Gadis mungil bernama tenten itu sepertinya terlihat tertarik dengan sesuatu, Iruka mengikuti arah pandang anak itu dan berakhir pada cincin yang terbenam manis di jari manis tangan kirinya.
Iruka tersenyum dan memperlihatkan tangan kirinya pada anak itu.
Mata anak itu berbinar melihatnya, Iruka juga malu malu saat mengingat siapa yang memasangkan cincin itu ke jemarinya.
"Ini penting untukku, seperti surat itu penting untukmu." Kata Iruka perlahan, menunjuk cincinnya dan dirinya lalu menunjuk surat itu dan tenten.
Iruka berharap terlalu banyak jika menginginkan anak itu memahami kata katanya barusan yang terdengar rumit.
Tetapi reaksi anak itu setelahnya hanya mengangguk angguk, Iruka tau anak itu mungkin tidak sepenuhnya paham. Tapi Iruka senang berpikir bahwa anak itu sedikit memahami kata katanya.
"Wanita cantik disana mengenal Senju Tsunade." Iruka menunjuk kearah belakang dimana Shizune sedang berdiri memperhatikan keduanya dari jauh.
Tenten buru buru menghadap belakang dan mencari wanita yang Iruka maksud. Mungkin begitu karena ia mendengar nama Senju Tsunade keluar dari mulut Iruka.
Shizune hanya mengangguk dan tersenyum kecil pada anak itu.
"Bolehkah ia membaca suratnya sebelum memberikannya pada Senju Tsunade." Iruka memberikan isyarat membaca pada tenten, sehingga anak itu paham bahwa shizune harus membaca suratnya sebelum suratnya sampai pada Tsunade.
Tenten tidak mengerti apa yang berusaha Iruka sampaikan.
"Dia mau membaca suratnya, karena Senju Tsunade mau ia membacanya lebih dulu." Ulang Iruka perlahan, beberapa kali menunjuk surat yang masih anak itu cengkeram erat erat.
Anak yang sepertinya mulai paham langsung menggeleng geleng memeluk suratnya seakan tidak ada seorangpun yang boleh lihat.
Iruka menghela nafas, memahami bahwa surat itu pasti diperuntukkan hanya untuk Senju Tsunade.
Ia menyadari suara langkah kaki yang mendekat kearahnya, menyadari Shizune yang saat ini menghampirinya mungkin mencoba membantunya.
"Iruka san, tolong katakan padanya bahwa suratnya tidak akan diberikan pada Senju Tsunade jika tidak saya baca terlebih dahulu." Shizune ikut duduk di sebelah anak itu dan tiba tiba mengepang rambut tenten.
Tenten tersenyum senang saat Shizune menyentuh rambutnya, juga saat menyadari bahwa Shizune bergerak membetulkan cepolnya
Iruka hanya tersenyum dan kembali mencoba berinteraksi dengan tenten.
"Suratnya harus dibaca wanita cantik, agar Senju Tsunade mau baca." Kata Iruka perlahan mengulang apa yang sebelumnya berusaha ia sampaikan.
Anak itu melirik Shizune yang saat ini hampir selesai membetulkan rambutnya, ia menunduk ragu ragu seakan berusaha menentukan keputusan tersulit dalam hidup.
Tidak terasa dua cepol itu sudah rapih berada di sisi kanan dan kiri kepalanya, Iruka bahkan ikut kagum berapa rapihnya Shizune menata rambut anak ini.
"Cantik sekali." Kata Iruka membuat isyarat dengan kedua tanganny bahwa rambut anak mungil itu bagus, ia tak lupa menunjukkan dua jempolnya.
"Bilang terimakasih." Kata Iruka yang terbiasa mengajarkan anak anak untuk selalu bilang terimakasih dalam waktu apapun.
"Kashi." Kata anak itu singkat, kembali tersenyum lebar pada Shizune.
Iruka hanya tertawa pelan, lalu anak itu kembali ragu ragu akan memberikan suratnya pada shizune atau tidak. Dia cukup lama menatap suratnya sendiri.
Lalu sebuah ide terlewat di benak Iruka.
KAMU SEDANG MEMBACA
|• UNEXPECTED •| Kakairu
FanficKakashi merasa belum mengenal suaminya sama sekali. Lagipula pernikahan ini sejak awal sudah diatur, yang perlu ia tahu hanyalah Umino Iruka berubah menjadi Hatake Iruka. Namun semakin bertambahnya waktu, ia mau mengenal seorang Hatake Iruka lebih b...