34. Kembali terjatuh

5 0 0
                                    

Semenjak kejadian itu, rasanya berat sekali untuk melanjutkan hidup. Ia tak menyangka, ponakannya sendiri yang berbuat hal buruk kepada Ayana.

Ayana mengurung dirinya dikamar, sendirian, sepi, tanpa ditemani siapapun.

"Ayana, makan dulu, nanti sakit loh"  Ucap Varo dari luar kamar

Tidak ada satu jawaban dari Ayana, ia hanya duduk melamun. Rasa lemah itu kembali menghampiri, rasa ingin menyerah juga menghampiri.

Ayana selalu bertanya dalam hatinya, kenapa disaat-saat aku bahagia, tiba-tiba kesedihan itu muncul kembali?

Apa aku memang tidak layak untuk bahagia?

Air mata itu kembali menetes.

Varo yang berada diluar kamar masih berusaha untuk membujuk Ayana.

"Ayana, ada aku disini, kamu jangan takut. Ayo kita makan bareng!"

Ayana masih tidak menjawabnya.

"Ayana, tolong buka kunci kamarnya"

Tetap saja, hal itu tidak cukup membuat Ayana tenang.

Bagaimana tidak, jelas, Varo merasa sangat khawatir. Ia takut gagal menjaga istrinya.

Bu, bisa tolong kesini?
Varo.

Ada apa memangnya?
ibu mertua.

Ayana
Varo.

Astagfirullah, dia kenapa?
ibu mertua.

Nanti Varo ceritakan disini ya bu
Varo.

Iya, ibu otw sekarang
ibu mertua.

Satu-satunya jalan yang memungkinkan untuk membujuk Ayana adalah, mendatangkan kedua orang tuanya. Sejak kecil, hanya orang tua nya dan almarhum kakek nenek yang selalu mengerti tentang isi hati Ayana.

*****

"Ayana, istigfar sayang, ini bunda" 

Bunda terus memanggil Ayana dari luar pintu dengan pipi yang dibasahi air mata.

"Apa kita dobrak aja bu?"  ucap ibu Varo

"Dobrak aja nggapapa, masalah pintu belakangan" balas Varo.

Brak!

Pintu itu didobrak oleh bapak Varo yang kemudian dibantu oleh ayah Ayana.

Ayana ditemukan sudah tergeletak di lantai dengan bekas luka di tangan kirinya.

"Astagfirullah"

Ayana segera dibawa kerumah sakit untuk memastikan kondisi Ayana. Kini, Ayana tengah berbaring di ranjang kasur rumah sakit.

Suasana semakin menyedihkan. Tangisan air mata tidak ingin berhenti, terus mengalir seperti air terjun.

"Ayana butuh istirahat bu, pak."

"Baik dok"

"Saya tinggal dulu, ya"

"Nak Varo, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ayana?"  Pertanyaan itu terus diulang-ulang oleh anggota keluarga Ayana dan Varo.

This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang