3. Introduction

10 1 0
                                    

Lagi lagi hari kembali senin, adalah hari termalas bagi Ayana karena adalah pertemuan pertamanya dengan materi matematika.

"Selamat pagi!, hari ini ulangan ya!"  Ucap bu Erni

Inilah yang tidak disukai oleh Ayana belum apa apa sudah langsung ulangan, mau tak mau ia tak bisa lagi menolaknya.

"Untuk ulangan kali ini boleh lihat buku asal tidak bekerja sama dengan teman lain, ingat! hanya boleh buka buku tidak diizinkan untuk saling contek menyotek. Ibu tinggal dulu, nanti bel istirahat silahkan istirahat setelah istirahat masik ada materi matematika 2 jam,tolong jangan berisik ya, silakan mengerjakan anak anak!" 

masih ingat dengan Varo?betul! teman sebangku Ayana. Ayana kira Varo itu anaknya dingin tapi ternyata dugaannya salah!

"Eh kemarin kita belum sempat kenalan, aku Varo!"  Ucap Varo sambil mengulurkan tangan nya.

Varo banyak disukai oleh siswi siswi di sekolah Ayana karena wajahnya yang cukup putih, rambut tebal, tinggi, serta sikapnya yang lucu jarang sekali Varo menunjukkan muka marah atau seriusnya bahkan sampai saat ini belum ada yang tahu orang tuanya pun juga tidak tahu.

"Aku Ayana!"
"Kamu aslinya orang mana?"  Tanya Varo
"Orang sini, Jakarta!"

"Oh, kalo aku Jawa tengah"

"Kamu kesini berarti pindahan, ya?"
"Iya, bapak aku pindah kerja disini"
"Ohh begituu."

Geby, si ketua kelas membagikan kertas ulangan yang akan mereka kerjakan. Belum sempat kertas ulangan tersampai di meja Ayana, ia sudah menghela nafasnya rasanya ingin menghilang dari bumi. Tapi ujung ujung nya kertas ulangan akhirnya sampai di meja Ayana dan mulai mengerjakan soal soal ulangan tersebut.

Bel istirahat kembali berbunyi, sudah waktunya beristirahat. Masih tersisa 8 soal lagi yang harus Ayana selesaikan tapi ia harus beristirahat dahulu, seperti biasa, Ayana pergi bersama Feli untuk membeli makanan. Kali ini Ayana sendiri yang meminta untuk makan diluar, tapi, tidak dikantin melainkan di lapangan olahraga. Lapangan olahraga Ayana tidak begitu ramai seperti kantin ketika jam istirahat, mereka lebih memilih makan di kantin ataupun dikelas.

"Fel, kali ini kita makan di lapangan mau nggak?"  Tanya Ayana
"Boleh!tumben banget, Na!" 
"Ngga papa sekali kali!"

Sesampainya disana, tiba tiba Ayana menceritakan tentang masa lalu nya di sekolah nya yang lama, semua masalah dan kejadian-kejadian yang pernah terjadi disana, Ayana ceritakan semuanya kepada Feli.

"Dulu sekolah gue ngga kayak sekolah ini. Teman teman sekelas gue benci gue mereka jarang ngajak gue kekantin bareng, ngobrol bareng, bahkan mungkin bisa dibilang gapernah, Gue ngga tau kenapa mereka benci gue tapi firasat gue mereka benci karena wajah gue yang ngga sempurna gini, item, pendek, bahkan ngga pinter, idup lagi! gue selalu dibully sampai sampai akhirnya gue punya penyakit mental orang tua gue tau, mereka ngga terima tentang apa yang teman teman gue lakukan tapi mereka lebih memilih tidak membesarkan masalah dan ngga marahin temen temen pembully itu, mereka selalu bilang 'nanti tuhan yang balas' dan merekalah yang memindahkan gue ke sekolah ini!"  Ucap Ayana

"Ohh jadi begitu asal usul lo pindah sekolah ya!"  Ucap Feli mengerti tentang apa yang dikatakan Ayana

"Iya, maaf kalau gue cerita ini tiba tiba.."

"Nggapapa Na!lo berhak untuk cerita ini. Gue tau gimana perasaan lo, yang orang tua lo bilang itu bener!biarin aja mereka mau ngapain selagi kamu ngga dendam dan ngga nyakitin mereka balik pasti kamu aman, nanti tuhan aja yang bales, lo ngga perlu cape cape nyari ide buat bales dia tuhan sudah atur rencana kehidupan lo, dan lo itu sempurna, kuku yang rapi, bentuk badan lo yang sempurna, lo harus banyak banyak bersyukur Na, tetap semangat ya cantiku gue memang ngga selalu ada buat lo karena kita nggak akan tahu kapan waktu kita pergi, people come and go akan tetap ada, selagi aku masih hidup semoga aku selalu ada buat kamu!" 

Ayana yang selalu nangis ketika diberi kata kata pada saat itu juga Ayana berusaha menahan air mata namun nyata nya Ayana tidak sanggup menahan air mata itu.

"Nggapapa nangis aja selagi nangis bisa bikin lo tenang!"  Ucap Feli sambil mengelus ngelus kepala Ayana.

Baru kali ini Ayana merasa di perdulikan, cukup membuatnya tenang. Namun Ayana tidak ingin menangis panjang dihadapan Feli ia mengusap air mata nya lalu kembali tersenyum, mereka kembali menyantap makanan mereka. Tiba tiba saja para geng dikelas Ayana itu datang menghampiri Ayana, seperti biasa, dengan tatapan yang sinis membuat Ayana yang awalnya tenang menjadi kesal karena melihat tatapan Alexxa yang sinis.

"Jadi lo udah tau Alvaro ya!"  Ucap Alexxa
"Temen sebangku gue?iya kenapa emangnya?"  Tanya Ayana
"Oh nggakpapa, tapi jangan sampai lo kenal Arya!"

"Emang kenapadah kalo gue kenal dia?"
"Ngga penting, udah yok gais kita cabut!"

Selesai Ayana dan Feli makan di lapangan, mereka kembali ke kelas mereka. Saat sedang dijalan, Tak disengaja seorang laki laki tinggi menabrak pundak Ayana.

"Eh!maaf maaf!"
"Nggapapa lain kali hati hati ya!"
"Eh kamu anak baru itu ya?gue Arya! dari kelas 12"

'Arya?..'  Lirih Ayana dalam hati

"Maaf gue buru buru!"  Ucap Ayana sambil menarik tangan Feli dan pergi meninggalkan Arya.

Sesampainya di kelas, Feli bingung kenapa Ayana menolak perkenalan Ayana dan meninggalkannya begitu saja.

"Kenapa lo tadi ninggalin Arya?"
"Gue males kalo harus berhadapan lagi sama Lexxa"

Ayana teringat dengat ucapan Alexxa yang melarang Ayana untuk berkenalan dengan Arya, bukan berarti Ayana menuruti kemauan Alexxa tetapi dia malas jika harus ber adu mulut dengan Alexxa.

                                           -

This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang