BAB 23 (Menantu?)

67 45 34
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Mau ending bahagia atau sad ending, bukankah kita harus tetap menerimanya?"
-Author_wdri_07

HAPPY READING!!
*******

Mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang terang masuk kedalam mataku, aku melirik ke sekeliling ruangan yang bernuansa hitam putih ruangan yang sangat terkesan elegan.

"Sudah bangun, Nasya?" sapaan itu mengejutkanku saat tengah memandang takjub ruangan ini.

Aku mengalihkan pandangan kearah suara itu, "Bunda?" ucapku spontan.

"Selamat malam, mari ikut bunda makan malam bersama?"

Aku terdiam memikirkan sesuatu yang sangat menggangu pikiranku saat ini.

Astaghfirullah, jangan bilang jika aku saat ini tengah di rumah Pak David?

Mataku melebar sempurna kemudian melirik ke seluruh tubuhku. hufh, aku bernafas Lega setelah memastikan jika tubuhku masih memakai pakaian yang waktu siang tadi kupakai.

"Ada apa Nasya? kenapa diam saja?" tanya Bunda Putri berjalan menghampiriku di tempat tidur.

"Bu-bunda, Nasya ada di mana sekarang?" tanyaku canggung.

"Kamu lagi di rumah bunda sekarang, Jangan khawatir, sekarang keluar yuk? di sana sudah ada David menunggu kamu," ujarnya tersenyum sambil sebelah tangannya mengelus kepalaku yang tertutup hijab.

Aku mengangguk kemudian bangkit dari atas kasur, aku berjalan berdampingan dengan Bunda Putri disebelah kiri ku.

Aku menelan ludah kasar, rasa gugup dan tidak enak menghampiriku. bagaimana tidak? di meja makan sudah ada dua pria yang tengah duduk sambil mengobrol.

"Ayo, Nasya! duduk di samping bunda ya,"

Aku hanya mengangguk pelan lalu menuruti perintahnya.

Aku duduk dikursi bersampingan dengan Bunda Putri, baru kali ini aku makan bersama dengan keluarga yang tidak terlalu aku kenal.

"Kenalin Pah! Calon mantu kita Nasya,"

Deg!

********

"ENGGAK! Ini salah Pak David! Saya tidak mau menuruti apa kata bunda tadi." sentakku menatap lawan bicaraku tajam.

"Bunda hanya ingin kamu menjadi menantunya, apa salahnya?"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku cepat, "Saya tidak mau! jangan paksa saya!" bentakku.

"Kamu mau buat bunda saya kecewa begitu? Hah?!" teriaknya membuatku terkejut.

Aku berjalan mundur memandang pria di depanku itu dengan pandangan tak suka, setelah itu aku berlari keluar dari ruangan kerja milik Pak David.

"NASYA, MAU KE MANA KAMU?" teriaknya mencoba mengejarku.

Aku berlari tergesa-gesa menuruni tangga, tanpa memperdulikan teriakan lantang dari arah belakang.

"Nasya! hati-hati jangan berlari nanti kamu jatuh," peringat seorang wanita paruh baya  menghentikan langkahku.

Baru saja menginjakkan kaki ku di lantai bawah, wanita yang berpenampilan elegan itu menghampiriku.

Aku menoleh menatapnya dalam, ini salah! Mana mungkin aku menerima tawaran Bunda Putri untuk menjadi menantunya.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang