Bab 19 (Kecelakaan?)

70 50 29
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

Aku tidak akan mengatakan: jangan menangis; karena tidak semua air mata itu jahat."
-Nasya adelia

HAPPY READING!!

********

"ENGGAK! JANGAN TINGGALIN TANTE HAIKAL!" Aku berteriak kencang, sambil terlonjak bangun dari mimpi buruk.

"Huh! Huh!" Aku mencoba mengatur napas yang memburu, tanganku mengusap peluh yang bercucuran di pelipisku.

"Astaghfirullah, Ya Allah.... ini cuman mimpi." ucapku sambil mengelus dada.

Wangi obat-obatan menguar di indera penciumanku, aku melirik ke sekeliling ruangan yang bercat putih.

Astaghfirullah, aku ketiduran di sini.

Netraku menangkap sesuatu di arah sofa, di sana ada seorang pria tengah tertidur sambil bersidekap dada. aku menelan ludah kasar, jangan bilang jika pria itu yang menemaniku selama aku, tertidur?

Aku mencoba bangkit dari brankar rumah sakit, setelah itu tanganku meraba-raba saku gamis yang masih kupakai. 'semoga saja handphonenya tidak hilang' batinku berucap.

Dapat!

Setelah mendapatkan apa yang kucari, buru-buru aku melangkah keluar dari ruangan itu, tanpa sepengetahuan Pak David.

Jemariku mulai membuka ponsel milikku, mataku membelalak ketika banyak sekali notifikasi dari nomer Mas Fatih. dengan cekatan jemariku buru-buru menelpon balik nomer itu.

"Kenapa tidak kepikiran dari tadi si?" gerutuku, sambil menempelkan ponsel pada telinga.

"Ayo dong Mas! angkat telepon Nasya," ujarku gelisah.

'Assalamualaikum, Nasya? kamu baik-baik saja kan? tolong beritahu saya, kamu ada di mana sekarang? maafkan saya, saya meninggalkan kamu sendiri di sana, Na----"

"Waalaikumsalam, Mas Fatih? Nasya baik-baik saja, jangan khawatirkan Nasya, bagaimana keadaan Haikal Mas Fatih? dia baik-baik saja kan? Nasya takut, takut Ha-haikal ke-kenapa-napa." potongku, entah kenapa aku kembali merasakan sesak dengan sedikit terisak, aku kembali berbicara pada sambungan telepon itu.

"Mas Fatih, tidak marah 'kan pada Nasya? maafin Nasya," sesalku tertunduk, kemudian menjatuhkan diri di lantai rumah sakit.

'Dengarkan saya Nasya, Haikal baik-baik saja, sekarang beritahu saya kamu ada di mana? jangan buat saya harus kehilanganmu lagi Nasya. Wallahi, saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sendiri Nasya,' suara dari sebrang telepon itu terlihat serius.

'Untuk yang kedua kalinya, saya melakukan kesalahan lagi Nasya,' sambungnya terdengar lirih, dari suara pria itu seperti tengah menangis.

Tiba-tiba saja netraku kembali berembun, "Mas Fatih bisa jemput Nasya, di rumah sakit Medika sekarang?" tanyaku dengan suara parau, tanganku terulur mengusap air mata yang tadi sempat menetes.

'Masya Allah Nasya, itu rumah sakit tempat Haikal di rawat, saya sedang menunggu Haikal di sini, beritahu di mana kamu berada?'

Aku terkejut mendengar ucapannya, jika Mas Fatih ada di sini? bagaimana jika nanti pria itu salah paham dengan adanya Pak David?

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang