Minggu pagi, Varo sedang menemani ibunya berbelanja sayur dipasar. Tak sengaja, ia melihat Ayana yang sedang kepasar bersama bundanya.
Ibu Varo menyadarinya, ia segera menghampiri bunda dan Varo.
"Masyallah kita ketemu disini bu!" Ucap ibu Varo
"Eh bu, alhamdulilah gimana kabarnya!"
"Alhamdulilah baik, Ayana sehat?"
"Alhamdulilah sehat bu" Balas Ayana dengan senyuman manisnya
Tiba-tiba Varo merasakan getaran hatinya, ia menundukkan kepala dan tersenyum melihat kemanisan Ayana.
'Astagfirullah' Lirihnya
Ia kembali menegakkan kepalanya.
"Mas Varo, makin ganteng aja"
"Iya ni bu!udah siap serumah sama Ayana!" balas ibu Varo
Kali ini Ayana yang malu, ia merasakan getaran hati. Rasa saltingnya tak bisa lagi ditutupi
"Tuh mba Ayana aja senyum senyum kann"
"Tapi sayangnya Ayana masih bingung koh bu"
"Nggakpapa kan ngga harus sekarang dijawabnya"
Setelah berbincang-bincang, mereka pun pamit kembali kerumah masing-masing.
Saat adzan dzuhur berkumandang, Varo segera melaksanakan kewajibannya.
"Ya allah, kabulkanlah permintaan ibu hamba, agar ia selalu bahagia bersamaku. Aku ikhlas jika saat ini harus menghindar, semoga engkau kabulkan do'a ku, dan jagalah ia disana, aamiin ya robb"
Ternyata, diam-diam Varo juga ikut mendo'akan Ayana dan permintaan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Ayana.
Teen FictionTentang Ayana yang awalnya mengharapkan sekolah barunya akan membawa kebahagiaan namun ternyata memiliki banyak luka daripada sekolah lamanya. Belum lagi tentang masalah percintaannya dan penyakit mentalnya yang semakin memburuk. Membuat Ayana ingin...