8. Perjodohan?

181 25 14
                                    

"Ingat, bahwa siapapun kutemui saat ini adalah bagian dari rencana semesta. Termasuk mengagumimu juga bagian dari takdir semesta."

-Ranaya Delisa Az-Zahra-

•••

Malam hari pun tiba, keluarga dari Abi Harith berkumpul di tempat yang sama tadi siang mereka berkumpul. Kini Abi Harith akan membahas tentang perjodohan ini secara langsung kepada Aqlan, putra nya yang akan dijodohkan itu.

"Bismillah, Abi akan mulai sekarang apa yang Abi bicarakan malam ini." ujar Abi mengintrupsi dan di perhatikan oleh keluarga nya.

"Aqlan, kamu kan sudah menyelesaikan tugas almarhum kakek kamu, dan umur kamu juga sudah dewasa. Sudah saatnya Abi membicarakan ini sama kamu." ujar Abi Harith pada Aqlan, Aqlan yang mendengar itu sempat kebingungan dengan pembicaraan Abi.

"Abi mau bicara?" tanya Aqlan penasaran.

"Abi akan menjodohkan kamu. Apa kamu mau dan bersedia?" ujar Abi Harith to the point dan memastikan ujaran nya itu pada Aqlan. Dan Aqlan yang mendengar itupun refleks kaget dengan ujaran Abi Harith. Apakah Aqlan akan menerima perjodohan itu? Sedangkan Aqlan sebenarnya sedang mencintai seseorang, tapi tidak tahu seseorang yang dicintai Aqlan itu siapa.

Dengan sekuat hati Aqlan menghela nafas sabar untuk mengatakan sesuatu kepada Abi Harith. "In syaa Allah, Aqlan bersedia. Apapun itu keputusan Abi." Ucap Aqlan tanpa basa-basi dan langsung menyetujui perjodohan itu.

"Alhamdulillah." ucap syukur Abi Harith dan Harumi secara bersamaan.

"Ekhem... ciee kakak udah ada calon nih," ejek Saaih pada Aqlan. Aqlan yang mendengar itu hanya tersenyum dan mengusap kepala Saaih dengan lembut.

"Besok kita pergi ke rumah calon keluarga kamu ya, Aqlan?" Aqlan hanya mengangguk.

Dikediaman keluarga Akhtar. Akhtar seperti nya sedang mengatakan sesuatu penting pada Ranaya dan didampingi oleh Tina di sana.

"Ranaya apa kamu mau Abi jodohkan dengan anak teman Abi?" ucap Abi Akhtar to the point untuk memastikan apakah Ranaya ingin dijodohkan dengan teman Abi nya?

"D-dijodohin?" Ranaya yang berkata itu refleks mendengar ucapan Abi nya itu yang tiba-tiba saja membahas tentang perjodohan.

"Iya Nak. Apa kamu mau?" tanya nya memastikan.

"Tapi Abi... aku masih sekolah. Dan... apa calon yang Abi jodohkan buat Ranaya itu yang terbaik?" Ujar Ranaya dengan ragu.

"In syaa Allah. Calon suami yang Abi jodohkan ini adalah calon suami yang terbaik buat kamu, dan bisa membimbing kamu lebih baik ke jalan Allah." Ujar Abi Akhtar.

Sebenarnya Ranaya ragu dengan perjodohan ini, tapi mau gak mau Ranaya tidak mungkin menolak perjodohan ini. Di sisi lain Ranaya juga berharap bisa berjodoh dengan seorang Sayyid, yaitu Sayyid Aqlan. Tapi setelah mendengar jika ia akan dijodohkan, ia pikir harapan nya itu tidak ada apa-apanya.

"Dan... oh iya besok keluarga calon suami kamu akan datang ke sini." kata Abi Akhtar.

"Apa? Secepat itu Abi?!" ucap Ranaya tidak percaya dan ia meninggikan suaranya karena ia refleks dengan perkataan Abi nya itu.

My Husband Is Sayyid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang