." jawab Sayyid Aqlan sambil menunjukkan tempat perdagangan buah tersebut.

My Husband Is Sayyid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang