Ayana terbangun pukul dua malam. Ia sengaja memasang alarm di handphone nya.
Ia bangun dari ranjang kasurnya, dan segera mengambil air wudhu. Lalu, ia mengambil rukuh dan melakukan sholat tahajud di musholla kecil dalam rumahnya.
Setelah selesai sholat, ia duduk dan berdzikir. Saat akan selesai dzikir, hati kecil Ayana rasanya ingin sekali menangis dipelukan Allah.
"Ya allah, bolehkah aku bercerita banyak?"
Lalu Ayana bercerita sambil menangis. Ia tahu, Allah sedang melihatnya dan mendengarkan ceritanya.
Bunda yang terbangun akan melakukan sholat tahajud juga, tersenyum melihat putrinya kembali seperti dulu. Karena, semenjak pembully an itu, Ayana seringkali meninggalkan sunah nya.
'Alhamdulilah' Lirih Bunda dalam hati.
Seteleh menceritakan segala keluh kesahnya, lagi-lagi Ayana tertidur, kini bukan lagi meja belajarnya, tapi di sajadahnya, dengan masih menggunakan rukuh.
"Terus berjuang ya nduk, lambat atau cepat pasti yang menjadi milikmu akan kembali padamu, nenek dan kakek akan selalu menjagamu"
Ayana pun terbangun, ia kembali memimpikan kakek dan neneknya. Adzan shubuh pun berkumandang
"Sudah bangun ya, wudhu lagi sana udah adzan tuh" Ucap bunda
"Iya"
Ayana pun mengambil air wudhu dan sholat berjama'ah dengan ayah, Gavin, dan bunda.
Selesai sholat, mereka membaca al qur'an bersama. Bersyukur sekali Ayana memiliki keluarga harmonis, dan membawa nya ke pintu kesuksesan. Tak lupa juga untuk selalu mengingatkannya untuk sholat.
"Bunda, Ayah, Ayana boleh cerita sebentar?"
"Boleh dong"
Lalu Ayana menceritakan tentang mimpinya bertemu dengan almarhum kakek dan nenek.
"Kalau gitu Ayana sudah senang kan bisa ketemu kakek nenek lagi?itu berarti Ayana boleh kok merasa rindu sama mereka, tapi Ayana tidak boleh terlalu larut dalam kerinduan hingga akhirnya bikin Ayana sedih"
"Iya bunda"
"Yasudah kamu mandi ya habis itu sarapan!"
"Siap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Ayana.
Teen FictionTentang Ayana yang awalnya mengharapkan sekolah barunya akan membawa kebahagiaan namun ternyata memiliki banyak luka daripada sekolah lamanya. Belum lagi tentang masalah percintaannya dan penyakit mentalnya yang semakin memburuk. Membuat Ayana ingin...