4. Danar vs Arya?

5 1 0
                                    

Hari itu, Ayana pulang sekolah lebih awal dikarenakan dalam waktu dua hari para guru akan ada rapat. Ayana sedang bermalas malasan diatas kasurnya, tetiba abangnya yang dari luar berteriak memanggil Ayana, membuat Ayana merasa terganggu. Entah ada apa abangnya memanggil Ayana dengan begitu keras, tak banyak cincong ia lebih memilih bergegas menghampiri Gavin yang sedang berada di ruang tamu.

"Ada apasih berisik banget!" Tegas Ayana
"Nih!Danar nyariin lo!"
"Danar?.."
"gue tinggal dulu ya Nar!"

Ayana duduk di sofa berwarna putih tepat disamping Danar. Wajah Danar seperti menunjukkan rasa marah dengan Ayana.

"Lo kenal Arya dari siapa?" Tanya Danar

Ayana teringat dengan kejadian tadi pagi seorang laki laki yang tak sengaja menabrak nya lalu mengajak berkenalan yang ternyata itu adalah Arya.

"Jawab!"
"Bisa ngga gausah bentak!kenapa emang gue kenal dia?"
"Ikut gue!" Ucap Danar sambil menarik tangan Ayana kehalaman belakang

"Lo itu ngga boleh kenal Arya!" Ucap Danar
"Lah itukan hak gue!kenapa lo ngelarang?"

"Pokoknya lo gaboleh kenal dia, ngerti nggak sih!" Bentak Danar

Ayana adalah seorang perempuan yang sangat sangat tidak bisa dibentak, bila dibentak sedikit saja sudah membuat air mata nya jatuh ke pipi. Ayana ingin membentak nya balik tapi itu semua terhalang oleh air mata yang hendak keluar, Ayana selalu menangis ketika sedang merasakan marah kepada seseorang. Berbeda dengan Danar, Danar adalah laki laki yang tegas, selalu melampiaskan amarah nya kepada siapa pun itu kecuali orang tua, bentakan Danar hanya bisa luluh saat ada didepan kedua orang tuanya, Danar tidak mau melukai hati kedua orang tuanya.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Ayana, ia langsung meninggalkan Danar sendirian dihalaman belakang. Ayana Berlari menuju kamar tidur nya sambil menahan air mata yang akan keluar, Danar menyadari satu hal bahwa dirinya telah menyakiti hati Ayana, seketika Danar merasa takut karena ia tahu siapapun yang menyakiti Ayana adik kesayangan Gavin tak segan segan ia menghabiskan orang yang telah menyakiti Ayana.

Na, maafin gue..
Danar.

Pesan Danar yang dikirim melalui Whatsapp hanya dibaca oleh Ayana. Danar sangat sangat merasa bersalah namun ia tak berani masuk kedalam rumah Ayana untuk meminta maaf ia memutuskan bergegas pulang kerumah dan pergi dari rumah Ayana sebelum Gavin mengetahuinya.

Sementara Ayana, ia masih terus menangis didalam kamarnya, pintunya tertutup rapat dan dikunci olehnya. Dada nya sesak. Ibunda Ayana hendak keluar kamar untuk mengambil cemilan dari dalam kulkas, saat melewati kamar Ayana terdengar sedikit suara tangisan yang berasal dari dalam kamar Ayana, bunda mengetuk pintu kamar Ayana, Ayana langsung mengelap air matanya dan membuka pintu kamarnya.

"Iya bund Ayana disini, ada apa" Ucap Ayana sambil membuka pintu

"Nyemil bareng bunda yuk!kita nonton tv dibawah!"

Ayana tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ayana dan bunda duduk bersama di sofa putih tepatnya diruang keluarga, mereka mengobrol bersama, dan tak lupa untuk menenangkan putri kesayangannya bunda memberi sedikit obrolan lucu (lawakan) agar putrinya itu tertawa. Akhirnya Ayana tersenyum kembali berkat bundanya

"Ayana jangan sedih ya sayang Ayana akan bahagia terus sama bunda" Ucap bunda

"Bunda ko tau kalo Ayana lagi sedih?"

"Iya dong kan bunda orangnya peka!"

"Bisa aja bunda, Ayana sama bunda pasti selalu bahagia!"

Bunda mengelus ngelus kepala Ayana dan menyenderkan kepala Ayana di pundak bunda, perlahan lahan Ayana tertidur di pundak bunda, bunda memindahkan posisi Ayana dengan menidurkan nya di sofa (posisi tidur).


pukul 4 sore Ayana terbangun dari tidurnya, bunda masih berada di ruang keluarga menemani putrinya tidur sampai ia terbangun.

"Sudah bangun nak bontot" Ucap bunda

"Bunda dari tadi disini?"

"Iya, kamu mandi sana bunda juga mau mandi"

"Iya bun Ayana kekamar dulu ya!"

Malam itu pukul delapan, Ayana sedang asyik membaca buku novelnya yang belum sempat ia selesaikan. Tiba tiba dering handphone Ayana berbunyi, sebuah pesan terkirim dari seseorang tak dikenal.

Ayana, gue Arya di sv ya
Arya.

Dan ternyata pesan itu dari Arya namun Ayana tak langsung membalasnya ia kembali membaca buku novelnya. Tapi, dering handphone Ayana kembali berbunyi juga, terpaksa ia harus membalas chat Arya.

Ya
Ayana.

Kapan kapan jalan bareng mau?
Arya

Gatau, gue sibuk
Ayana

Hanya sesingkat itu obrolan mereka berdua. Tak lama setelah membalas chat Arya, Ayana kembali mendapatkan panggilan telefon dari Danar sebenarnya ia malas untuk menjawab nya tapi demi ketenangan ia harus menjawab panggilan itu.

"Ayana maafin gue." Ucap Danar

"Iya, tapi kenapasih lo ngelarang gue untuk kenal Arya?"

"Gue cinta lo Na!gue ngga mau lo kenapa napa"

"Kan gue bisa jaga diri gue sendiri!"

"Terserah lo deh Na nanti juga pasti lo tau sendiri"

"Gajelas, udah jangan ganggu gue lagi sibuk!"

Ayana mematikan telefon mereka lalu melanjutkan membaca novelnya. Waktu terus berjalan sampai akhirnya sudah pukul sepuluh, Ayana terasa kantuk yang sangat berat ia bergegas mematikan lampu kamarnya, menaruh novelnya, dan naik ke atas kasur lalu memejamkan matanya dengan posisi badan miring ke kanan.

------

This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang