BAB 14 (Kedatangan pak David?)

63 46 1
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Aku mungkin terlihat baik-baik saja, tapi aku sama sekali tak merasa begitu."
-Muhammad al-Fatih

*******

Sore harinya setelah pulang kerja, aku tengah berdiri menatap diriku dipantulan cermin. Aku menatap baju gamis yang sedang kukenakan saat ini, dengan setelan gamis berwarna biru langit dan kerudung berwarna biru juga, terlihat begitu sangat cantik dan sempurna dimata ku.

Dengan wajah sedikit memakai polesan make-up tipis, dengan memakai sedikit parfum.

"Nasya, Ada Fatih! Sudah datang," teriak emak membuatku ketar-ketir.

"Iya, Mak! Sebentar lagi Nasya, ke situ!" Balas ku berteriak mencoba menetralkan detak jantung yang sedari tadi mulai berdebar.

Aku menghirup udara banyak-banyak kemudian menghebuskan nya pelan-pelan, lalu melangkah keluar. Ketika sudah berada di teras rumah.

Aku di buat terkesima dengan penampilan seorang pria yang sangat-sangat Masya Allah di mataku. Terlihat ditangan kanannya Mas Fatih sedang menenteng paper bag coklat.

Pria itu tersenyum melihat ku, "Assalamualaikum, Nasya?" salamnya dengan mengulas senyum tipis.

"W-walaikumsalam, Mas Fatih." jawabku sambil menunduk, haish! Jantung ku kenapa sih? Tidak bisa banget diajak kompromi.

"TANTE SYA!" teriak serempak dari segerombolan bocah itu memanggil nama ku, membuatku tersentak menoleh ke arah merek.

Aku hanya menerbitkan senyum simpul, "Tante Sya! Hari ini MasyaAllah cantik banget! Sudah cocok jadi pacar Haikal!" celetuk Haikal dengan tampang wajah genit menatapku.

"Astaghfirullah, Haikal! Siapa yang ajarin kamu berbicara seperti itu?" tegur Mas Fatih menatap Haikal.

"Ups! Lupa ada Mas Fatih! Hehe," ujar bocah itu terkekeh kecil menatap takut ke arah kakaknya, sesekali ia mengusap tengkuknya yang mungkin saja gatal.

"Nasya, saya mau kasih kamu ini. Sebagai hadiah ulang tahun kamu kemarin, maaf saya telat." sahut Mas Fatih tangan kanannya menyodorkan sebuah paper bag kehadapanku.

Aku menerima paper bag itu, "Enggak apa-apa kok mas Fatih, Terimakasih hadiahnya." tuturku tersenyum.

"Oh, ya! Ini ada hadiah dari kita-kita juga Tante Sya. Maaf ya, kemarin kita sempat cuekkin Tante," ungkap Azam ia menyodorkan kotak kado miliknya padaku.

"Ini dari kami juga, semoga Tante Sya suka hadiahnya!" sahut segerombolan bocah-bocah itu, kemudian menyodorkan kotak-kotak padaku.

"Enggak apa-apa, kok! Terimakasih ya, Tante ijin taruh kotak kado nya di dalam rumah, ya? Mas Fatih duduk dulu, dan kalian juga." timpalku setelah itu mereka menganggukkan kepalanya.

Aku melenggang pergi dari hadapan mereka, menuju kamar milikku.

Saat sudah sampai di dalam kamar, Netraku menangkap sebuah paper bag berwarna coklat, kalau tidak salah itu kado dari Mas Fatih.

Tangan ku dengan cekatan membuka isi dari dalam paper bag berwarna coklat itu, mataku berbinar saat sebuah jam tangan berwarna biru muda ke sukaanku.

"Bagaimana, kalau aku pakai sekarang?" gumamku tanpa pikir panjang aku memakai jam tangan itu pada lengan sebelah kiriku.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang