Jam sudah menunjukan angka 12:15
Hujan sudah reda, sehingga Rose sudah tak mendengar lagi gemuruh rintik dari hujan malam ini.
Yang dimana kini Rose sudah menyadarkan dirinya dengan posisi Jisoo tengah berada dibawahnya.
Perlahan Rose membangunkan dirinya dari atas tubuh Jisoo yang kemudian Rose sedikit merapikan rambutnya yang sedikit berantakan tanpa menyadari Jisoo yang menatapnya penuh tanya.
Saat Rose sudah merapikan rambutnya ia menyadari Jisoo yang sedari tadi menatapnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Jisoo menggeleng tanpa ada suara di mulutnya.
Membuat Rose segera membenarkan posisi duduknya dan kembali ke kursi kemudinya.
Sama halnya dengan Jisoo yang segera duduk dan membenarkan kursinya.
Rose sedikit melirik ke arah tangan Jisoo.
Satu hal yang Jisoo lupakan, bahwa ia masih memegang card ditanganya tetapi tak ada tanggapan apapun dari Rose.
Rose hanya tersenyum tetapi tatapan Rose mengandung penuh arti yang tentu saja Jisoo mengetahui tatapan itu.
Kali ini tatapan yang Rose berikan membuat Jisoo sedikit merasa takut.
Sesegera mungkin Jisoo memasukan card nama itu ke dalam kantung jaketnya.
"Apa kau ingin menanyakan sesuatu padaku Jisoo'sii? Atau kau mulai meragukanku?" Tanya Rose tanpa mengedipkan matanya sama sekali.
"A,,,anni,, hanya,," sungguh tatapan yang Rose berikan pada Jisoo membuat Jisoo sangat ngeri.
Tetapi cepat cepat Jisoo menangkis pikiran buruknya, ia harus berusaha bersikap biasa saja di depan Rose.
Tentu ia selalu bisa mengendalikan ekspresi wajahnya dengan cepat.
"Hanya,, hanya saja aneh jika kau tidak mengucapkan kata maaf padaku, sedangkan waktu istirahatku aku habiskan untuk menemanimu disini, bukankah ini karnamu Rose? Yaisshhhh"
Sedikit tatapan selidik dari Rose membuat tatapan penuh arti itu hilang dan itu sedikit membuat Jisoo tenang.
"Apa kau yakin hanya itu Jisoo'sii??" Jisoo membuang napasnya kasar.
"Yaaakkk Rose,, sebenarnya kita tidak saling mengenal, kita hanya beberapa kali bertemu secara kebetulan dan,,,"
"Bukankah kau sudah sepakat untuk menjadi teman Jisoo'sii?" Jisoo sedikit memejamkan matanya.
Bagaimana mungkin dia lupa bahwa mereka sudah berteman.
"Baiklah Rose kau benar, tapi ini sudah malam bisakah kita pulang sekarang?" Rose masih dengan tatapan selidiknya dan sedikit melihat ke arah kantung jaket Jisoo dimana kartu card nama itu dimasukan oleh Jisoo.
Namun beberapa saat Rose mengerjapkan matanya dan metatap ke arah depan yang tanpa basa basi lagi Rose menyalakan mobilnya lalu malajukanya.
Sepanjang perjalanan mereka tak melakukan pembicaraan apapun.
Apalagi Jisoo yang tengah digandrungi dengan pikiranya sendiri.
'Bukankah seharusnya dia meminta maaf dengan apa yang baru saja terjadi atau mungkin berterimakasih padaku karna aku menghabiskan waktuku untuk menemaninya,, dan apa dia menyadari sesuatu? Tentang kartu yang ada dikantungku? Apa mobil ini benar benar milik manager Jay? Kenapa setelah melihat aku mengantungi card itu wajahnya jadi berubah, jika benar ini adalah milik Manager Jay dan dia meminjamnya lalu mengapa dngan tatapan yang mengerikan itu? Aahghh siall kenapa saat aku merasa takut, waktu seakan sangat lambat'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Robot
ActionMarco bruschweiler adalah seorang ahli mesin yang mencoba membuat robot manusia untuk menghadiahi istrinya agar robot yang diberi nama Lisa itu bisa menemani istrinya yang sampai saat ini masih tidak dapat mengandung seorang anak. Namun sesuatu hal...