10. Danar berulah

9 1 0
                                    

Sepulang sekolah, Danar ternyata sudah ada dirumah Ayana semenjak sepuluh menit yang lalu. Padahal saat itu Ayana sangat merasa capek, pegel, lemes, malah ditambah capek dengan kedatangan Danar = badmood.

"Udah pulang, ini Danar nungguin kamu bunda ke kamar dulu ya" Ucap bunda

"Ada apasih lo kesini?mau bentak gue lagi?atau mau bunuh gue?"

"Gue mau minta maaf sekaligus minta klarifikasi"

"Oh lagi waras ya makannya minta maaf, terus gue klarifikasi buat apaan mau lo masukin ke tv?"

"Engga Na dengerin penjelasan aku dulu!"

"Kaya cowok sinetron aja lo!"

"Tolong jujur ke aku, kamu dijodohkan sama Varo kan!"

"Emang ngapa?masalah?udah deh gausah bahas tentang percintaan, gue tau lo suka gue tapi cara lo itu salah"

"Kamu udah mulai suka ya sama Varo?"

"Emang seberapa pentingnya sih untuk lo tau tentang semuanya, udah deh lo kalo kesini pasti selalu bawa berita nggak penting mending susul tuh bang Gavin di markas"

Terpaksa, karena saking marahnya Ayana, Danar terpaksa harus pergi menyusul Gavin kemarkas. Ayana tidak benci, hanya saja ia tidak suka dengan sikapnya yang sudah membentaknya.

*****

"Siapa, cari siapa?"

"Bang Gavin, ada?"

"Ada didalem masuk aja"

Danar menghampiri Gavin yang sedang berada didalam markas.

"Bang!"

"Loh Nar kok lo tau gue disini?"

"Ayana yang bilang, bang bisa bantuin gue buat deketin Ayana nggak?"

"Bukannya gue nolak Nar, tapi gue ikut apa yang adik gue mau gue gamau memaksakan untuk dia deket sama lo"

"Yaudah deh bang makasi ya gue pamit dulu"

Sesingkat itu percakapan antara Gavin dan Danar. Danar sangat kesal karena misi nya gagal untuk mendekati Ayana, ia memang cinta dan tulus terhadap Ayana namun sayangnya cara ia menunjukkan rasa cinta itu salah. Ia sudah terlanjur membuat Ayana sakit, lalu dengan cara apa lagi yang harus ia lakukan?

Keesokan paginya, Ayana kembali masuk sekolah seperti biasa. Lagi lagi ia dihampiri dengan geng Alexxa, untungnya guru belum datang jadinya Feli siap siaga menjaga Ayana disampingnya.

"Halo Fel, Ayana!"  Sapa Alexxa dengan senyum lebar

"Mau apa lagi?"  Ucap Ayana

"Enggak kok gue cuman mau nanya sedikitt ajaa"

"Lo beneran dijodohin sama Varo?"

"Ngga penting buat lo tau!"

"Loh kenapasih, gue nggak akan nyebarin , janji!"

"Ya kalo dia gamau biarin aja kali sibuk amat sih lo nyari tau kehidupan orang lain"  Ucap Feli

"Yee gitu doang marah, yaudah si, liat aja siapa yang akan menang nanti!"

"Dih?dia kira lomba kali ya!"  Ucap Ayana sambil tertawa.

Alexxa jadi semakin kesal karena Ayana sudah berani membalas segala ucapannya dengan tegas. Ia jadi merasa kalau misinya untuk menyingkirkan Ayana gagal!

*****

"Gimana udah tau?" 

"Gagal Ro!dia sekarang udah berani ngelawan gue"

"Gimanasih lo, kan lo sendiri tau gue gamau Ayana dideketin sama cowo lain dan dia itu milik gue!apalagi sama si Varo itu, cobadeh lo cari cara lain kan lo juga harus jaga Arya kan?coba kalo nanti Arya deketin Ayana gimana kan jadinya yang susah gue sama lo!"

"Hihh berisik banget si lo Nar, iya iya gue bakal cari tau. Kan lo sodaranya Ayana kenapasih lo harus nyuruh nyuruh gue!"

"Kemarin gue udah susul abangnya kemarkas buat cari info tapi dia malah ngedukung Ayana"

"Gue nggak mau tau lo harus cari tau!"

"Iya deh brisik!udah sana balik!"

Saat mereka sedang berdebat, Varo tak sengaja menabrak pundak Danar.

"Eh maaf maaf, maaf banget!"

"Kalo jalan pake mata jangan pake dengkul!"

"Iya maaf ya!"

Setelah kembali berjalan, Danar menarik baju Varo karena ia seperti mengetahui bahwa itu adalah Varo, anak kelahiran jawa tengah yang dijodohkan oleh Ayana.

"Lo Varo?"

"Iya, siapa ya?"

"Kurang ngajar lo!"  Kesal Danar sambil memukul pipi Varo.

Disitulah terjadinya pertengkaran antara Varo dan Danar, tak sengaja Ayana yang sedang berjalan keluar untuk mencari udara segar, melihat Varo yang sedang dihajar oleh Danar. Tak tega melihat calon suaminya, Ayana segera menghampiri Varo.

"Varo!yaampun kenapa bisa gini"

'Sial, ketahuan ni gue!'  Lirih Danar dalam hati

"Danar?kenapa kamu mukul Varo!dia salah apa si!"

Tanpa penjelasan apapun, Danar berlari begitu cepat meninggalkan tempat kejadian.

"Danar!anak nggak tau diri!"

"Udah Na aku nggakpapa"

"Kamu sampe merah gini loh, kita izin pulang ya aku ikut kamu buat ngobatin lukanya"

This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang