BAB 18 (Haikal meninggal?)

68 45 2
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

" Apapun alasan dan penjelasannya, kehilangan akan selalu terasa menyakitkan."
-Nasya adelia

HAPPY READING!!!!

*****

Malam ini aku akan pergi bersama Mas Fatih dan Haikal, emak menyuruhku mendatangi sebuah taman ditemani oleh mereka berdua, katanya ditempat itu ada sesuatu yang menarik.

aku hanya manut mengikuti perintah emak, membuatku semakin penasaran, sebenarnya ada apa ditaman itu?

"Mas Fatih? Haikal?" panggilku pada mereka.

Mereka berdua Menoleh kearah ku, "Berangkat sekarang sya?" tanya Mas Fatih, lalu aku mengangguk sebagai jawaban.

Kami berangkat menggunakan mobil milik Mas Fatih, diperjalanan yang paling banyak mengoceh adalah Haikal.

"Tante sya? malam ini Tante sya, cantik banget!" puji Haikal.

"Pake MasyaAllah, Haikal!" tegur Mas Fatih menatap kami berdua dari dalam kaca mobil.

Haikal mengangguk, "MasyaAllah, cantik banget bidadarinya Haikal," puji Haikal lagi, ia menampilkan senyum manisnya padaku.

"Terimakasih Haikal," balasku sambil menerbitkan senyum kecil.

"Tante sya? jangan tinggalin Haikal ya," pintanya tiba-tiba, aku menatap bocah itu yang masih setia tersenyum padaku.

Kepalaku hanya mengangguk kemudian menatap lurus ke depan, melihat-lihat jalanan yang sangat ramai malam ini.

Kepalaku hanya mengangguk kemudian menatap lurus ke depan, melihat-lihat jalanan yang sangat ramai malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haikal, sayang sama Tante!" serunya sambil menggenggam tangan kananku.

Aku diam tidak menanggapi apa yang telah diucapkan oleh bocah itu, lagi pun ia selalu berucap seperti itu.

"Kalau Haikal pergi, Tante pasti kesepian ya?"

dahiku mengernyit mendengar penuturannya, seperti ada yang beda dari biasanya dengan tingkah bocah disampingku itu.

"Haikal, jangan bicara yang aneh-aneh!" sahut Mas Fatih yang tengah mengemudi.

"Haikal, memangnya mau pergi ke mana?" tanyaku sambil memandang bocah itu.

Haikal tersenyum kemudian kepalanya menggeleng, "Mas Fatih? apa masih jauh? Haikal pengen makan sate," rengeknya pada Mas Fatih.

"Sebentar lagi kita sampai, Mas belikan kamu sate dulu, tunggu dimobil jangan ke mana-mana!"  perintah Mas Fatih, kemudian pria itu menepikan mobilnya ke pinggir jalan.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang