Kakashi masih menunggu Iruka yang saat ini memberikan jeda pada kalimatnya. Terlihat banyak sekali hal yang ingin ia katakan.
"Ibunya merupakan salah satu kenalan Tsunade sama, beliau sakit keras. Sedangkan ayahnya—." Iruka kembali menghentikan kalimatnya, menahan diri mengeluarkan emosi yang menguap.
"Dia jarang ada di rumah dan tidak pernah mengobati sang ibu. Anak itu yang ditugaskan untuk segala sesuatunya, sampai tidak ada satupun orang dewasa disana yang mengajarkannya cara berbicara," Kakashi masih terdiam berusaha mendengarkan semua penjelasan Iruka dengan seksama.
Ia memahami rasanya jadi Iruka yang terbiasa menyayangi dan mengasihi anak anak lalu menemukan semua ini tentu membuatnya sedih dan marah.
Tapi di dunia yang kejam ini, hal seperti ini memang terdengar gila tapi selalu terjadi dimana mana.
Kalau benar ini kenalan Senju Tsunade, ia bisa membayangkan berapa marahnya nenek tua itu ketika mengetahui semua fakta ini.
"di umur sebesar itu anak itu seharusnya sudah bisa membaca namanya..." Lanjut Iruka menunduk dan tengelam dalam fikirannya.
"Ada beberapa luka di tubuhnya yang saya kira akibat dari berjalan jauh kesini, tapi ternyata karena kekerasan yang terjadi di rumah." Iruka yang tadinya bingung ingin mengatakan ini semua pada Kakashi akhirnya memilih untuk memberikan sebagian pemikirannya pada suaminya.
Kakashi berharap ada di sebelah suaminya saat ini, karena daripada kata kata ia lebih pandai kalau duduk di sebelah Iruka dan hanya terdiam berdua disana.
"Saya, saya hanya tidak habis pikir dengan ini semua. Dia anak yang baik, Kakashi sama. Dia juga pintar karena belajar banyak kata hari ini." Iruka dengan kebiasaan buruknya kembali yaitu mengopek kulit kering di pinggir kukunya.
Iruka memang tidak bisa tinggal diam kalau soal anak anak, inner child Kakashi bahkan merasa aman ketika melihat Iruka.
Akan jauh lebih indah jika Kakashi kecil bertemu dengan Irukanya saat ini, anak itu tidak perlu memikirkan hal sulit dan hanya fokus bermain.
"Iruka, ini bukan salahmu oke? Aku tau kebiasaan mu yang sering menyalahkan diri sendiri tapi ini bukan salahmu."
Iruka menatap nanar entah kemana, Kakashi hanya menunggunya kembali membagikan sebagian pemikirannya.
"Saya hanya merasa menyesal tidak menemukan anak ini sejak dulu," Kakashi mengangguk paham, ia juga akan merasa lebih baik jika semua anak di dunia ini tidak perlu melewati ini semua.
"Saya mulai berpikir sejak kemarin, ibunya menitipkan anak ini sebagai Senju. Tapi ada pembicaraan dengan saya dan Tsunade sama kemarin, beliau memutuskan tidak bisa membawa anak ini masuk karena wali anak ini masih ada diluar sana entah dimana. Juga Tsunade sama sudah memiliki anak lain yang sedang ia rawat dengan serius, dan saya jujur memahami semua keputusanny." Iruka menjelaskan segalanya panjang lebar.
Kakashi mendengarkan dan mulai memahami kemana arah pembicaraan ini.
Anak ini sendirian.
Sama sepertinya dahulu,
Kalau tidak ada Minato, entah bagaimana nasib Kakashi.
Bukan hanya sama sepertinya, tapi mungkin sama seperti Iruka juga. Iruka pasti melihat anak ini seperti ia melihat dirinya sendiri dulu di gua dingin itu.
Anak bernama Tenten itu tidak punya tempat yang bisa ia panggil rumah, dan sekarang ketika berpikir sudah menemukannya, dia akan dibawa pergi lagi.
"Saya tidak ingin dia kembali kesana, Kakashi sama. Tapi saya tidak tau harus apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
|• UNEXPECTED •| Kakairu
FanfictionKakashi merasa belum mengenal suaminya sama sekali. Lagipula pernikahan ini sejak awal sudah diatur, yang perlu ia tahu hanyalah Umino Iruka berubah menjadi Hatake Iruka. Namun semakin bertambahnya waktu, ia mau mengenal seorang Hatake Iruka lebih b...