.
.
.
.
.
Jika saja Vion bisa memilih, maka Vion ingin terlahir sebagai Vier. Vion ingin merasakan pelukan sang bunda dan perhatian sang ayah, yang selama ini tidak pernah dia rasakan.Vion hanya mendapat kemarahan mereka, mereka akan menghampiri Vion saat membutuhkan pelampiasan emosi.
Seperti saat ini, Bumi menghubunginya dan memintanya datang ke apartemen sang ayah. Vion awalnya tidak percaya, tapi akhirnya memutuskan untuk datang.
Vion kira jika Bumi akan berubah, tapi ternyata dia salah. Seharusnya Vion memang tidak pernah datang tempat Bumi, seharusnya Vion menuruti ucapan Kian untuk tetap di rumah saat mereka sekolah.
Brak
Brak
Vion hanya diam, tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun saat Bumi menatapnya marah.
"Kamu tau kenapa saya minta kami kesini?" Vion berjengkit kaget Bumi mencengkeram pundaknya.
"Jawab sialan! Jangan diam saja!" Vion akhirnya menggeleng kecil.
"V-Vion salah apa lagi ayah?" Bumi berdecih tidak suka saat mendengar suara lirih Vion, terlebih ada perasaan sesak di hati nya saat mendengar hal itu.
Buagh
Buagh
"Ugh."
"Kamu masih nanya?!" Vion menunduk sambil menyentuh perutnya yang mendapat pukulan dari Bumi.
"ANAK SAYA MASUK RUMAH SAKIT GARA-GARA KAMU SIALAN!"
Deg
Vion menatap Bumi terkejut saat mendengar hal itu, Vier masuk rumah sakit dan dia sama sekali tidak tau apapun. Bahkan teman-teman nya pun tidak ada yang bilang.
Plak
Plak
Plak
Plak
Vion memejamkan matanya saat kepalanya terasa pusing karena tamparan yang diberikan Bumi.
"M-maaf ayah." Bumi semakin meradang saat mendengar ucapan maaf Vion.
"Maaf kamu bilang?!"
Buagh
"Ughh...hhh..hh.." Vion kesulitan bernafas saat Bumi tiba-tiba menendang dadanya.
Sret
"Saya sudah bilang sebelumnya, jangan sampai anak saya terluka atau saya akan menghabisi kamu!" Vion mencoba menetralkan nafasnya saat Bumi menjambak rambutnya.
"K-ke-napa..ha-harus...V-Vi-on?" Bumi tersenyum miring saat mendengar pertanyaan putranya itu.
"Karena kamu saya biarkan hidup hanya untuk menjadi tameng pelindung Vier!" Lagi-lagi bukan hanya fisik yang Bumi sakiti, tapi batin Vion juga.
"Salah Vion apa? Kenapa ayah sama bunda benci sama Vion?" Vion menahan sesak di dadanya saat ini.
"Karena kamu bukan anak saya sialan!"
Deg
Vion langsung terdiam saat Bumi mengatakan itu, sama seperi Maria saat mengusirnya.
"Saya muak melihat kamu!" Vion hanya menatap kosong pada Bumi yang mulai melepas ikat pinggang nya.
Ctar
Ctar
Ctar
"Karena kamu saya harus mengasuh anak yang bukan darah daging saya!"
Ctar
Ctar
Ctar
"Karena kamu juga saya harus kehilangan anak bungsu saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Fanfiction"Sejak kecil, aku selalu melihat hal yang berbeda. Apa yang ada pada ku atau pada mas itu juga berbeda. Aku ada tapi tidak terlihat, mau seberapa sering dan seberapa parahnya aku terluka, ayah dan bunda tidak akan pernah peduli. Mereka hanya akan pa...