Ayana izin untuk tidak masuk sekolah selama tiga hari, dikarenakan kondisi kesehatannya yang sedang tidak baik. Siang itu bunda menghantarkan Ayana untuk datang kembali ke psikolog.
"Jadi bagaimana dengan kondisi mental anak saya dok?"
"Kondisinya semakin memburuk, tolong jaga anak ibu dengan baik, selalu tenangkan, dan berikan hal hal yang baik, dan jangan membentaknya karena ia tidak bisa dibentak sedikitpun. Ia bisa saja merasakan marah, kecewa, sedih, secara tiba tiba."
"Baik dok saya akan berusaha!"
"Ini saya berikan obat penenang, gunakan obat ini ketika perasaan kamu campur aduk."
"Terimakasih, tapi, apakah saya bisa sembuh?" Tanya Ayana.
Ayana sangat takut jika ia tidak bisa sembuh dari penyakit mentalnya, ia masih memiliki cita cita dan harapannya yang sangat tinggi.
"Insyallah, kamu akan sembuh jika kamu rutin kontrol, dan tidak lepas sholat"
*****
"Bun, Ayana bisa sembuh nggak?"
Gadis berumur lima belas tahun itu masih terus menanyakan tentang ia akan sembuh atau tidak. Bunda akan terus menjawab sebisanya sambil menyetir mobil.
"Atas izin Allah, kamu pasti akan sembuh sayang"
Setibanya dirumah, Ayana langsung dihantarkan kekamarnya dan beristirahat. Bunda menemani Ayana istirahat dikamarnya, mengelus-ngelus kepala Ayana dengan sangat lembut. Ayah Ayana menyusul bunda kekamar Ayana untuk menanyakan keadaan putrinya
"Jadi gimana sayang?"
"Gapapa, dia butuh istirahat"
Ayah duduk didekat Ayana yang sedang tertidur di kasurnya
"Ayana yang kuat ya, ayah percaya Ayana kuat!" Ucap Ayah.
Ayana tertidur pulas dikasurnya, bunda masih setia menemani putrinya bersama suaminya. Urusan rumah, bibi Siti yang mengurusinya.
Pukul tiga sore, Ayana masih tertidur nyenyak, bunda kembali kekamar nya untuk membersihkan badan.
"Bundaa!" Panggil Gavin
"Hih ya Allah kamu sukanya bikin kaget, ada apa?"
"Itu si bocil sakit?"
"Iya, kamu temenin sana gih!"
Gavin pun ikut masuk kedalam kamar Ayana
"Loh bocilku sakit?"
Gavin dan ayah menjaga Ayana sampai setelah maghrib, Ayana terbangun saat jam tujuh malam
"Eh bocil udah bangunn!"
"Bang ambilin minum, bunda sama ayah mana?"
"Lagi masak, bentar gue ambil minum"
Ayana merasa tubuhnya sudah lumayan enteng, tidak terlalu berat seperti siang tadi. Gavin sedang mengambil air minum untuk Ayana, lalu membantu menuntun Ayana untuk turun keruang makan untuk makan malam bersama.
Seteleh selesai makan, Ayana kembali kekamarnya, ia mendapatkan pesan saat membuka handphonenya
08***
Assalamualaikum wr.WbWaalaikumsalam, siapa ya?
Ayana.Varo Na, kamu lagi sakit ya?
Varo.Oh, ya cuman nggak enak badan aja.
Ayana.Besok aku jenguk kamu boleh?
Varo.Nggak ngerepotin Kamu ro?
Enggak, besok juga ibuk aku minta ikut
Varo.Okedeh kalau mau otw chat aku dulu ya
Ayana.Oke, udah dulu.
Varo."Siapa tuchh"
"Astagfirullah bunda bikin kaget wae!"
"Hehe, lagi chatan sama siapa?"
"Varo bun, katanya besok dia mau kesini sama mamahnya"
"Oh mau jenguk?"
"Ya katanya sih gitu"
"Yasudah kamu tidur dulu, istirahat ya"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Ayana.
Teen FictionTentang Ayana yang awalnya mengharapkan sekolah barunya akan membawa kebahagiaan namun ternyata memiliki banyak luka daripada sekolah lamanya. Belum lagi tentang masalah percintaannya dan penyakit mentalnya yang semakin memburuk. Membuat Ayana ingin...