Jennie kini berada diatas ranjangnya tidak tenang karna mengingat saat Lisa membuka kancing kemejanya di depan seorang wanita asing.
"Siapa wanita sialan itu sampai membuat Lisa berani membuka baju dihadapanya,,?" Jennie berfikir lagi dan mengingat semua kejadian tadi.
"YAKKKKKK LALISA!!! ROBOT BODOH AWAS SAJA JIKA KAU KEMBALI AKU AKAN MEMBUNUHMU! BENAR BENAR MEMBUNUHMU LISA!!! AKU AKAN MEREBUSMU SAMPAI BESI BESI DALAM TUBUHMU MELELEH,, KAU DENGAR AKU LISA?? KAU DENGAR? YAIISSHHH ROBOT SIALAN!"
BUUUGGHHHHH
BUGHHHH
BUGHHHHHHH
Jennie terus memukuli bantal putih yang berada di sampingnya.
"Jennie'sii apa kau sudah tidur?" Jennie membelalak kaget lalu menghentikan aksinya memukul bantal itu.
Yang saat itu pintu kamar Jennie terbuka Jennie cepat cepat menutup matanya yang seakan akan ia sudah tertidur.
Karna saat ini Jennie sangan enggan untuk melihat wajah Lisa.
Itu akan kembali membuat amarah Jennie memuncak.
Lisa berjalan sambil tersenyum kearah Jennie.
"Kau sangat manis saat kau pura pura tertidur seperti itu Jennie'sii" seketika Jennie langsung membuka matanya lebar lebar.
"SIAL!!" Merasa sedikit malu Jennie mengambil bantal putih disampingnya untuk dilemparkan ke arah Lisa.
Bugggghhhhhgg..
Dengan cepat Lisa menangkis bantal itu dan bergerak cepat ke arah Jennie lalu Lisa segera memeluk Jennie erat saat Jennie terduduk setelah melempar bantal itu.
"Syukurlah Kau baik baik saja Jennie'sii, sepanjang perjalanan aku hanya memikirkanmu, aku takut terjadi sesuatu padamu" Beberapa kali Jennie mengerjapkan matanya.
Rasa hangat dari pelukan yang Lisa berikan serta kata kata manis dari Lisa membuat Jennie sedikit tenang dari emosinya.
"Apa yang kau perdulikan Lisa? Bahkan kau saja tidak perduli saat kau akan membuka bajumu dihadapan wanita lain! Dan alasanmu tidak masuk akal Lisa!!"
"Untuk itu maafkan aku jika membuatmu tak suka Jennie'sii, aku tidak akan melakukanya lagi" Jennie lalu dengan paksa melepaskan pelukan Lisa.
Mau tidak mau Lisa melepaskan pelukanya.
Lisa sedikit menunduk dengan wajah yang suram membuat Jennie tidak tega melihatnya.
"Apa robot sepertimu bisa memasang wajah memelas seperti itu? Apa aku harus menghukumu Lisa?"
"Lakukan itu jika itu bisa membuatmu tenang Jennie'sii tapi tolong jangan mengusirku atau membuangku,, aku akan membiarkanmu melakukan apapun untuk menghukumku bahkan jika harus membunuhku, setidaknya kau tidak membiarkanku hidup dengan rasa terbuang dan dijauhkan darimu" mata Jennie semakin sayu saat Lisa mengatakan semua itu.
Dia mengingat suaminya Limario yang selama ini sangat ia cintai tidak pernah mengatakan hal seperti itu.
"Jika aku membunuhmu jangan biarkan kau melawanku Lisa!" Ucap Jennie terdengar melemah dari sebelumnya.
"Itu tidak akan terjadi Jennie'sii, aku akan mengaktifkan mode tanpa pertahanan untukmu Jennie'sii"
Sesaat Lisa memejamkan matanya lalu terlihat cahaya biru berbentuk bintang di bahu Lisa.
Walaupun Lisa masih mengenakan kemeja panjangnya tetapi Jennie masih dapat melihat cahaya biru berbentuk bintang itu menembus kemejanya.
Sampai Lisa kembali membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Robot
ActionMarco bruschweiler adalah seorang ahli mesin yang mencoba membuat robot manusia untuk menghadiahi istrinya agar robot yang diberi nama Lisa itu bisa menemani istrinya yang sampai saat ini masih tidak dapat mengandung seorang anak. Namun sesuatu hal...