Ayana terbangun dengan mata yang masih belum siap untuk terbuka. Ayana membersihkan badan lalu dirias.
Setelah beberapa jam, kini Ayana sudah siap menggunakan gaun simple untuk pernikahannya. Dengan wajah cantik, dan senyuman manisnya.
"Masyallah" Ucap Varo"Ada apa?"
"Nggapapa, yuk berangkat!"
Mereka pun berangkat ke pelaminan. Masa yang sangat dinanti-nanti ibu Varo kini sudah terjadi. Ia sangat bersyukur masih diberikan umur dan melihat proses pernikahan putranya, begitupun dengan bunda.
Simple, tapi terlihat mewah.
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan."
"Bagaimana para saksi?sah?"
"Sahh!"
"Alhamdulilah"
Perempuan mana sih yang menolak Alvaro?Selain memenuhi keinginan ibunya, ia juga memenuhi keinginan istrinya. Yaitu melaksanakan akad nikah menggunakan bahasa arab.
"Selamat sayangku!" ucap Bunda
"Aaaa makasii bundaaa padahal aku masih pengin jadi anak bontottt"
"Loh kamu emang resmu jadi anak bontott"
"iii tapikann"
"Kamu masih bisa manja sama bunda tapi kamu juga harus dewasa ya"
"Oke"
Gadis bontot itu kini sudah memiliki kehidupan sendirinya. Ia sudah memiliku keluarga sendiri, setelah melewati segala ujian yang tuhan berikan.
Dari segala susah payah itu ia belajar, bahwa tidak hanya uang yang membutuhkan kerja untuk mendapatkannya, tapi kebahagiaan juga membutuhkan susah payah untuk mendapatkannya.
"Habis ini kita istirahat ya" Ucap Varo
"Yaiyalah masa mau balapan dulu"
"Kita pulang kerumah"
"Rumah siapa aku atau kamu?"
"Rumah kita, Ayana"
"Loh kita belum punya rumah deh perasaan"
"Aku sengaja ngga ngasih tau kekamu"
"Kenapa?"
"Ada deh"
Setelah acara selesai, Ayana pun berpelukan, bersalam, dan berpamitan kepada keluarganya, begitupun dengan Varo.
"Ayana pamit ya bunda, bunda baik baik dirumah"
"Iya sayang, semoga kamu bahagia ya disana, jangan takut, sudah ada Varo"
"Iya"
"Ro, jagain bocil ini ya, dia bandel, rewel banget"
"Tenang bang"
"Dih abang!gue udah gede bukan bocil lagi!"
"Mang eaaaakkk"
*****
Sesampainya dirumah, Ayana terkejut melihat rumah yang selama ini dibangun oleh Varo dalam waktu empat bulan."Ini beneran rumah kita?"
"Iya, mau rumah siapa lagi"
Ayana kembali menangis. Melihat rumah itu, Ayana merasa terharu, ia merasa sudah ditangan lelaki yang tepat.
"Makasih.."
Ayana menangis dalam pelukan Varo.
"Sama sama, udah masuk yuk!"
Akhirnya, Ayana udah punya pawang gaiss!
Nanti akan ada bab baru yang menceritakan kehidupan baru Ayana, tunggu ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Ayana.
Ficção AdolescenteTentang Ayana yang awalnya mengharapkan sekolah barunya akan membawa kebahagiaan namun ternyata memiliki banyak luka daripada sekolah lamanya. Belum lagi tentang masalah percintaannya dan penyakit mentalnya yang semakin memburuk. Membuat Ayana ingin...