⚠️sebelum membaca follow dulu yuk!!⚠️
-TAMAT-
PART LENGKAP!!
⚠️AREA UNTUK SEMUA KALANGAN ⚠️
sinopsis:
Dibalik Nasya yang ceria dan selalu dibuat kesal oleh segerombolan bocah-bocah nakal, yang selalu mengejar-ngejar dirinya.
Tapi dibalik itu semua...
Bismilah semoga suka 💗 Jangan jadi pembaca Goib! Tinggalkan vote atau komentar.
Sudahkah bersholawat hari ini? 'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'
BISMILAH SEMOGA SUKA 💗
"Melihat pemandangan alam yang indah, apalagi kalau lihatnya bareng Tante Nasya, makin cantik dan indah banget pemandangannya" -Muhammad Haikal
HAPPY READING!! *******
"Nasya, kamu seriusan mau pergi ke sawah?" tanya emakku memastikan, sudah berapa kali ia terus menanyakan hal itu padaku.
"Serius dong Mak! Liat udah rapih kek gini, masa enggak jadi!" balasku sedikit kesal.
"Nasya! Kita itu mau ke sawah bukan mau ke pasar. Kenapa kamu segala pakai kacamata, masker, sarung tangan, sepatu boot, pakai jilbab tapi masih pakai topi. Emang enggak ribet?" omelnya menatapku dari atas sampai bawah.
Padahal tidak ada yang salah dari pakaian yang tadi Emak sebutkan, aku seperti itu supaya tidak membuat kulitku hitam saja jika terkena sinar matahari.
Enak banget aku perawatan kulit berbulan-bulan, pake skincare mahal-mahal, Eh! ngitemin nya cuman sehari.
"Ayo Mak, kita ke sawah! Sambil Nasya mau main air di kali." ajakku bersemangat.
"Kamu beneran mau ke sawah? Soalnya ada----"
"Mau-mau ayok!" desakku cepat sambil menarik lengan emak.
"Jangan nyesel ke sawah, ya! Awas kamu!" peringat emak padaku.
"Enggak, selagi Nasya disana happy! Kapan-kapan lagi 'kan Nasya main ke sawah," sanggahku bersemangat sambil jalan beriringan bersama emak.
"Kamu ke sawah sebenarnya mau bantuin Emak, atau mau main doang?"
"Dua-duanya dong Mak!" protesku.
"Ada yang begitu!"
"Ada!! Buktinya, Nasya." sahutku terkekeh.
******
Aku menatap takjub hamparan pesawahan di bawah kaki gunung, dengan menghirup udara pagi yang teramat sejuk, apalagi jika menikmati pemandangan ini dengan secangkir kopi akan terasa lebih nikmat. Bagi siapapun yang memandang pemandangan ini pasti akan terlena dibuatnya, termasuk diriku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Atensiku teralih ketika mendengar suara air beradu dengan suara gelak tawa segerombolan bocah. Netraku menangkap ke arah bocah-bocah yang tengah bermain air mengalir dipinggir kali.
Aku memicingkan kedua mataku, untuk melihat lebih jelas ke arah segerombolan bocah-bocah itu.
Mataku membulat, ketika tahu siapa mereka. pantas saja aku seperti tidak asing lagi melihat mereka meskipun dari kejauhan.