Lisa kini sudah berada di depan halaman rumah Jennie mengantar Jennie sampai tepat di depan pintu rumahnya.
Sedari di perjalanan tadi mereka hanya bekecimpung dipikiranya masing masing hingga sampai saat ini pun mereka masih tidak mengatakan apapun.
Sampai Jennie memasuki pintu rumahnya Lisa hanya tersenyum lirih, karna biasanya Lisa juga akan masuk mengikuti Jennie dan tinggal bersama Jennie di dalam rumah itu.
Tapi sekarang Lisa harus mulai belajar untuk tidak tinggal bersama Jennie walaupun didalam benak Lisa menolak itu.
Jennie lantas membalas senyuman lirih Lisa.
"A,,apakah kau tidak ikut masuk Lisa?" Lisa menggeleng lemah masih dengan senyuman lirihnya.
"Ada baiknya jika aku tidak tinggal bersamamu Jennie'si!! mungkin aku akan belajar untuk nanti saat Limario kembali, krna saat itu juga mungkin aku tidak akan tinggal bersamamu juga kan?" Jennie lalu mengangguk
"Ya kau benar, tapi bahkan Limario belum kembali,, kau mungkin masih bisa tinggal bersamaku dan Jisoo unnie"
"Tidak Jennie, lagipula kau sudah menyewakan apartemen untuku dan kau tau,, Jisoo juga tidak menyukai keberadaanku disini" Lisa lantas memundurkan langkahnya sampai ia berbalik.
"Lisa tunggu!!" Jennie berlari menghampiri Lisa lalu Jennie memberikan kunci mobilnya pada Lisa.
"Kau mungkin harus pulang dengan ini" Lisa sedikit mendecih saat menerima kunci itu, lalu Lisa mengembalikan kunci mobil Jennie.
"Ini tidak perlu!! kau sudah tau siapa aku, aku akan baik baik saja tanpa ini,, bahkan aku lebih cepat dari mobilmu Jennie'si!! ahh dan yah untuk malam ini aku,, aku meminta maaf, seharusnya aku tidak melakukan itu!!"
Jennie hanya menunduk mendengar penuturan Lisa itu, Lisa lantas menatap Jennie dari wajah Jennie hingga tatapan itu berjalan sampai ke leher Jennie yang dipenuhi dengan tanda merah, tatapan itu kemudian menelusuri hingga ke tangan Jennie yang terlihat lebam biru.
Menyadari luka lebam pada Jennie, Lisa segera mengalihkan tatapan itu ke halaman rumah Jennie.
"Masuklah Jennie'si,, aku akan segera pergi"
"Baiklah aku akan masuk dan aku senang melihat kau dapat tersenyum sekarang Lisa" Jennie lalu kembali menuju pintu rumahnya dan perlahan menutup pintu rumahnya membuat senyuman dari Lisa pudar begitu saja saat Lisa sudah tidak lagi dapat melihat Jennie.
Setelah itu Lisa kembali berjalan keluar dari halaman rumah Jennie, lantas Lisa menundukan wajahnya saat ia mengingat luka lebam di tangan Jennie akibat genggaman kerasnya.
"Aku adalah robot bodoh yang menyakiti pemiliku sendiri, Limario cepatlah kembali, mungkin aku bukanlah orang yang tepat untuk menjaga Jennie,! cepatlah kembali Limario, Jennie sangat membutuhkanmu dan aku tida ingin menyakitinya lagi"
Dengan memegang dadanya yang kembali terasa sakit Lisa lalu menatap keatas langit.
'Jika manusia memiliki tuhan untuk meminta lantas robot sepertiku harus meminta pada siapa? jika robot sepertiku bisa meminta pada tuhan maka aku hanya ingin meminta untuk menjadi manusia, aku juga ingin seperti Limario yang memiliki keluarga, mendapatkan kasih sayang dan cinta dan juga Jennie! Tuhan jika kau mendengar robot sepertiku dapatkah aku mendapatkan apa yang layaknya manusia dapatkan,, pantaskah robot sepertiku mendapatkanya?"
Ditempat lain secara bersamaan Jennie juga sedang memegang dadanya meringkuk dengan berbalutkan selimut putihnya.
Sungguh Jennie masih tidak percaya atas apa yang terjadi malam ini saat ia mengetahui kebenaran bahwa Lisa hanyalah robot yang Limario kirim untuk menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Robot
ActionMarco bruschweiler adalah seorang ahli mesin yang mencoba membuat robot manusia untuk menghadiahi istrinya agar robot yang diberi nama Lisa itu bisa menemani istrinya yang sampai saat ini masih tidak dapat mengandung seorang anak. Namun sesuatu hal...