1. Danar

23 3 1
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Bu jenia mengahiri pelajaran. Ayana kembali pulang ke rumah bersama abang gojek yang setia menghantar kemana mana

"Assalamualaikum!" Ucapnya sambil membuka pintu rumah
"Waalaikumsalam, udah pulang cil?"

Gavin (abang Ayana) yang selalu memanggil Ayana dengan sebutan bocil membuat Ayana ingin menjambak rambutnya atau kalau boleh juga ia ingin membuat Gavin menjadi botak.

"Gue udah gede bang!bukan bocil lagi"
"Masaa?"
"Gausah mancing emosi bisa nggak?"
"Ngga bisaa wlee"

Ayana pergi meninggalkan abangnya sendirian di depan pintu rumah.

"Yee gitu doang ngambek"

Dering handphone Ayana yang berisik membuatnya kesal belum lagi tentang hal sepele tadi dengan abangnya yang membuatnya ingin menjambak rambutnya. Ayana sudah mengabaikan 15 panggilan telfon yang entah dari siapa. Tapi, karena kesal Ayana terpaksa harus mengangkat panggilan telfon yang ternyata itu adalah sepupu perempuan Ayana.

"Na, lo harus tau!" Ucap Gita (Sepupu Ayana)
"Tau apa git?"
"Danar..."
"Danar kenapa?"

Sayangnya panggilan mereka terputus.

"Yaampun!" Ucap Ayana kesal

Ayana kembali meletakkan handphone nya diatas kasur lalu merebahkan tubuhnya kembali kekasur. Tak lama Gita kembali menelfon Ayana. Kali ini Ayana langsung mengangkat panggilan telfon tersebut karena rasa keponya dengan yang diucapkan tadi oleh Gita.

"Ko bisa mati sih Git!"
"Ya maaf disini lagi hujan"
"Hm! mau ngomong apa tadi?"
"Danar suka lo!"

mendengar ucapan Gita membuat Ayana terkaget kaget. Karena Danar adalah ponakan Ayana sendiri bagaimana bisa seorang keponakannya sendiri memiliki rasa cinta dengan Ayana?

"Gue tahu lo pasti mau ngeprank"
"Dih, engga Na. dia beneran suka"
"Tau darimana lo?"
"Danar cerita sendiri lah ke gue"
"Yaudah gue matiin dulu"

Berakhir sampai situ lah percakapan antara Ayana dan Gita. Ayana dikelilingi pertanyaan - pertanyaan tentang Danar ingin sekali rasanya ia bertemu langsung dengan Danar membicarkan soal rasa suka Danar kepada Ayana. Namun, Ayana harus mengirim chat whatsapp kepada Danar terlebih dahulu.

Danar, lo sibuk ngga?
Ayana.

Enggak Na kenapa emangnya?
Danar.

Besok sore main Yuk! jam 4
Ayana.

Tumben nih, ayuk aja!
Danar.

Oke! besok ketemuan di warung bude Anggi ya
Ayana.

Itu dimana Na? aku nggak tahu
Danar

Di depan Sd aku yang dulu tahu kan?
Ayana

Oh iya! yang ada banner nya itu ya?
Danar

Iya besok disitu ya!
Ayana

Siap bos!
Danar

Hari minggu sore itu Ayana mengambil kunci motor untuk On The Way menuju warung jajan bude Anggi tempat langganan Ayana ketika Sd dulu yang buka dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Gavin melihat Ayana yang sangat rapi menggunakan kerudung berbahan kaos berwana hitam, kemeja hitam, serta jeans hitam, serba hitam.

"Item-item mau ngelayat lo cil?"

'Cil lagi!' Lirih Ayana

"Gue mau ke warung bude Anggi"
"Mau beli jajan ya!gue titip!"
"Nggak gue mau main sama Danar!"

"Main apa pacaran cil gue bilangin bunda loh"
"Sini duit lo Ah!kebanyakan omong"

Gavin memberi uang 20k untuk titip jajan kepada Ayana dan segera berpamitan kepada bunda dan ayahnya.
Ditengah perjalanan handphone Ayana yang berada didalam tas selempang bermotif Sapi itu berdering berkali kali namun Ayana tidak mendengarnya karena yang ia dengar saat itu hanyalah jalanan yang sedang berisik dengan suara klakson mobil dan motor.

Sesampainya di warung bude Anggi. Ternyata Danar sudah sampai duluan sebelum Ayana datang. Ayana menghampiri Danar lalu mereka duduk di kursi panjang.

"Lo kenapa nggak angkat telfon gue?" Tanya Danar
"Hah emang Lo telfon?"
"Coba buka whatsapp"

Ayana membuka tas selempang bermotif Sapi lalu mengambil handphone nya. Ternyata benar sudah ada 30 panggilan yang tidak terjawab. Tanpa disadari ternyata disaat Ayana membuka handphone nya Danar terlihat begitu serius nya menatap Ayana yang sedang menunduk kebawah sambil mengecek handphone nya, Danar tersenyum senyum sendiri sampai akhirnya Ayana menyadari hal itu

"Heh lo kenapa liat gue begitu amat!"
"Eh nggak. Bener kan gue telfon lo"
"Iya. Tapi kena lo natap gue?ada yang salah?baju gue?"
"Enggak, Cantik kok!"

Saat Danar memuji Ayana, ia sudah merasakan perilaku yang aneh dari Danar biasanya Danar selalu mengatakan bahwa Ayana itu jelek tapi baru kali ini ia mengatakan cantik dihadapan Ayana.

"pesen makanan yuk!" Ajak Ayana
"Boleh!"

"Budeee aku Ayanaa,aku mau mendoan satu ada?"
"Loh Ayana!yaampun udah gede aja enengnya bude ini!" Ucap bude Anggi sambil memeluk Ayana.

"Hehe. Sudah dong budhe!"
"Ada sayang, pakai saos sambal kesukaan nggak?" Tanya bude
Anggi

"Pakai dong bude" Jawab Ayana
"Bude, saya mau mie pedas ada?" Tanya Danar

"Ada mas, ini (sambil menunjukkan mie pedas) "
"Yang Spicy Hot satu ya Bude!"
"Nggih mas!"

Ayana berdiri dari kursi panjang lalu masuk kedalam warung bude Anggi. Itu hal yang biasa karena dari Sd setiap Ayana membeli makanan di tempat bude Anggi pasti ia selalu memasuki warung kecil itu untuk melihat proses masak bude Anggi ia berharap suatu saat nanti ia bisa menirukan cara masak bude Anggi.

"Neng! itu siapa?pacar eneng ya?" Tanya Bude lirih
"Bukan bude, dia ponakan aku sengaja aku ajak main kesini"
"Ooh namanya siapa neng?"
"Muhammad Danar Arsyad. Dia sekarang kelas satu Smk beda satu tahun sama aku bude"

Danar yang mendengar Ayana menyebutkan nama panjangnya membuat Danar melayang layang seperti balon udara. Cukup menyebutkan nama panjang saja sudah cukup bisa membuat Danar salah tingkah. Pesanan Ayana dan Danar sudah selesai dibuat dan Ayana lah yang membantukan bude Anggi membawakan makanan Ayana dan Danar ke kursi panjang yang mereka duduki.

This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang