Bab 25 (Romantis di pagi hari)

72 30 13
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA

"Teruntuk pemilik senyum manis yang selalu ingin ku pandangi secara lama, terimakasih karna senyum itu masih menjadi alasan kebahagiaan hari ini."
-Nasya Adelia

HAPPY READING!!

******

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, aku tengah menjemur pakaian milikku dihalaman rumah. Saat tengah asik-asik nya menjemur, diriku dikejutkan dengan kedatangan segerombolan bocah yang sangat tiba-tiba.

"Selamat pagi, belahan jiwa yang suka baperan." kekeh Haikal dengan tampang wajah tengilnya.

"Ternyata Tante Sya, rajin ya! Sudah pantas nih," sahut Azam.

"Sudah pantas apa?"

"Jadi ibu rumah tangga," serunya semakin membuatku kesal.

"Awali pagi dengan senyuman, Tante! Enggak bosen apa? Dari awal kita datang, mukanya datar terus," timpal Adam.

"Awali pagi itu dengan sarapan. Jam delapan pagi saja sudah lapar, lah ini. Malah awali pagi dengan senyuman," protesku menyangkal ucapannya.

"Tante Sya? Hari ini, tidak ke mana-mana kan?" imbuh Haikal menatapku.

Aku menaik turunkan alisku, "Kenapa, emang?"

"Pokoknya, jangan ke mana-mana ya? Soalnya, Haikal mimpi buruk yang berkaitan dengan Tante Sya,"

"Cuman mimpi, jangan dibawa serius!" ujarku mendengus.

"Yasudah, terserah Tante Sya, saja!"

Aku memutar bola mata malas, sudah tidak aneh lagi untukku mendengar ocehan mereka yang sangat berbeda dari bocah yang lainnya.

"Tante Sya? Mau di bantuin jemur pakaiannya enggak?"

"Telat!" sungutku kesal.

"Lucu deh, kalau Tante Sya, lagi marah!" goda Haikal sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mataku mendelik tajam ke arahnya, "Zam, Tante. minta tolong! Suruh Haikal berobat sana, perasaan cuman dia yang paling berisik, di antara kalian!" ujarku melirik Azam.

"Kebalik Tan! Harusnya, Azam yang minta tolong sama Tante."

"Minta tolong apa?" tanyaku sambil berkacak pinggang.

"Minta tolong, terima cinta kita semua!" serunya membuatku melotot.

Byur!!

Aku refleks melempar air bekas cucian pakaian kearah segerombolan bocah-bocah itu. Tapi, sepertinya aku salah.

"M-mas F-fatih?" ucapku syok melihat siapa yang sudah terkena lemparan air bekas cucian tadi.

"Allhamdulilahh, enggak kena Haikal!"

"Senangnya hati ini, tidak terkena sial di pagi hari." bangga Iyan menepuk dadanya sendiri.

"Orang baik seperti kita mah, masih ada yang jagain!" ujar Adam menimpali ocehan teman-temannya.

Hatiku sedikit dongkol mendengar perkataan mereka yang sangat menyebalkan.

"Kal! Kita lari sebelum kena amuk, Tante Sya!" teriak salah satu dari mereka kemudian bocah-bocah itu berlarian meninggalkanku tanpa rasa bersalah.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang