BAB 16 (Sebenarnya ada apa?)

61 45 5
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Allah memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan pada kita untuk mengajarkan hikmah di dalamnya"
-Muhammad Al-Fatih

HAPPY READING!

*******

Aku pulang dari kantor pukul jam delapan malam di antar pulang oleh pak David, untung saja aku sempat shalat magrib dan isya dimasjid saat diperjalanan pulang tadi.

Kening ku mengkerut ketika melihat pintu depan rumah terbuka lebar, mataku menelisik kearah Beberapa sandal yang berjejer, mata ku memicing melihat salah satu sandal yang sangat familiar bagiku.

Loh? Itukan sandal nya mas Fatih?

Lantas aku berjalan pelan mengendap-endap melihat keadaan dalam rumah, tubuh ku sedikit membungkuk ketika telinga ku dekat kan pada dinding pinggir pintu.

Haish! Seperti maling saja.

"Kalau begitu terserah Fatih saja, emak sama bapak disini hanya memberitahu saja, kalau bisa jangan lama-lama sembunyikan hal ini. Bagaimana pun, suatu saat nanti Nasya pasti bakal mengingat nya." ujar emak pelan tapi sangat jelas di pendengaranku.

sebenarnya mereka menyembunyikan hal apa?

Lagi-lagi kupasang kan telinga saat Mas Fatih kembali berucap, "Fatih belum sanggup, Nasya mengingat kejadian itu, biarkan waktu yang membuatnya mengingat kembali, Fatih cuman takut Nasya belum maafin Fatih," sahut Mas Fatih suara nya terdengar seperti menahan sesak.

Sebenarnya ada apa ini?

Kejadian apa yang kulupakan?

Aku yang penasaran pun mulai menampakkan diri. "Assalamualaikum," salamku menyelonong masuk menghampiri emak.

Aku mendudukkan bokongku di sofa sebelah emak.

"W-walaikumsalam, Nasya?" jawab emak seperti terkejut.

Aku melirik kearah dua pria di depanku, Wajah mereka menegang seperti orang yang tengah tertangkap basah.

"Kenapa?" tanyaku bingung pada bapak dan Mas Fatih.

Bapak hanya diam, apalagi Mas Fatih yang sedang Membuang muka dariku. "Nasya kok baru pulang? Emak khawatir, takut Nasya kenapa-kenapa, terus kenapa enggak bawa handphone?" cecar emak membuatku meringis sesekali mengusap tekukku yang tak gatal.

"Emm, maaf Nasya lupa mau bawa handphone, Nasya tadi sore tuh enggak jadi jalan sama Mas Fatih, soalnya tiba-tiba ada bos Nasya nyariin Nasya katanya. Mau selesaikan masalah kantor, yaudah Nasya ikut sama dia deh," jelasku pada wanita yang tengah mengusap kepalaku pelan.

Emak menyunggingkan senyum simpul, "lain kali ijin dulu ya sama emak? Untung tadi ada Fatih, yang kasih tahu emak, keberadaan kamu." terang nya membuatku mengangguk pelan.

"Kamu ada masalah apa, Sya?" tanya Bapak padaku.

Mata ku melotot mendengar pertanyaan bapak, 'Astagfirullah, aku keceplosan' batinku berucap, aku menelan ludahku kasar kemudian berdehem.

"Hmm, biasa pak! Masalah kantor banyak orang yang iri sama Nasya," kekeh ku tertawa canggung.

"Kenapa tidak bilang sama bapak? Kalau lagi ada masalah? Kamu anggap bapak apa?" lontar bapak membuat hati ku mencelos.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang