BAB 11 (POV.FATIH)

82 51 2
                                    

Jangan jadi pembaca Goib.
Jangan lupa vote!

Bismilah semoga suka 💗

"Diam-diam aku mengagumi mu, menikmati setiap jengkal ciptaan Tuhan yang sempurna di mataku."
-Muhammad Al-Fatih

***********

                              (POV. FATIH)

Sebelum shalat isya aku menyempatkan diri untuk menyapu masjid, Aku yang tengah menyapu sambil membaca shalawat dikejutkan dengan tepukan tangan di bahuku, sontak aku menoleh ke arah belakang.

"Assalamualaikum, Nak Fatih?" panggil seorang bapak-bapak mengejutkanku.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, ada apa, ya, Pak?" jawabku sopan.

"Nanti setelah salat isya mampir kerumah bapak sebentar, ya? Hari ini, mengajar ngaji lagi libur 'kan?" ucap bapak-bapak itu, yang kuketahui namanya pak Juna ayahnya Nasya.

"Iya pak, In Syaa Allah! nanti Fatih mampir kerumah bapak dulu," sahutku tersenyum.

"Yasudah, kalau begitu Terimakasih Nak Fatih. Maaf mengganggu waktunya, Assalamualaikum ... " pamitnya kemudian melenggang pergi.

"Waalaikumsalam," Jawabku saat pria paruh baya itu sudah melangkah pergi.

Kemudian aku kembali melanjutkan kegiatanku yang sempat terhenti tadi.

                         ***********

Ketika baru saja sampai dihalaman rumah Pak Juna alias bapaknya Nasya, mataku bisa sangat melihat jelas. Terlihat dari teras rumah itu ada, bapak dan seorang anak gadis yang tengah duduk sambil mengobrol.

Keduanya tampak asik mengobrol, mereka belum mengetahui bahwa ada diriku ,yang tengah berdiri mematung menatap interaksi mereka.

Bibirku menyunggingkan senyum tipis. kemudian aku berjalan melangkah mendekati mereka.

"Nunggu, Mas Fatih lamar aku dong pak!"

Kekehan suara itu, terdengar berasal dari bibir seorang gadis yang sudah tidak asing lagi bagiku sosoknya.

"Kamu nunggu saya, lamar kamu?" celetukku kemudian berjalan ke arah mereka berdua.

Terlihat Nasya gadis itu tengah mematung melihat keberadaanku, kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

'Lucu,' batinku berkata, sambil tersenyum melihat tingkahnya yang sepertinya tengah menahan malu.

"Bapak, Nasya mau tidur dulu!" pamitnya bangkit dari kursi lalu memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa.

Padahal aku baru saja sampai di teras rumahnya, dia sudah pergi saja. Aneh, tapi dia sangat lucu, aku terkekeh geli melihat tingkahnya yang sangat lucu di mataku.

Haish! Istriku sangat manis!

"Ayo, silahkan duduk Nak Fatih," sambut Pak Juna mempersilahkan aku duduk.

Aku hanya menganggukkan kepala, lalu duduk dikursi tempat Nasya duduk tadi.

"Nak Fatih, mau tidak bantu bapak?" pinta Pak Juna menatapku.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang