.
.
.
.
.
Hal yang di takutkan Vion sejak kemarin sepertinya akan segera terjadi, sore ini Bumi dan Maria tiba-tiba datang ke malang.Kedatangan kedua nya mengejutkan semua orang, terutama Vion yang jelas ketakutan saat mengetahui jika ayah nya datang.
Vion sudah menyadari jika Bumi terus menatap nya tajam, terutama saat tau jika Vier demam karena jatuh ke sungai.
"Vier kenapa bisa sakit nak?" Vier hanya menggeleng saat Maria mengelus kepalanya.
"Vier gak papa bun, yah." Maria dan Bumi jelas tidak akan percaya segampang itu.
"Vier, ayah sama bunda tanya, kenapa kamu bisa sakit gini?" Vier menunduk, dia tidak ingin menjawab dan akan berakhir di marahi nantinya.
"Vier jatuh ke sungai om." Jawaban ringan Dimas jelas membuat yang lain terkejut, terutama San yang langsung menatap ke arah Vion.
"Jatuh ke sungai? Kenapa bisa jatuh sayang?" Maria segera memeriksa tubuh Vier yang sebenarnya tidak apa-apa.
"Kamu ngapain di sungai? Itu kan bahaya Vier." Vier hanya bisa menunduk.
"Maaf yah, bun." Maria menghela nafas dan segera memeluk Vier, sedangkan Bumi sudah menahan amarahnya pada Vion.
"Istirahat sama bunda ya, ayah mau keluar dulu." Vier hanya mengangguk dan memejamkan matanya di pelukan Maria.
"Vion ikut ayah!" Vion memejamkan matanya sejenak sebelum mengikuti langkah sang ayah.
Dimas sendiri memilih tetap di kamar, leboh tepatnya merebahkan dirinya di atas kasur yang dia tiduri. Sedangkan San memutuskan untuk pergi ke halaman belakang, namun ternyata apa yang di lihat disana membuat dia mematung.
"Ngapain om Bumi sama Vion disana?"
.
.
.
.
.
PlakPlak
Plak
Vion memejamkan matanya saat Bumi menampar pipinya sebanyak tiga kali, dia sudah menyangka jika dia akan mengalami itu.
"Kamu tau apa kesalahan mu?!" Vion hanya diam dan itu membuat Bumi terbawa emosi.
"Berbalik!" Vion langsung menurut saat Bumi mengatakan itu.
Ctar
Ctar
Ctar
Ctar
Ctar
Vion sedikit menjauh saat punggung nya semakin terasa perih, namun hal itu justru membuat Bumi marah.
"Siapa yang nyuruh kamu menghindar hah?!" Vion kembali mendekat saat Bumi mengatakan itu.
Buagh
Buagh
Buagh
Buagh
Buagh
Bruk
Vion tidak sanggup lagi menahan bobot tubuhnya, namun hal itu tidak membuat Bumi menghentikan pukulannya.
"Seharusnya kamu bisa menjaga Vier sialan!"
"Kenapa bisa Vier sampai sakit?!"
Buagh
Buagh
Buagh
"Kamu itu memang pembawa sial untuk Vier!" Setelah mengatakan itu Bumi beranjak meninggalkan Vion yang meringkuk di atas tanah.
Bumi bahkan tidak tau jika San melihat semuanya, sahabat putra nya itu bahkan menatap tidak percaya pada Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Fanfiction"Sejak kecil, aku selalu melihat hal yang berbeda. Apa yang ada pada ku atau pada mas itu juga berbeda. Aku ada tapi tidak terlihat, mau seberapa sering dan seberapa parahnya aku terluka, ayah dan bunda tidak akan pernah peduli. Mereka hanya akan pa...