BAB 1 (dikejar-kejar bocah)

456 114 68
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Tante Nasya itu cantik makannya Haikal suka."
-Muhammad Haikal

HAPPY READING!

*********

"TANTE SYA, PACARAN YUK!!" teriak lantang salah satu segerombolan bocah-bocah nakal itu yang tengah mengejarku.

Kemudian beberapa temannya pun ikut menyahut berteriak sambil terus berlari mengejar ke arahku. Untuk menambah kecepatan berlari, aku melepaskan kedua sandal yang saat ini sedang kupakai.

"TANTE SYA, JANGAN LARI!"

"TANTE SYA, NIKAH YUK!"

"TANTE SYA, I LOVE YOU"

"TANTE SYA AWAS! ADA KOTORAN SAPI!" Suara teriakan terakhir dari bocah-bocah itu menghentikan langkahku.

Mataku mengerjap ketika merasakan kakiku menginjak sesuatu yang lembek dan mengeluarkan aroma bau, mataku melotot sempurna saat melihat kakiku yang sudah menempel di atas kotoran sapi.

HUAAAA!

EMAK!

ANAKMU NGINJEK KOTORAN SAPI!

Aku bisa sangat merasakan kaki sebelah kiriku menyentuh gumpalan berwarna hijau kehitaman itu, sebab aku tidak memakai alas sandal untuk menjadi pelindungnya.

Ternyata penyesalan itu datang terakhir, andai aja tadi aku berhati-hati melihat jalan atau tidak melepaskan sandal mungkin aku tidak merasakan kesialan ini.

Aku berteriak histeris dengan air mata yang sudah mengembun, aku hendak meraung. Tapi urung saat, segerombolan bocah-bocah nakal itu sudah mengerumuniku.

Aku menatap mereka dengan mata melotot. "Yahhh! 'Kan, sudah Haikal bilang, awas ada kotoran sapi! Tapi Tante Sya, enggak dengerin," celetuk Haikal bocah sepuluh tahun itu padaku, terlihat dari ekspresi nya ia seperti sedang menahan tawa.

Tanganku mengepal kuat, geram sekali rasanya melihat tingkah mereka yang selalu mengejarku, mana dipanggil Tante pula! Masih muda begini dipanggil Tante.

Di kira tante-tante jamet.

Bocah rese!

Aku mendelik ke arah bocah-bocah yang telah mengejarku itu, "Ini semua gara-gara kalian!" marahku pada mereka dengan nafas naik turun menahan kekesalan yang menumpuk di dada.

Semoga saja aku tidak darah tinggi, menghadapi kehidupanku yang di penuhi oleh bocah-bocah menyebalkan.

"Guys! Tante Sya nya, bau kita tinggalin yuk!" teriak Azam salah satu temannya haikal.

"Gass!" seru mereka kompak.

Kemudian segerombolan bocah-bocah itu, pergi berlari sambil tertawa mengejek meninggalkanku sendiri dipinggir jalan dekat dengan pesawahan, yang untungnya tidak terlalu ramai.

Si al!

Lagi-lagi aku menggerutu rasanya ingin menangis kencang, arghh! Kenapa setiap aku pergi keluar rumah pasti diriku, akan bernasib seperti ini jika bertemu dengan segerombolan bocah-bocah tidak jelas itu.

Aku berjalan sambil terus menggerutu dan sesekali mengumpat kecil.

"Astaghfirullah Sya, kamu kenapa?" celetuk seseorang menghampiriku dengan menggunakan sepedanya, membuatku langsung tersentak lalu menelan ludah kasar ketika tersadar.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang