4 bulan kemudian...
Pagi itu, Varo dibuat khawatir dengan keadaan Ayana yang mual berkali-kali. bunda dan ibuk Varo menemani Ayana dirumah, sementara Varo terpaksa harus tetap berangkat kerja.
"Huekk huekkk"
Ayana terus mual dikamar mandi, perutnya rasanya seperti habis ditonjok warga sekampung. Lalu, ia dibaringkan dikasur. Bunda terus mengoles minyak kayu putih keperut Ayana.
Sementara ibuk Varo, ia dengan sangat serius membaca surat-surat al qur'an sembari memegang erat tangan Ayana.
Merdu suaranya, persis seperti Varo ketika sedang mengaji. Tajwidnya selalu diperhatikan, begitupula dengan panjang pendeknya.
"Nak, apa kamu nggak mau tes pack aja?" tanya bunda
Ayana seketika tercengang mendengarnya.
"Tapi kan aku nggak hamil bun, paling ini cuman lagi pusing aja"
"Kalo cuman pusing terus kenapa bisa sampai mual terus gini"
"Udah coba aja dulu, nanti bunda belikan taspack nya" sambung bunda
Ayana semakin terbingung-bingung, apa benar ia sedang mengandung anak pertamanya?
*****
Sore pun tiba, janji bunda sudah ditepati, ia membelikan Ayana tespack untuk mengetahui yang sebenarnya.
Ayana pun dengan segera masuk kekamar mandi dan melakukan tes.
beberapa menit kemudian...
Ayana keluar dari kamar mandi, bunda dan ibuk sudah menanti-nanti jawaban dari semua ini.
"Gimana, apa hasilnya?" tanya ibuk Varo
Ayana sempat terdiam, ia sendiri belum begitu percaya dengan hasilnya.
"Garis..."
Seperti disinetron, Ayana berkata dengan sangat pelan (slowmo)
"Garis delapan?"
"Mana ada garis delapan buk, enten enten wae sampean"
Sempat-sempatnya ibuk Varo melawak 😅
"Garis dua."
DEG!
Akhirnya yang dinanti-nanti selama ini sudah terkabul.
"Alhamdulilah"
"YESSS BUNDA PUNYA CUCU"
"Buk kita jadi nenek dong, yeeesss!!!"
Betapa gembira nya hati bunda dengan ibu mertua. Do'a - do'a mereka kini sudah terjawab. Anak bontot bunda kini sudah memiliki momongan, akan menjadi seorang ibu hebat bagi anak-anaknya.
Bukan hanya bunda dan ibu mertua yang senang, Ayana kini ikut berbahagia. Rasanya pecah, campur aduk.
"Dijaga ya cantik, disayang sayang, di elus elus" ucap bunda
Hal bahagia ini harus diketahui oleh Varo!dia tidak boleh melewatkan momen bahagia ini.
Sore hari pukul 17.00, Varo telah pulang dari kantornya, Waah ini sih rasa capeknya Varo ngga akan terasa, ya.
"Assalamualaikum"
Ketika Varo membuka pintu, Ayana sudah siap memberikan sebuah informasi kebahagiaan kepada sang suami tercinta, Ayana sudah siap berdiri didepan hadapan Varo.
'"Aku hamil, kak"
"Hah"
Varo terdiam sejenak, dan menatap Ayana dengan serius.
"Nih" Ucap Ayana dengan menunjukkan tes pack untuk memperjelas lebih jelas lagi.
Kini tak lagi terdiam sejenak, ataupun menatap dengan serius, Varo dengan segera memeluk Ayana dengan penuh cinta dan kasih sayang.
"Alhamdulilah, ya Allah terimakasihh!!"
Segala kelelahan yang menghampiri Varo kini telah hilang seluruhnya, kelelahan itu berganti dengan kebahagiaan yang menghampiri Varo.
Sungguh pemberian yang sangat istimewah, dari segala banyak nya hujan badai angin ribut yang telah mereka lewati dengan kesabaran yang mereka punya, kini mereka berhak menerima pemberin dari sang maha esa.
"Semoga anak kita menjadi anak yang berkah, sholeh sholehah, pintar, dan berbakti, sehat sehat terus nakk papa ngga sabar bertemu dengan kamu." Ucap Varo
Lalu Varo mencium perut Ayana yang kini sudah berisi. Air mata mulai jatuh dan membasahi pipi Varo dan Ayana, sungguh betapa bahagianya mereka saat itu.
"Ya Allah, apabila kami memiliki kepahitan di masa lalu, maka jangan buat anak kami merasakan kepahitan yang terjadi di masa lalu kami, lindungilah ia selalu, berikanlah ia kelembutan hati dan kesabaran yang begitu luas, Ya Allah" Ucap Varo kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Ayana.
Teen FictionTentang Ayana yang awalnya mengharapkan sekolah barunya akan membawa kebahagiaan namun ternyata memiliki banyak luka daripada sekolah lamanya. Belum lagi tentang masalah percintaannya dan penyakit mentalnya yang semakin memburuk. Membuat Ayana ingin...