BAB 7(sakit demam)

86 54 1
                                    

Bismilah semoga suka 💗

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Dibalik kejahilan mereka, ada kasih sayang yang besar terhadapku."
-Nasya Adelia

HAPPY READING!!

***********      

Ulat berbulu itu, adalah salah satu fhobia terbesarku. Kejadian ulat bulu kemarin, masih membekas dalam ingatanku, sebab peristiwa itu membuatku sakit demam setelahnya.

Emak berkata padaku dirinya masih tidak percaya bahwa diriku ini bisa pingsan, sebab baru pertama kali aku merasakannya. Tetapi ada bagus nya juga kemarin aku pingsan.

Tebak bagusnya apa? Aku di gendong Mas Fatih ke rumah dong! Aku masih tidak percaya saat emak mengatakan, jika Mas Fatih lah, yang menggendongku. membawaku pulang ke rumah.

Sepertinya aku akan mengucapkan kalimat terima kasih pada hewan berbulu itu.

Kalian harus tahu, semenjak aku sakit, hampir satu harian bocah-bocah nakal menemaniku.

Aku melirik ke arah segerombolan bocah itu yang sedang fokus menonton televisi. Posisiku saat ini tengah berbaring di atas kasur sedang, diruang tamu. Ada adikku juga Misya, yang sama tengah menonton televisi juga.

Aku tersenyum ke arah mereka, meskipun mereka menyebalkan. Tapi, entah kenapa aku sudah terbiasa dengan keberadaan mereka yang selalu ada untukku.

Tiba-tiba tenggorokanku terasa kering, "Misya, tolong ambilkan Kakak air?" pintaku menatapnya sayu dengan tubuh yang terasa lemas.

"Tante Sya, haus? Biar Haikal saja yang ambilkan," usul Haikal menyahut.

"Tidak! Azam, saja yang ambilkan!"

"Enggak! Davi, aja yang ambillin!" sahut Davi tidak mau kalah.

Aku menatap jengah bocah-bocah itu, masalah air juga mereka harus berebutan seperti itu, dasar bocah.

"Tante sya, ini minumnya. Maaf ya Tante! Gara-gara mereka Tante jadi nunggu lama," ujar Adam datang menghampiriku di satu tangan kanannya menyodorkan gelas yang berisi air putih.

Aku bangun dari posisi tidur kemudian menyandarkan punggungku pada dinding lalu menerima gelas yang diberikan Adam kepadaku, lantas setelah mengucapkan bismillah aku meminumnya hingga tandas.

"Terima kasih, Dam." ucapku padanya seraya tersenyum hangat, bocah itu mengangguk lalu duduk di sebelahku.

Aku kembali membaringkan tubuhku di kasur lantai, kini tatapanku jatuh pada sebuah buku yang berada disalah satu tangannya, itu seperti sebuah novel aku yang penasaran pun bertanya kepadanya.

Novel?

Buku yang kulihat waktu makan malam bersama itu?

"Kamu baca novel apa, Dam?" tanyaku spontan.

Ia terlihat gugup, "N-novel tentang ibu," jawabnya pelan kemudian ia memperlihatkan buku itu padaku.

Aku menatapnya intens, "kangen ibu, Dam?" imbuhku menatapnya sendu.

Adam mengangguk sambil berkata, "kangen banget!" sahutnya kemudian memeluk buku itu erat.

"Kalian ngobrol berdua terus, kita enggak diajakin!" celetuk Haikal menghampiri kami berdua di ikuti teman-temannya juga.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang