14.Curhat

10 0 0
                                    

Saat itu, pikiran Ayana rasanya sangat berisik dan kacau. Ia ingin menceritan segala kemuakannya kepada seseorang yang mengerti dengannya.

"Fel, nanti sore mau ngga ke Cafe?gue mau cerita sesuatu"

"Boleh tuh!jamber jamber?"

"Sorean, kayaknya setengah empat kali ya!"

"Wah oke siap, nanti kalo ada perubahan waktu chat gue aja yak!"

"Yoi!"

*****

"Yaahh bensinnya abis lagi belum gue isi"

Ayana sudah rapi dengan kemeja hitamnya, kerudung hitamnya, rok hitamnya, sepatu hitamnya, serba hitam deh pokoknya. Ehh motor yang akan menghantarkan ia ke cafe bensinnya malah abis, ia lupa untuk mengisinya.

"Bang!!!"

"Abangg!!!"  Teriak Ayana dari bawah.

"Apasi ya allah berisik banget lo cil"

"Sini turun dulu makannya!"

"Apalagi si!"

"Anterin gue ke cafe home, motor gue bensinnya abis"

"Yailah pake abis segala"

"Yaudah mau apa kaga, kalo nggak mau gue pesen ojeg"

"Nggausah, udah gue aja ntar duit lo abis malahan minta ke gue"

"Oke terimakasi abangku yang jelek!"

"Yaudah tunggu lo disini jangan kemana mana"

"Jangan lama yak, ntar gue diculik"

"Siapa juga kali yang mau nyulik lo"

Setelah Gavin selesai, mereka langsung berangkat ke tempat yang akan Ayana kunjungi. Sesampainya disana, Ayana hanya minta untuk menghantarkannya saja, namun, Gavin tak mau ia ingin menunggu adiknya sampai ia selesai.

"Beneran lo mau nungguin gue bang?"

"Iya, rewel banget si udah sana masuk udah ditungguin noh"

"Tapi kalo gue lama gimana bang, kan gue bisa nebeng si Feli"

"Udah tinggal nurut aja si, ntar gue beliin seblak deh ato ngga mampir kemana dah"

"Oke abang, tapi lo mau nunggu dimana?"

"Dimana aja yang penting nggak deketan sama lo biar lo ngerasa bebas"

'Abangku ada pengertiaannya juga ternyata'  Lirih Ayana dalam hati

"Oke terimakasi abangkuu, sayaaangg Gapinnn!"

"Iyaudah sana masuk cilll!"

Ayana pun masuk kedalam 'Cafe home'  Ya!sesuai namanya, cafe yang dibuat seperti cafe didalam rumah.

"Eh Fel maaf ya gue lama"

"Engga kok Na sans azza, betewe pesen kopi nggak?kan lo suka kopii"

"Jelas dong, pesen aja gih gue juga udah lumayan lama ngga ketemu kopi!

"Mbak!"

Mereka memesan kopi cappucino dan croffle, pesanan mereka sengaja disamakan karena kemauan mereka berdua. Setelah sepuluh menit mereka menunggu, akhirnya pesanan mereka datang. Untuk membuka suasana, mereka meminum kopi cappucino terlebih dahulu, kopi adalah salah satu minuman yang dapat membuat Ayana kembali tenang meskipun begitu ia masih dibatasi dalam meminum kopi, ia juga memiliki penyakit asam lambung.

Rasanya lega setelah hampir satu bulan tidak menikmati kopi, ia sangatlah rindu dengan kopi seperti rasa rindunya kepada kakek dan neneknya.

"Jadi mau cerita apaan nih!"

"Jadi gue lagi bingung banget Fel"

"Bingung kenapa?"

"Gue bingung soal perjodohan gue sama Varo, rasanys tiap hari pikiran gue brisik banget ditambah lagi sama si Danar yang sampe sekarang masih maksa gue buat suka balik sama dia, gue memang udah mulai suka sama Varo tapi gue masih belum tau gimana caranya untuk menemukan jawaban itu"

"Ohh jadi begitu, gini, mending lo perbaiki dulu sholat lo nanti perlahan lahan pasti lo nemu jawabannya!tetap semangat ya inget kata gue, gue memang nggak selalu ada buat lo tapi selagi gue masih hidup pasti gue akan temenin lo terus!"

"Makasi ya Fel, lo selalu bisa ngertiin gue"

"Iya!

"Eh tau nggak?gue punya satu cita cita yang pengen banget gue wujudtin"

"Apaan tuchh?"

Ayana mengalihkan matanya ke atas cafe.

"Hah?"

"Gue pengen punya cafe yang baguss dan bisa bikin orang orang nyaman, nanti gue pengin sekolah barista dulu biar gue bisa mendalami racikan kopi, tapi nanti gue nggak kerja jadi barista nantinya gue mau bikin cafe, dan mungkin juga ada cabang di beberapa daerah, nah kalo gue sudah paham dengan perkopian nanti gue bisa bantu bebarapa karyawan yang butuh bantuan"

Ayana memiliki cita-cita membuat cafe sejak umur tujuh tahun. Dulu, ayahnya selalu mengajarkan sedikit tentang perkopian, matematika, dan konsep cafe yang akan menarik minat masyarakat. Ayah, bunda, Gavin, kakek, nenek, selalu menyemangatkan Ayana untuk meraih cita citanya itu. Ayana selalu belajar dan terus belajar, tak lupa dengan do'a yang selalu menguatkannya.

"Keren tuh, hebat juga ya ide lo!gue do'a in semoga cita cita itu bisa terwujud!"

"Aamiin!nanti kalo udah kewujud lo dateng ya ke acara launcing cafe gue!"

"Iya!insyallah!"

Mereka pun menyatap croffle yang manis. Mereka berbincang-bincang random, dan ketawa ketiwi. Tak lupa, memotret kebersamaan mereka untuk kenangan. Sudah pukul lima sore, waktunya mereka berdua pamit.

"Hati hati dijalan ya Na!"

"Ziyaahh, ati ati juga ya lo!"

Gavin masih tetap menunggu Ayana dengan setia meskipun sendirian tidak ditemani oleh siapapun.

"Bang, udah, pulang yok!"

"Gajadi nih seblaknya?"

"Oh iyaa, tapi gue habis minum kopii gimanaa dong"

"Yaudah gapapa ganti makanan lain, lo maunya apa?"

"Lagi nggak pengin apa apa sih sebenarnya"

"Yakin?yaudah kita mampir ke mall sebentar abang mau beli parfum sama bunda nitip nugget"

"Oke!"


This is Ayana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang